"Kak Evelyn!!" Seru Peony yang entah sejak kapan sudah menghilang dari sebelahku.
Peony tersenyum senang dan melemparkan tubuhnya ke arah gadis dengan wajah yang menyerupai Alvito itu.
Hmm?? Kakak? Dan lagi, Evelyn?! Keponakan dari tante Alma itu?! Oh ya ampun, tidak heran bila dia agak mirip dengan Alvito, inilah yang dinamakan dengan kekuatan darah. Memikirkan alasan yang masuk akal itu, aku menganggukkan kepala mendapat informasi baru ini.
"Hahaha, Peony, kamu tidak berubah ya." Senior Evelyn menepuk kepala Peony yang tentu memiliki tinggi lebih rendah darinya.
"Bagaimana kabarnya kak? Karena kita hanya berbeda satu tahun, itu tandanya kakak baru tahun kedua kan?" Tanya Peony pada Senior Evelyn dengan antusias.
"Ya, saat ini aku sudah di tahun kedua." Senior Evelyn mengangguk pelan dan masih tersenyum.
Mengingat tahun kedua, aku tanpa sadar tersenyum kecut karena teringat dengan seseorang. Dia adalah kakak Alvito yang aku ceritakan karena memiliki penyakit berat, ya, Aria Halassa. Padahal jika dia berhasil memasuki Middle Academy, pasti dia dapat berbincang bersama dengan kami sekarang.
Ya, kesimpulan kalian benar. Aria tidak berhasil memasuki Middle Academy, aku dengar dia sakit di pertengahan ujian sehingga tidak dapat menyelesaikan ujian pada saat itu. Aku sungguh lega saat mendengar bahwa itu hanya sakit demam biasa dan bukan karena penyakit beratnya yang datang kembali.
Tentu aku turut sedih karena dia tidak dapat menyelesaikan ujiannya, sepertinya walau sudah sembuh tubuhnya memang masih lemah jika dibandingkan dengan tubuh normal orang lain. Oleh karena itu dia masih mudah jatuh sakit, aku dengar setelah mengalami itu dia akhirnya mulai melatih tubuhnya. Aku hanya bisa berharap bahwa segalanya akan berjalan lancar untuknya.
"Ekhem!" Suara batuk terdengar, pandangan kami langsung teralih pada sorang gadis dengan nuansa hijau. Rambutnya hijau mudanya disanggul ke belakang, pakaiannya yang juga bernuansa hijau membuat kami tanpa sadar akan membayangkan sebuah tumbuhan.
"Bagaimana kalau kalian reuni setelah mereka mendapat menjelaskan tentang asrama dan seputar akademi?" Tanyanya sambil tersenyum dengan mata tertutup.
"A-iya! Maafkan aku!" Peony yang tersadar bahwa ini bukan tempat pribadi langsung melangkah mundur dengan wajah merah, sepertinya dia benar-benar malu.
Aku juga lupa untuk memperingatkannya, yah, mari berharap dia tidak akan menyalahkan kami. Uu.., lucu sekali wajah merahnya itu.
"Haha, ups." Mendengar suara tawa yang jelas dan langsung ditahan, kami langsung melirik ke sumber suara dan mendapati Electre tengah menutup mulutnya sambil melirik ke arah lain.
"Aaa! Jangan menertawakanku!" Peony yang melihat itu langsung meletakkan kedua tangannya di pundak Electre dan menggoyangkannya seolah berusaha menyadarkan.
"A-ah! Iya-iya!" Electre yang digoyangkan pundaknya langsung berhenti tertawa dan merasa agak pusing.
"A-anu! Hentikan itu kalian berdua! Lihat senior!" Charissa yang sejak tadi diam menepuk pundak keduanya sambil melirik takut-takut ke arah senior bernuansa hijau yang mengingatkan kami tadi.
"Ahaha.." Senior Evelyn tertawa kaku dan melirik gadis bernuansa hijau di sampingnya yang memiliki aura agak gelap, sepertinya dia mulai kesal karena kami terus tenggelam dalam dunia kami sendiri sehingga pengarahan untuk kami ini terus diundur sementara senior bernuansa hijau ini mungkin memiliki urusan lain sehingga agak terburu-buru.
"Tenanglah Chlora, kita akan mulai sekarang kok." Senior Evelyn angkat bicara dan berusaha menenangkan gadis itu.
Aku tersenyum kecil dan pandanganku tanpa sadar mengarah pada Devinna yang ternyata sedang melirik-lirik ke arah seorang gadis yang masih duduk tenang di sofa. Begitu melihat gadis itu pun aku langsung tahu mengapa Devinna melakukan itu, gadis itu memiliki rambut berwarna merah muda dengan dua tanduk di kepalanya. Ya, gadis itu berasal dari ras iblis.
![](https://img.wattpad.com/cover/187010522-288-k155496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated 2
Fantasy[Cerita kedua]Tubuhnya sakit. Saat dia sadar, dia tengah berbincang dengan suara yang memanggil dirinya tuhan. Suara itu mengatakan bila dia akan dihidupkan kembali dan suara itu juga akan mengabulkan permintaannya. Dia menolak dihidupkan kembali da...