Chapter 71 : Ingatan yang Terlalu Baik?

92 19 1
                                    

Halo semua~ akhirnya saya update lagi, bagaimana kabar kalian? Semoga baik ya. Saya kembali lagi dengan chapter yang cukup.. panjang(mencapai 2000 loh). Baiklah, tidak perlu menunggu lebih lama, selamat menikmati~.

Pagi itu yang lain masih tidur dengan nyenyak, aku yang sudah terbangun memutuskan untuk mandi lebih dulu. Sambil menatap ke langit kamar mandi, aku hanya dapat tersenyum kecil mengingat kebiasaanku yang satu ini.

Di tempat baru, bukannya aku menjadi lebih rajin atau bagaimana, aku hanya belum terbiasa sehingga tubuhku akan lebih terjaga dan buktinya seperti sekarang. Aku akan bangun lebih cepat dan ketika bangun, tiada rasa kantuk yang biasanya ada saat kita bangun dari tidur.

Ah, seperti yang aku katakan sebelumnya, aku adalah tipe orang yang mudah tidur, jadi bukan berarti aku kekurangan waktu tidur atau semacamnya ya.

"Fuu." Aku membuang napas lega begitu melangkahkan kaki dari dalam kamar mandi.

Khawatir akan membangunkan yang lain, aku berjalan lurus dan melewati tempat tidur untuk pergi ke ruang belajar. Tujuanku bukan ruangan itu, tapi ruangan di depannya lagi. Ya, tidak lain adalah balkon kamar kami.

Melihat pemandangan indah di depan, aku merasa begitu segar terlebih aku juga baru selesai mandi, "Hm-hm. Tidak ada yang lebih baik dari pada menghirup udara segar setelah mandi."

"Mana? Aku kira kamu ke mana karena tempat tidurmu kosong, eh.." Mendengar namaku dipanggil, aku berbalik dan mendapati Devinna yang masih dalam baju tidurnya tengah mengusap ujung mata.

Pasti dia masih mengantuk. Pikirku tanpa sadar tertawa kecil.

"Ehem, kamu lupa mengenakan topengmu ya." Devinna meletakkan kedua tangannya di punggung dan matanya bergerak ke sekeliling seolah berusaha menghindariku.

Melihat keanehan sekaligus mendengar pertanyaannya pun aku ikut teringat, "Ah, maaf, aku kelupaan."

"Aku tidak keberatan sih, bagaimanapun aku sudah cukup sering melihatmu. Tapi aku yakin yang lain masih akan kesulitan_, maksudku mereka masih membutuhkan waktu untuk terbiasa melihatmu."

"Umm, aku tahu." Aku tersenyum kecut dan mengeluarkan topengku sebelum mengenakannya ke wajahku.

"Maksudku! Mereka hanya butuh waktu."

Sesuatu yang berlebihan tidak selalu membawa hal yang baik. Aku sudah tahu dan mengakui pepatah ini sejak aku memulai pendidikan, tapi ketika melihat parasku saat ini, aku semakin merasa bahwa pepatah itu sangatlah benar.

"Kalau sihirmu tidak berhasil juga, bagaimana kalau kamu berganti dari topeng seluruh wajah ke topeng setengah wajah? Aku rasa itu akan lebih lebih baik kan?"

Mendengar usul Devinna, aku yang tidak ingat untuk memikirkan sihir mengenai wajahku kembali terdiam.

Apakah aku membuatnya khawatir sampai Devinna harus menyinggungnya beberapa kali? Maksudku, kemarin dia sudah membicarakannya kan? Aku tersenyum kecil dan menggeleng pelan, "Jangan khawatir, cepat atau lambat aku pasti akan menemukan caranya. Selain itu, idemu sepertinya tidak buruk, terima kasih ya."

Devinna yang mendengar ucapanku tersenyum senang, "Mm! Aku senang kalau saranku bisa berguna untukmu!"

Melihat senyum Devinna, aku tanpa sadar mulai mengepalkan tangan, berusaha menahan diri agar tidak mencubit kedua pipinya karena dia terlihat begitu imut.

"Ya ampun, kalau kalian berdua sudah bagun, kenapa tidak membangunkan kami?" Sebuah suara di belakang kami terdengar, di sana kami melihat Peony tengah menutup mulutnya yang terbuka lebar.

Reincarnated 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang