Dejavu

673 64 3
                                    

Ingat Aita? Negara berflora, Subur atas segala hal terutama tanaman. Seluruh tanah nya bak sebuah kebun bunga bermekaran.

Aita dulunya sebuah kerajaan, Raja Ratunya sebaik apa yang selalu di bayangkan orang luar. Teringat senyum yang tak pernah luntur dari wajah yang berpadu cantik dengan paras indahnya, Wanita tercantik di Aita, Katanya. Namun hilang kabar sejak para Beta mengancam akan membakar seluruh perkebunan dan taman di negara mereka sendiri jika para Alpha tak pergi dari sana.

Namun kecantikan bak bunga kembali mekar. Lahir seorang Omega manis keturunan kerajaan. Istana yang di asingkan masih menjadi tempat tinggal yang hangat untuk Jisso sang anak tunggal. Parasnya yang bak kembaran mendiang neneknya kadang membuat ayah tuanya teriris hatinya. Namun bersyukur karena Jisso tumbuh menjadi seorang pangeran luar biasa.

Raison D'être menjadi tempat favorit Jisso di Kerajaannya, atau ekhem, Negara yang dulunya merupakan kerajaanya.

Sama seperti Oryn kita, Mingyu, Jisso lahir di lingkungan kerajaan. Tersembunyi, Jauh dari orang luar. Berbeda dengan Istana Bathic yang tetap terpampang karena di cap sebagai warisan sejarah, Istana Aita jauh sekali dari pusat kegiatan manapun di sana.

Makanya, Si manis 25 tahun itu menganggap bahwa Raison D'être merupakan tempat paling luar biasa. Wajar saja, Jisso dulu hanya di kelilingi alpha dan omega. Ia bahkan di ajari untuk berpura pura sebagai beta jika dewasa. Namun kunjungannya 17 tahun lalu ke Raison D'être menjadi pengalaman paling menakjubkan yang pernah ia rasakan.

Beta beta disana tak seperti yang lainnya. Surga dunia adalah Aita, Cantiknya, Indahnya ada disana. Namun manusia yang cocok mendiami surga sesungguhnya hanya para warga Raison D'être saja, Jisso yakin begitu katanya. Tak heran, Ada saja yang iri dengan mereka semua.

Kepulangannya dari bathic beberapa hari yang lalu tak menjadi alasan si manis tak pergi ke tempat kesukaannya itu. Justru, Karena itu lah ia harus berkunjung.

Jisso biasanya pergi dengan diantar pihak dari istana, atau taksi yang mengantarnya dari stasiun atau bandara langsung ke raison deetre. Namun tadi putra fleur itu datang dengan mobilnya sendiri. Mobil itu tak ia bawa ke desa. Ia sudah membayangkan reaksi Nayeon soal Mobil yang ia beli dari uangnya sendiri, Jisoo tak mau meladeninya!

Makanya mobil yang sebenarnya sudah ia beli lama itu di parkir cukup jauh dari desa. Jisoo berjalan sambil menikmati matahari terbenam. Sesekali si manis melihat sekitar yang tak pernah bosan ia pandang.

Raison Detre bak desa terlarang. Namun cantik luar dalam. Sebelum rumah rumah penduduk terpajang, Jalan menuju ke sana di kelilingi taman dan kebun kebun yang sudah tak perlu di tanya lagi keindahannya.

Jisso berlari terbirit birit begitu ia melihat Nayeon yang sedang menggantung lentera di luar pagar. Pelukan di dapat Wanita yang senyumnya di ingat semua warga disana. Jisso tertawa melihat wajah sebal sang sahabat.

"Kau akhirnya datang, aku ingin tanya banyak hal!" Seru Nayeon masih kesal.

"Huh? Kau bicara seolah aku punya tuntutan yang harus di penuhi."

Warga sekitar juga melakukan hal yang sama dengan Beta cantik kita. Ingat sekali semua orang disana saat bingung mencari benda untuk menerangi malam mereka. Namun syukur saja Lentera yang awalnya tak berguna kini menjadi hal utama setiap malam.

Jisoo menyapa salah satu warga disana. Pak gendut yang memuji Jisso cantik setiap hari. Walau sudah di sanggah beberapakali pun, bapak gendut pemilik tempat jahit itu tak bosan memuji Pangeran Aita.

Jisoo kini sedang berbincang dengan seorang bocah 5 tahun yang datang dengan sebuah lilin di cangkir. Katanya, Supaya malam Jisoo tidak menakutkan. Omega dengan senyum menawan itu hanya terkekeh gemas.

Alphas - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang