"Rex, Dre, kalian setuju dengan penilaianku kan?" Silvano membalik badannya dan menatap kedua pria berambut perak dan coklat itu bergantian.
"Secara teori ujian fisik tidak, namun aku tidak bisa menyangkal kalau dia memang lolos dari standar umum." Rex angkat bicara.
"Yah, aku juga tidak menyangka gadis kecil sepertinya memiliki fisik yang sangat cepat dan lincah, dia bahkan dapat menghindari serangan dan bahkan bergerak bebas saat kau mengeluarkan aura membunuhmu." Dre angkat bicara.
Tepatnya kapan ujian fisik dilaksanakan? Kenapa aku tidak memiliki ingatan seperti itu? Aku memiringkan kepala dan menatap Silvano, meminta penjelasan.
"Haa, apakah kau tidak ingat? Sejak tadi aku sudah mengejarmu, menyerangmu, dan bahkan di awal juga mengeluarkan niat membunuh. Apakah kau tidak menyadarinya juga?" Silvano menjelaskan.
"Ah, baiklah." Aku mengangguk mengerti.
Ini semua berkat Alano! Jika dia tidak melatih kecepatan dan kelincahanku, maka aku mungkin tidak bisa lolos dengan mudah begini. Ah! Alano, terima kasih banyak! Aku pastikan nanti akan memberimu hadiah! Batinku hampir menangis bahagia, sebab aku sendiri telah bersiap menerima kegagalan dalam ujian fisik.
"Baiklah, kalau begitu kita lanjutkan ke ujian sihir. Walau seharusnya secara struktur ujian sihir dahulu sebelum ujian fisik." Kata Dre melirik Silvano.
"Jadi namamu adalah Aura Mana?" Rex melipat kedua tangannya dan meletakkan dagunya di sana.
"Sihir jenis apa yang kau kuasai? Jika aku melihat tindakanmu barusan dan karena kau mengenal Silvano, itu tandanya kau memiliki pengalaman bertarung kan?"
"Itu.. benar." Aku menjawab kaku.
Silvano yang melihatku diam-diam menutup mulutnya, bahunya bergetar dan aku hanya bisa mendelik tajam ketika sadar bahwa dia sedang menertawakan aku.
"Jadi aku ulang, jenis sihir apa yang kau kuasai?" Tanya Rex masih memperhatikanku dengan serius, seolah dia berusaha membaca diriku dari setiap tindakan yang aku buat.
"Aku memiliki sihir personal, yaitu sihir [Recovery]."
[Recovery*Pemulihan]
"Hmm, sihir itu memang sangat langka. Apakah kau memutuskan untuk menjadi penyembuh dan pendukung dalam pertarungan? Lalu bagaimana kau akan bertahan jika ada yang menyerangmu? Tidak mungkin kau dapat menggunakan sihir personal itu untuk menyerang lawan kan?"
"Tidak, aku.."
"Mana memiliki senjata legendaris, senjata itu memiliki jiwa. Apakah dia masih harus mengkhawatirkan serangan lawan?" Tiba-tiba Silvano angkat bicara.
"A..pa? Senjata legendaris yang memiliki jiwa?" Rex terdiam lama, matanya agak menunduk seolah berusaha memikirkan sesuatu.
"Di mana kau mendapatkannya? Apakah itu adalah keturunan atau kau menemukannya?"
"Itu.. ya, aku menemukannya dan ini juga keturunan dari papaku."
"Begitu. Jika boleh tahu, siapa nama ayahmu?"
"Itu.." Aku mengalihkan pandangan, sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Rex.
"Rex, itu adalah urusan pribadi. Kita di sini hanya untuk menguji apakah dia memiliki standar atau di atas standar kan?" Silvano memperingatkan.
Rex menghela napas, "Baiklah. Maafkan aku karena telah bertanya tentang hal yang tidak seharusnya aku tanyakan. Jadi, apa yang membuatmu yakin kalau kau akan di terima di Middle Academy selain karena sihir personalmu? Aku tahu semua orang dengan sihir personal akan diterima di Middle Academy, tapi tidakkah kau berpikir untuk mencari kelebihanmu yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated 2
Fantasy[Cerita kedua]Tubuhnya sakit. Saat dia sadar, dia tengah berbincang dengan suara yang memanggil dirinya tuhan. Suara itu mengatakan bila dia akan dihidupkan kembali dan suara itu juga akan mengabulkan permintaannya. Dia menolak dihidupkan kembali da...