Chapter 69 : Reuni Tidak Terduga

84 17 1
                                    

Kak Sham tertawa kecil sambil menggerakkan tangannya ke arah ujung mataku yang basah, "Adikku yang mudah menangis sepertinya tidak berubah ya."

"Ap_, aku tidak mudah menangis!!" Seruku sambil menatap kak Sham tidak terima. Kak Sham yang mendengar seruanku justru tertawa semakin keras.

Setelah puas menertawakan hal yang bukan fakta, kak Sham menatapku penasaran dan bertanya, "Kapan kamu mengetahuinya?"

"Eh, ya?"

"Maksudku, kapan kamu mengetahui kalau kamu sebenarnya adik angkatku?"

"Mmm, kalau tidak salah.." Aku mengerutkan dahi dan berusaha mengingat pada malam di mana aku sengaja memasuki kamar ayah ibu untuk membongkar asal-usulku.

"Mmm, kapan ya? Rasanya sudah cukup lama." Aku mengusap dagu dan terus berusaha mengingat.

"Ah!" Aku menjentikkan jari dan menatap kak Sham untuk membalas, "Saat aku berumur 6 tahun!"

"Eh?" Kak Sham melebarkan matanya, melihat kak Sham yang tidak kunjung bergerak selama beberapa detik, sepertinya kak Sham sangat terkejut dengan fakta itu.

"Itu tandanya pada tahun aku memasuki akademi kan?"

"Ya. Kalau tidak salah itu dimulai ketika aku meminta izin ayah dan ibu agar bisa keluar rumah tanpa penjagaan. Oh, kakak mungkin akan lebih ingat dengan malam di mana aku memperkenalkan Alano pada kalian."

Ujung bibir kak Sham berkedut, "Tidak heran ayah dan ibu yang tidak pernah mengizinkanmu keluar tiba-tiba memberi izin. Jadi karena itu, jadi karena itu mereka mengizinkanmu." Kak Sham mengepalkan kedua tangannya seolah tengah menahan sesuatu, aku yang melihat itu mulai merasa tidak enak.

"Maaf ya kak karena tidak mengatakannya, maksudku, kakak kan sibuk dengan persiapan masuk akademi. Kalau seandainya kakak memang tidak tahu asal-usulku, pasti kegiatan kakak akan terganggu dan aku tentu tidak ingin hal itu terjadi."

"Haa." Kak Sham menghela napas panjang membuatku tanpa sadar langsung menutup mulut, agak khawatir bila kak Sham benar-benar marah.

"Tidak apa-apa, aku tidak menyalahkanmu. Hanya saja, aku seharusnya juga menyadari itu. Walaupun melihat interaksi kalian yang agak berbeda saat itu, tidak pernah terpikirkan olehku bila itu karena kamu sudah mengetahui yang sebenarnya." Kak Sham memijat dahinya.

"Yah, itu sudah cukup lama, jadi jangan terlalu dipikirkan kak. Ngomong-ngomong, kapan kakak akan memperkenalkan Senior Amarilis padaku?"

"Ap_, kenapa kamu tiba-tiba membicarakan itu?" Kak Sham menutup mulutnya membuat setengah wajahnya tertutup, aku langsung tertawa senang melihat semu merah di sana.

"Bagaimana kalau kamu_." Ucapan kak Sham tiba-tiba terhenti, dia dengan kaku menengok ke belakang membuatku ikut tersadar bahwa ada orang lain di dekat kami.

"Ah, maaf mengganggu waktu kalian. Tapi Senior Ain mencari Senior Shamus, jadi aku mengajukan diri untuk memanggil." Sosok dalam bayangan terus melangkah membuatku dan kak Sham melihat sosok tersebut perlahan.

"Oh." Aku sempat bertanya-tanya mengapa sosok itu bersedia mengajukan diri di saat Senior Ain dapat datang ke sini secara langsung, tapi melihat sosok tersebut, aku merasa agak lucu.

"Ryuu ya. Terima kasih kalau begitu." Kak Sham berdiri dari duduknya dan melirik benda di tanganku, "Mana, jangan lupa topengnya. Kakak pergi duluan, kamu sebaiknya cepat kembali."

"Ah, iya." Aku teringat bahwa aku masih melepaskan topengku dan berniat untuk mengenakannya begitu teringat bahwa yang mendatangi kami adalah Ryuu. Walau wajahku sudah agak berubah, tapi bila Ryuu memang Yuu, seharusnya dia mengenaliku kan? Terlebih namaku masih sama, tidak mungkin ada kebetulan yang begitu aneh kan?

Reincarnated 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang