Scene - 21

926 121 4
                                    


"Magic."



.
.
.
.


Jeonghan menarik lengan Mingyu pelan, "Kau akan baik baik saja?" Tanya nya khawatir

"Ayolah, Kau siapa? Ibuku?"

"Dia Suamiku, Mate ku, Kakak Ipar mu," Seungcheol menyeru, "Dia mengkhawatirkan mu." Ucapnya di ambang pintu mobil.

Alpha dengan kaos putihnya berdiri tak jauh dari sana mengangkat bahu acuh, "Tak perlu khawatir, Kudengar pihak kerajaan sedang berkeliling dan memeriksa sumber kerusakan. Akan ku hubungi kalian saat ponsel bisa bekerja. Sebelumnya aku akan menyuruh Soonyoung pulang."

"Pastikan Seungjae baik baik saja."

"Raja Wonwoo bersamanya."

Seungcheol mengangguk, "Pastikan dirimu juga baik baik saja," Masuk ke mobilnya bersama sang mate. Berniat ke bandara. kembali kemana mereka seharusnya berada, Solasta.

Orang orang sudah pergi dari Orison sejak kemarin, Khawatir akan kekacauan yang lain terjadi. Bahkan para pengawal kerajaan Solasta di perintah untuk kembali ke kerajaan lebih awal untuk memeriksa keadaan di negara negara awasan mereka yang ternyata sama ; Listrik dan Jaringan mati bak hilang di telan bumi, Yang di sampaikan langsung oleh Mark yang jauh jauh datang kembali hanya untuk melaporkan keadaan.

Kini Seungcheol berniat kembali ke Solasta padahal Jeonghan sangat ingin menjemput sang putra. Entahlah bagaimana keadaan di Philomath sana, namun Jeonghan tak dapat memeriksa.

Helikopter yang membawa Mingyu dari Philomath masih terparkir di halaman istana yang besar, Sedang di perbaiki karena kemarin menempuh jarak jauh dengan kecepatan maksimal.

Walau tak pernah pergi ke Philomath, Minghao belajar Geografi. Xanchior dan daratan Orison punya jarak yang tak dekat. Makanya saat tahu Mingyu menumpangi Helikopter dari Philomath ke kerajaan ini, Minghao (Bahkan yang lain) kaget bukan main.

Si manis menyaksikan bagaimana mobil Seungcheol melaju keluar istana dari atas balkon kamarnya dan Seungkwan. Di ikuti mobil para pengawal di belakang. Dan Mingyu membungkuk pada Raja dan pangeran Orison yang sedari tadi ikut mengucapkan perpisahan.

Ketiganya berbincang diposisi yang sama. Minghao dengar, Mingyu memang akrab hampir dengan seluruh bangsawan—Alpha— di seluruh dunia. Termasuk Raja dan Pangeran Orison.

Minghao memperhatikan bagaimana ketiganya mulai berjalan. Berbincang banyak hal sepertinya sampai wajah serius Hansol berubah jadi merah seketika, entahlah apa yang di bahas. Namun Wajah merah kini berpindah pada Minghao kala ia sadar Mingyu menatapnya dari bawah tepat di matanya.

Minghao mencoba membuang muka, mengalihkan pandangan, lalu kembali melihat ke bawah beberapa saat kemudian. Mingyu sudah tak lagi menatapnya, ia berbicara pada Hansol disana. Namun lagi lagi Pangeran Oryn malah mencuri pandang ke atas, di mana Minghao berdiri memperhatikannya.

Mingyu mengalihkan perhatiannya, menggeleng sambil berusaha tak terlihat salah tingkah habis menatap di manis diatas, "Menggemaskan," Gumamnya menahan senyum.

"Jadi apa menurutmu Hansol harus jadi raja di usia muda seperti kakak mu dan Raja Javan?" Raja Athene bertanya sambil merangkul sang putra, "Aku ingin melihatnya memimpin Orison sebelum aku meninggal."

"Aku tak mampu memberi saran yang Mulia. Namun jika tak keberatan, aku mau menyampaikan bagaimana perasaan Raja Solasta dan Philomath sekarang—"

"— Tak karuan."

Ketiganya berjalan menuju pintu masuk utama secara perlahan. Mingyu di kiri dan Raja di kanan, Hansol di antara mereka turut mendengarkan.

"Baik Raja Oryn dan Javan, keduanya naik tahta karena Raja sebelumnya Meninggal. Jadi mereka siap tak siap harus mampu walaupun tak mau." Mingyu berhenti tepat di pintu depan. Menatap Hansol, Pangeran Orison, Mingyu melihat Hansol sebagai remaja yang hanya ingin sebuah kebebasan.

Alphas - GyuhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang