Chapter 67 : Pertemuan dengan Senior Akademi

91 21 0
                                    

Iyah, halo semua~, maafkan saya karena minggu lalu tidak update sesuai jadwal. Berhubung minggu lalu rumah lagi kosong, jadi hanya saya yang bisa bersih-bersih dan sebagainya, terlebih saya ada tiga kucing, jadi makin nambah aja kerjaannya, untung tinggal 3, haa. (Buang napas) Baiklah, mari berhenti membicarakan kehidupan nyata saya, tidak perlu panjang-panjang lagi, selamat membaca~

Begitu menapakkan kaki di depan pintu kantin, aku menyipitkan mata karena merasakan sebuah aura yang tidak asing. Bagaimana bisa itu menjadi aura yang asing bila aku sudah tumbuh bertahun-tahun di samping aura itu? Aku memejamkan mata dan berusaha menekan rasa semangatku, aku mengepalkan kedua tangan sambil melirik sekitar kantin seiring kakiku melangkah.

Tatapanku terhenti begitu mendapati sosok yang sudah cukup lama tidak aku lihat.

"Selamat datang!"

Aku mengedipkan mata beberapa kali dan menatap satu per satu orang di depan kami. Jika aku tidak salah, seharusnya mereka adalah angkatan sebelum kami.

Yang berarti, senior lainnya.

Aku tertawa kaku dan tanpa sadar melirik Electre, Electre menggigit bibirnya dan entah bagaimana aku mulai setuju dengan pemikiran Electre yang lelah akan perkenalan. Tidak mungkin kami berbincang dengan mereka tanpa berkenalan kan?

"Sepertinya benar apa yang diramalkan oleh Guru Ray, tahun baru saat ini memang sesuatu." Seorang lelaki berambut pirang di antara mereka tiba-tiba berbicara, menarik perhatian kami yang masih canggung karena bertemu dengan senior lainnya. Melihat telinga berbulu yang menyerupai kucing, aku sempat melirik ke arah Electre untuk melihat perbedaan telinga keduanya.

Ya, senior lelaki yang berkomentar barusan itu juga berasal dari ras setengah manusia. Melihat reaksinya barusan, sepertinya Pasha atau Electre juga tidak mengenal lelaki itu.

"Ravel, kau terlalu banyak bicara." Senior Chlora yang berada di dekat lelaki itu melirik tanpa perubahan raut wajah.

"Ah, maaf.." Ravel yang mendengar komentar Chlora langsung tertawa kecil.

Mm? Apakah ini adalah senior Chlora yang kami lihat tadi pagi? Kenapa sikapnya jadi berubah drastis? Entah kenapa, aku merasakan hawa tidak nyaman darinya. Hawa yang menunjukkan bahwa seseorang hidup memiliki sikap yang sangat disiplin, tidak banyak bicara ataupun suka bersosialisasi, bermulut tajam, sekaligus memiliki sikap yang dingin terhadap yang lain.

Maksudku, saat di asrama Senior Chlora bahkan tidak memiliki hawa seperti ini, Senior Chlora cukup ramah. Yah, mengingat kejadian tadi pagi, mungkin memang terlihat seperti senior yang tidak sabaran, tapi aku memakluminya karena dia mengkhawatirkan waktu.

Yah, tidak perlu terburu-buru, aku dapat mengetahuinya setelah kita kembali ke asrama. Berpikir demikian, aku menggeleng pelan dan tanpa sadar kembali mengalihkan pandangan pada sosok yang sudah aku cari sejak memasuki kantin.

Lebih penting lagi, apa maksudnya dengan yang diramalkan oleh Guru Ray? Apakah di akademi ada seorang guru dengan kemampuan meramal? Tunggu sebentar, kemampuan meramal?

Raymond.

Sebuah nama yang tidak asing muncul dalam benakku. Aku mengangguk pelan sambil mengingat sosok itu. Apakah guru Ray yang dimaksud adalah orang yang sama? Tapi kenapa kepala akademi harus mengajar? Maksudku, ah, tidak, ini masuk akal.

Aku menggeleng pelan begitu mengingat jumlah orang yang sudah aku temui di akademi. Orang-orang yang berada di akademi bahkan masih berada di bawah angka ratusan, itu tidak aneh kalau kepala akademi sendiri akan turun tangan dan mengajar murid akademi.

Lagi pula, senior itu bilang guru Ray kan? Bukankah nama Ray juga kependekan dari Raymond? Yah, bagaimanapun kamu memikirkannya, mereka pasti adalah orang yang sama.

Reincarnated 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang