No Signal - 17

852 124 7
                                    

Even a leaf has a reason to fall

.

.

.



"Kau tak pergi ke Orison?"

"Aku tak suka pesta."

Mingyu mengangguk. Ia berteriak menyuruh Seungjae sang keponakan untuk tak berlari di lorong istana Wonwoo. Lalu menghadap kembali pada raja berkacamata yang menyambutnya tadi.

"Aku akan kekampus sebentar, Titip Seungjae. Aku heran kenapa dia tak jetlag padahal baru turun dari pesawat barusan."

Wonwoo mengangguk. Mingyu berlalu.

Mari melihat keadaan negara Xanchior tercinta. Tempat 4 tahun Mingyu tinggal dan hidup sebagai mahasiswa.

Mingyu berjalan cukup jauh dari istana yang letaknya terbatas oleh hutan kecil dengan kota. Setelah turun dari bis yang membawanya selama 15 menit, Mingyu kembali berjalan menuju kampusnya. Kota kota di Xanchior terlalu indah untuk di sia siakan, jadi Mingyu memang lebih suka berjalan.

"Mingyu!"

"Paman Shindong!"

Pria bertubuh lebih besar tanpa ragu memeluk pangeran Oryn yang hanya tertawa canggung, "Sudah lama tak melihatmu!"

"Ah, Aku pergi ke Solaris untuk menyelesaikan tugas akhirku. Kau merindukan ku?"

"Aku kira kau mati di luar sana, kau tau?"

"Mati apanya. Aku tak mudah mati, Aku Alpha yang kuat kau tahu sekali itu kan?"

Shindong tertawa besar. Bersyukur tawanya tak menarik perhatian. Pria yang sehari harinya berjualan dan membuat sepatu itu mengangguk setuju, lalu merangkul kembali Mingyu.

"Cepatlah! Lakukan apa yang ingin sekali kau lakukan!"

"Apa? Aku sudah menyelesaikan kuliahku! Yang sangat ingin kulakukan hanya lulus."

"Wah wah! Kau pelindung Beta! Ingat?"

"Ah, itu," Mingyu mengangguk, menatap sepatu kulitnya yang sedang ia hentak hentakan dengan lembut, lalu tersenyum, "Para Beta hidup dengan nyaman sekarang. Kurasa yang harus lebih di lindungi, Justru para Omega."

"Kau sudah menemukan omega mu?"

"H-huh? Tidak!"

"Sayang sekali."

Shindong merogoh apron coklatnya, sejumlah uang ia simpan diatas telapak tangan Pangeran Solasta, "Berikan pada orang yang menurutmu membutuhkan ini," Sodor Shindong.

2 lembar uang pecahan sedang dan sebuah batu dengan bentuk tak beraturan.

"Aih, ini sedikit sekali."

"Sialan!"

Tawa kini menggelegar. Shindong memang terbiasa berbagi pada orang dengan Mingyu Oryn sebagai perantara.

Namun apa kali ini? Sebuah batu meteor?

"Dan apa ini meteorite?"

"Ya."

"Kenapa kau berikan ini padaku?"

"Entahlah. Seseorang dari luar negeri datang dan membayar jasa ku dengan uang dan batu itu."

"Lalu kenapa kau—"

"Kau tau, Dia agak mencurigakan. Aku takut terjadi sesuatu jika aku menyimpannya jadi ku berikan itu padamu."

Sungguh, Demi Dewa apapun di alam semesta Mingyu ingin sekali meledakan bom nuklir di toko sepatu Shindong sekarang ini.

Setelah beberapa kecekcokan antara 2 manusia jumbo itu, Mingyu lalu melanjutkan langkahnya. Tentunya dengan menyaku Batu dan uang dari Shindong yang ia terima. Entahlah mengapa tetap ia bawa.

Alphas - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang