Iyahh, halo semua~. Bagaimana kabar kalian? Sebenarnya saya ingin update minggu lalu, tapi saya kelupaan, ehehe, maafkan.
Baiklah, sebagai penggantinya.. saya punya sedikit hadiah. Bagi pembaca pertama mungkin sudah pernah melihat gambar Mana (walau sekarang sudah saya hapus, ehe). Dan... tada~
Bagaimana menurut kalian? Ah, gambar di atas bukan milik saya dan saya menggunakannya hanya untuk membantu kalian mendapat gambaran akan sosok Mana yang saya bayangkan selama ini.
Mana kurang lebih seperti di atas, rambutnya yang seharusnya bercampur antara hitam dan putih di gambar lebih dominan ke putih, tapi tidak apa lah ya. Setidaknya karakteristik lain seperti warna mata sudah sesuai dengan yang saya bayangkan sejak awal. Ahem, baiklah. Sekian pembukaan dari saya dan selamat membaca~.
"!!"
"Mama! Kakak itu cantik sekali!"
"Ssshhh! Suaramu terlalu besar."
"Ehh, tapi kakak itu memang cantik sekali."
"Ahaha.." Aku yang mendengar pujian itu hanya dapat tertawa kaku.
"Fufu, seperti yang aku duga, kamu selalu menjadi pusat perhatian ke mana pun kita pergi!" Ucap Devinna dengan sebelah tangan di depan bibirnya, sepertinya sedang berusaha menahan tawa karena melihatku yang masih tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.
"Fufu, seperti yang diharapkan dari Mana-ku!"
Aku membuang napas panjang, mulai lelah karena Devinna yang ikut memujiku. Aku melirik Alano yang sejak tadi hanya diam, sebenarnya agak berharap agar dia angkat bicara dan menghentikan Devinna, tapi itu tidak mungkin karena sepertinya dia sangat tertarik dengan sekeliling kami sampai tidak pernah melihat ke arah kami.
Haa, aku tidak bisa mengharapkannya. Tapi serius, kenapa kita harus pergi ke kota hanya untuk bertemu dengan kakak Devinna? Aku kira kita akan bertemu di akademi.
Ya, seperti yang aku dan Devinna bicarakan sebelumnya, kami sedang dalam perjalanan untuk menemui kakak Devinna, sekaligus pangeran mahkota dari ras iblis. Sebenarnya aku tidak tertarik dengan kekuasaan atau semacamnya, aku hanya merasa itu tidak akan rugi untuk mengenal mereka. Jika bukan karena Devinna, tentunya aku tidak akan bersedia untuk terlibat lebih dalam dengan mereka.
Saat ini kami sudah berada di luar akademi, tentunya dengan seragam middle academy, karena itu kami cukup mencolok di antara kerumunan.
Benar juga, sepertinya aku belum pernah membahas terkait seragam akademi kami. Walau sudah mengetahuinya dari buku yang aku baca, aku masih agak terkejut ketika melihat bahwa seragam akademi kami memiliki 2 model. Pertama ada versi lelaki yaitu dengan celana dan perempuan dengan rok, kemudian hal yang masih sulit aku duga adalah fakta bahwa seragam kami memiliki 2 model. Yaitu model hitam dan putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated 2
Fantasy[Cerita kedua]Tubuhnya sakit. Saat dia sadar, dia tengah berbincang dengan suara yang memanggil dirinya tuhan. Suara itu mengatakan bila dia akan dihidupkan kembali dan suara itu juga akan mengabulkan permintaannya. Dia menolak dihidupkan kembali da...