Halo semua~. Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat-sehat ya. Akhirnya ujian saya berakhir! Nilai saya juga sudah keluar! Saya sangat bersyukur nilai saya tidak terlalu buruk, (setidaknya tidak ada yang C walau ada yang B-). Saya juga sangat bersyukur karena saya sudah negatif kembali. Iyah, siapa yang menyangka saya akan dinyatakan positif covid ketika ujian kan? Setidaknya waktu itu sudah berlalu dan semuanya sudah kembali normal~
Berhubung saya baru mengetik chapter ini barusan sekali, mohon maaf bila ada salah ketik atau penulisan kalimat yang kurang tepat dan memuaskan, saya akan memperbaikinya di kesempatan lain. Jangan ragu-ragu diberi tanda ya~
"Iya~h, aku tidak menduga akan melihat wajah secantik milikmu!" Ucap Electre tepat setelah Senior Ordella keluar dari kamar, senyumku di balik topeng langsung terasa kaku.
Apapun selama jangan membicarakan parasku!! Inginnya aku berteriak seperti itu, tapi karena rasanya akan menghancurkan kesanku yang sejak tadi sudah pendiam, aku langsung mengurungkannya.
Mataku tidak sengaja menangkap gerakan aneh Devinna, dia menundukkan kepalanya dan kedua pundaknya bergerak naik turun, tanpa memikirkan apa yang dilakukannya pun aku juga sudah tahu. Dia sedang menahan tawa. Oh ya ampun, ini memalukan. Apakah selama ini aku sangat mudah dibaca? Bahkan setelah mengenakan topeng Devinna seolah dapat membaca pikiranku dan kini justru menertawakanku.
Aku kini merasa agak bersyukur karena mengenakan topeng, ini benar-benar menghemat tenaga karena aku tidak perlu berpura-pura atau bersikeras mempertahankan raut wajahku untuk terlihat tenang.
"Walaupun sudah pernah melihat wajah Mana, aku juga tetap merasa kagum setiap kali melihatnya!" Devinna menganggukkan kepalanya dengan antusias.
Tunggu-tunggu-tunggu! Apa yang membuatmu antusias dan bersemangat seperti itu Devinna?!! Selain itu! Apa maksudmu dengan sudah pernah melihat?! Aaah!!! Devinna!! Kamu sudah mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya kamu katakan!!!
Tepat setelah Devinna berbicara seperti itu, dia langsung menutup mulutnya sambil menundukkan kepala, terlihat kepanikan di matanya. Mereka yang mendengar ucapan Devinna langsung menatapnya heran, Peony dan Charissa pun masuk ke dalam golongan itu. Pandangan mereka mulai beralih ke arahku dan Devinna secara bergantian.
"Apakah kalian pernah bertemu sebelumnya?" Pasha agak memiringkan kepala.
"Ya, aku juga ingin menanyakan hal yang sama." Ucap Peony yang terus menatap kami secara bergantian, Charissa yang berdiri di sampingnya ikut menganggukkan kepala dengan cepat.
Sepertinya memang tidak ada cara selain membuka penyamaran ini, bagaimanapun tidak mungkin kami akan menutupi ini selamanya. Berpikiran demikian, aku melepas topengku dan mengangguk pelan.
"Aaah!!! Kenapa kamu membuka topengmu?!!" Electre tiba-tiba berteriak dan meletakkan kedua tangannya di depan mata seolah berusaha menutupi pandangannya.
"Eh?" Aku mengedipkan mata dan menatapnya heran.
"Ya-ya-ya! Gunakan kembali topengmu!!" Peony langsung mendekatiku dan mendekatkan tanganku yang memegang topeng kembali ke wajahku.
"Eh? Tapi aku ingin.."
"Kenakan saja topengnya!!" Peony kembali berseru dan tanpa sadar gerakanku menuruti keinginannya.
"Ya ampun, sepertinya selain mengkhawatirkan pembelajaran kita juga harus menyisakan beberapa waktu agar dapat membiasakan diri melihatmu tanpa topeng."
"Eh?" Mendengar ucapan Pasha, aku tidak bisa tidak terkejut. Maksudku, aku tahu parasku cantik dan sebagainya, tapi harusnya mereka tidak perlu bersikap berlebihan seperti itu kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated 2
Fantasy[Cerita kedua]Tubuhnya sakit. Saat dia sadar, dia tengah berbincang dengan suara yang memanggil dirinya tuhan. Suara itu mengatakan bila dia akan dihidupkan kembali dan suara itu juga akan mengabulkan permintaannya. Dia menolak dihidupkan kembali da...