Setelah mendaftarkan nama, aku bersama Alano dan Alvito menunggu di ruang upacara pembukaan bersama dengan anak yang lainnya. Walaupun tidak ingin menarik perhatian, itu tidak mungkin karena kami juga tidak mungkin meninggalkan Alvito sendirian.
Aku terbayang akan ujian yang dilakukan di daerah Southland, tempat asal Devinna. Seharusnya ujian di setiap pulau tidak berbeda secara struktur, namun beberapa hal mungkin akan dinaikkan atau diturunkan untuk menyamai kemampuan standar para iblis. Begitu pula dengan ujian di Eastland.
Sebenarnya jika melihat secara keturunan darah, aku dan Alano seharusnya mendaftar di Eastland. Namun sejak lahir, kami selalu berada di bawah naungan ras manusia. Lagi pula, jika pun kami mengatakan ras kami yang sebenarnya, maka kegemparan seperti apa pun aku tidak berani membayangkannya.
Dan juga.. aku tidak berani membayangkan bagaimana hidupku jika aku berada di Eastland, sebab selama ini aku memang selalu hidup sebagai manusia. Ya, manusia.
Saat itu pula suara yang keras namun lembut menyadarkan semua anak yang masih menunggu. Seorang wanita berambut pirang yang memasang senyum lembut di mulutnya berdiri di podium.
"Saya adalah Elora, kepala sekolah dari North Academy ini. Saya ucapkan selamat datang pada kalian semua yang telah berkumpul dan dengan antusias mengikuti ujian ini. Saya di sini__." Kepala sekolah Elora terbatuk, "Karena saya sangat ketat terhadap waktu, saya akan langsung menjelaskan apa yang harus kalian dengar. Sesuai aturan yang diterapkan selama ini, kalian akan melakukan 3 jenis ujian, 1 ujian tulis dan 2 ujian praktek. Diantaranya adalah ujian pengetahuan, ujian sihir, dan ujian fisik. Semua wajib mengikuti ketiga ujian ini, namun bila kalian memiliki kepercayaan diri bahwa kalian unggul dalam salah satu kategori, maka kalian dapat menyerah di kategori lainnya."
Ketika mendengar itu, beberapa anak mulai berbicara membuat suasana agak ramai. Namun kepala sekolah Elora kembali menarik perhatian, "Kalian tidak perlu membuang waktu, sebab kalian akan mengerjakan ujian tulis di tempat ini, kertas yang muncul di depan kalian adalah pertanyaan yang harus kalian jawab. Jika sudah selesai mengerjakan serta menulis nama, kalian dapat menyerahkannya kepada panitia di sudut ruangan dan memasuki lingkaran sihir untuk langsung berteleportasi menuju arena di mana sihir dan fisik kalian akan diuji."
Saat itu lah, setumpuk gulungan yang entah dari mana muncul di atas podium mulai berterbangan dan mendarat di masing-masing tangan anak di ruangan. Ketika gulungan itu terbuka, berbagai jenis tulisan nampak. Ada beberapa anak yang tersenyum penuh harap, ada pula anak yang tersenyum kecut karena tidak bisa memahami beberapa bahasanya, bahkan ada beberapa topik yang tidak pernah mereka baca.
Namun untukku? Ini rasanya cukup menyenangkan. Kenapa? Sebab akhirnya aku dapat menulis ulang semua materi yang pernah aku baca di perpustakaan keluarga. Seperti yang pernah aku jelaskan sebelumnya, semua guru privatku berhenti karena beberapa dari mereka tidak dapat menjawab pertanyaan yang terpendam di benakku ketika membaca semua buku di perpustakaan keluarga. Sebab itu, bahkan sampai sekarang aku tidak memiliki guru selain diriku sendiri, tentunya dalam bidang pengetahuan.
Ketika aku baru akan menulis, aku mendengar suara keras seperti hentakan. Aku mengangkat kepala dan melihat seorang lelaki dengan rambut berwarna biru gelap memberikan gulungan kepada panitia di dekat sihir teleportasi.
Ah, dia cepat sekali. Tunggu, bahkan belum ada yang menulis, apakah dia benar-benar sudah mengerjakannya? Aku mengerutkan dahi dan menatap sekeliling, ingin melihat apakah ada anak lain yang melakukan hal yang sama dengan lelaki itu. Ternyata bukan hanya aku, semua anak juga menatap lelaki itu heran.
"Kau sudah menyelesaikannya?!" Panitia berseru kaget.
"Tidak, aku menyerah."
"Eh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated 2
Fantasía[Cerita kedua]Tubuhnya sakit. Saat dia sadar, dia tengah berbincang dengan suara yang memanggil dirinya tuhan. Suara itu mengatakan bila dia akan dihidupkan kembali dan suara itu juga akan mengabulkan permintaannya. Dia menolak dihidupkan kembali da...