Lagu di atas untuk bagian akhir chapter, jadi nyalakan pada saat itu yah~. Ingin dinyalakan sekarang juga tidak apa-apa sih, itu kebebasan kalian~. Sebab, pengalaman saya saat membaca di hp, bila link tertera di dalam cerita biasanya kalian tidak akan bisa mendengarkan kalau sambil lanjut membaca, jadi saya letakkan link lagunya di bagian awal agar kalian dapat melanjutkan bacaan sambil mendengar lantunan nadanya.
Ngomong-ngomong, yang sering bermain game harusnya tahu lagu ini loh. Iyaah, sekian pembukaan dari saya dan selamat membaca~
"Peringkat dua itu sudah sangat bagus!! Kenapa kamu bilang itu biasa saja?!" Aku menatap Ryuu tidak percaya.
"Hm? Tapi bukankah kamu mendapat peringkat satu?"
"Eh?" Aku mengedipkan mata beberapa kali, entah kenapa aku sulit mengikuti jalan pikir Ryuu.
Apakah aku memang terlalu bodoh karena tidak bisa mengerti atau memang jalan pikir Ryuu yang sulit dimengerti? Oh ya ampun, kepalaku sakit.
"Seingatku saat pemilihan murid middle academy di tahunmu, ada murid yang mendapat nilai pengetahuan hampir sempurna kan? Apakah kamu tidak berhasil mendapat peringkat satu karena dia?"
"Ah, maksudmu Cam? Ya, itu tidak heran jika dia berhasil meraih peringkat satu. Bagaimanapun, dia memiliki sihir personal yang memungkinkannya untuk mengingat segala sesuatu yang sudah pernah dia lihat. Apa itu sebutannya? Foto.. memori? Hm, yah, kalau kamu memang penasaran aku akan menanyakannya lagi pada Cam."
Mendengar penjelasan Ryuu, aku kembali kehilangan kata-kata. Apa maksud Yuu barusan itu, Photographic Memory? Mm, tidak mungkin lah ya. Aku menggeleng pelan. Maksudku, Photographic Memory yang aku tahu adalah sebuah bawaan sejak lahir dan seharusnya bukan termasuk kemampuan yang dapat diaktif dan nonaktifkan layaknya sihir personal.
Tapi tunggu sebentar, jika kemampuan seperti itu memang menjadi sihir personal, bukankah itu hebat? Itu berarti pemiliknya tidak perlu khawatir begitu melihat sesuatu yang tidak ingin dia ingat. Sebab ketika Photographic Memory menjadi sebuah sihir personal, itu tandanya kita dapat memilih kapan dan bagaimana kita ingin menggunakannya, sementara kemampuan seperti itu ketika di duniaku bukanlah sesuatu yang dapat dikendalikan.
Hmm, semakin aku menjauh dari rumah, semakin aku menemukan banyak hal yang tidak terduga. Aku tidak tahu harus merasa bersyukur atau tidak. Aku tersenyum tipis.
"Ngomong-ngomong Yuu, apakah ayahmu adalah seorang pemusik?"
"Ya?" Ryuu yang tidak menduga pertanyaan tiba-tibaku langsung menatapku bingung, "Ayahku?"
"Ya." Aku mengangguk pelan.
"Ya, dia memang seorang pemusik. Apakah kamu menduganya karena mengetahui aku dapat bermain musik?"
"Tidak juga. Aku hanya teringat dengan seorang pemusik yang pernah aku temui, namanya Tuan Rio. Jika aku tidak salah ingat, dia juga memiliki seorang anak lelaki yang bernama Ryuu. Hal yang membuatku terpikirkan adalah begitu aku teringat dengan lagu yang kalian mainkan ternyata adalah lagu yang sama.. eh? Kenapa kamu menatapku begitu?"
"Ahaha, benar-benar sebuah kebetulan yang hebat. Maksudku, ayahku memang bernama Ryo." Ryuu tersenyum canggung.
Aku terdiam, "Oh."
"Dan dia juga seorang pemusik." Ryuu menambahkan.
Benar juga. Sekarang jika dipikirkan baik-baik, nama Yuu yang sebenarnya adalah Ryuu.
"Ahaha.." Aku menatap ke depan dan tertawa canggung.
Ryuu yang melihat itu ikut tertawa, "Aku tidak menyangka kalian akan bertemu. Jadi, di mana kalian bertemu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated 2
Fantasi[Cerita kedua]Tubuhnya sakit. Saat dia sadar, dia tengah berbincang dengan suara yang memanggil dirinya tuhan. Suara itu mengatakan bila dia akan dihidupkan kembali dan suara itu juga akan mengabulkan permintaannya. Dia menolak dihidupkan kembali da...