Halo semua~. Iyah, keputusan yang berat ya menurut saya, tapi demi kalian yang setia menunggu ga apa-apa deh. Seperti yang kalian inginkan, saya tidak jadi meninggalkan kisah ini. Walau sepertinya saya tetap tidak memiliki kesempatan untuk merevisi chapter Reincarnated sebelum ini karena keterbatasan waktu. Sejujurnya agak terasa agak berat sih, karena saya juga sudah terbiasa hanya berpusat pada tujuh kisah (termasuk kisah yang belum saya publish ya maksudnya) dan sekarang kembali ke delapan kisah, hadeuh (Menghela napas + Tepuk dahi) Ya sudah, tidak perlu panjang-panjang lagi pembukaannya, langsung saja dan selamat membaca~
"Baiklah, kalau begitu tolong ikuti kami." Senior Cam membalik tubuhnya dan mulai memimpin jalan.
Semua murid baru melebarkan mata terkejut, ini adalah bentuk akademi yang benar-benar unik. Senior Cam dan yang lain masih memimpin jalan namun belum berbicara satu kata pun, sepertinya dia sengaja memberi kami waktu untuk menikmati pemandangan yang ada di dalam akademi ini.
Middle Academy adalah akademi yang benar-benar unik. Akademi pertama yang tidak berada di atas tanah atau air, melainkan di atas udara. Pemandangan ini membuatku tidak sengaja teringat akan dunia masa depan yang sudah sangat maju karena segalanya terlihat hampir tidak realistis. Yah, itu yang akan aku pikirkan jika dunia yang aku tinggali tidak memiliki sihir.
Aku tidak terlalu terkejut, aku sudah meneliti Middle Academy sebelum tiba di sini. Bagaimana mungkin aku tidak melakukan persiapan saat aku akan tinggal untuk waktu yang lama di tempat itu?
Saat pertama mengetahui seperti apa Middle Academy, aku juga terkejut seperti mereka, tapi yang membuatku lebih terkejut adalah saat aku mengetahui siapa orang yang sudah mencetuskan pemikiran cemerlang ini.
Aku tidak akan merahasiakannya karena cepat atau lambat kalian akan tahu, sosok yang menerbitkan pemikiran mengenai pembangunan akademi ini adalah Raja Tanpa Mahkota, yang tidak lain adalah pahlawan dari dunia lain sekaligus papaku sendiri.
Aku pikir Middle Academy sudah ada sejak sangat lama bahkan sebelum kedatangannya, siapa sangka bila Middle Academy memang sudah ada namun justru berpindah dari tempat awalnya? Yah, mari bahas letak Middle Academy yang sebenarnya di lain waktu.
Begitu kami memasuki gerbang, yang menyambut kami adalah jalan kaca yang sebenarnya merupakan jalan khusus yang terbuat dari sihir. Jalan kaca ini diselingi warna keemasan yang sepertinya sengaja diberi sedikit warna untuk memperjelas langkah yang dapat kami lewati.
Di bawah jalan kaca ini terdapat lapangan hijau yang luas, tempat yang akan menjadi pusat dari segala tempat pelatihan lapangan sekaligus tempat di mana setiap acara yang melibatkan pertarungan dilakukan. Yah, sebenarnya tidak hanya lapangan hijau, ada juga perairan luas yang jika dilihat lebih dekat terhubung langsung dengan laut lepas.
Setelah kami semua berhenti terkagum-kagum dengan yang berada di bawah pijakan kami, Senior Cam mulai membagikan sebuah buku yang sepertinya merupakan alat bantu untuk lebih mengenal akademi. Kami semua menerima buku yang melayang itu dan mulai membukanya untuk melihat-lihat sekilas, bagaimanapun kami masih dalam perjalanan sehingga tidak mungkin membaca dan tentunya penjelasan akan kami dengarkan langsung dari para anggota MAO.
Sepanjang perjalanan, Senior Cam terus menjelaskan setiap bangunan yang kami lewati. Mulai dari gedung khusus untuk kegiatan akademi, gedung perpustakaan sekaligus tempat penyimpanan berkas-berkas, lalu daratan di bawah yang tadi aku jelaskan sedikit.
"Biasanya kami tidak akan berjalan melalui jalan ini, tapi karena kami harus membimbing kalian maka kami melakukannya."
"Hm? Tidak berjalan melalui jalan ini?" Electre, sang putri dari keturunan kerajaan setengah manusia meletakkan jari telunjuknya di bibir dan memiringkan kepala dengan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated 2
Fantastik[Cerita kedua]Tubuhnya sakit. Saat dia sadar, dia tengah berbincang dengan suara yang memanggil dirinya tuhan. Suara itu mengatakan bila dia akan dihidupkan kembali dan suara itu juga akan mengabulkan permintaannya. Dia menolak dihidupkan kembali da...