Prolog 🍂

16.9K 935 45
                                    

Jena mengerjapkan matanya. Dia benar-benar belum siap! "Gimana kalo hasilnya positif?"

Dipegangnya sebuah Testpack untuk mengecek apakah selama ini dugaannya benar.

"Semoga aja negatif,"
Pelan-pelan Jenar membuka matanya dan samar-samar dua garis yang dia lihat.

"Enggak, enggak!! Ini pasti salah" Jena menggeleng keras sembari memejamkan matanya lagi

Jena baru saja ingin membuka matanya kembali, namun terdengar suara kenop pintu kosan nya terbuka. Buru-buru dia simpan dibalik tubuhnya Testpack itu.

"Jena? Lagi ngapain?" Tanya Tara, sahabatnya.

"Eh, ini, emm aku lagi mau cari makan. Iya cari makan, mau keluar hehe"

"Kamu udah makan?" Tanya Jena pada sahabatnya itu

"Belom, cari makan yuk!"

"Ayuk! Tapi bentar, aku mau ke toilet dulu"

"Kebiasaan lo, kalo mau pergi pasti kebelet"

Disepanjang perjalan, Jena hanya diam. Bergelut dengan pikirannya sendiri, mengingat apa yang barusan dia lihat.

Ketika mereka berdua sampai di warung makan pinggir jalan, akhirnya Jena angkat bicara.

"Ra, menurut kamu Kak Mahesa itu gimana?"

"Hmm?" Tara menyernyit tak paham

"Menurut kamu Kak Mahesa itu orangnya kaya apa?" Tanya Jena sekali lagi

"Menurut gue sih, Kak Mahesa itu playboy, suka mainin cewek. Ngga suka gue"

"Tapi ngomong-ngomong, ngapain lo nanyain Kak Mahesa? Lo suka ya??"

"Apaan sih Ra, engga. Aku cuma nanya doang, apa salahnya coba"

"Iya juga sih, ngga mungkin juga lo suka sama cowok berengsek kaya dia! Jangan sampe temen gue yang polos ini jatuh hati sama manusia modelan Kak Mahesa"

Baru saja Jena akan membalas ucapan Tara, mendadak segerombolan geng motor berhenti tepat didepan warung yang dikunjungi Jena dan Tara.

Salah satu Pria yang sepertinya ketua geng mereka, duduk dihadapan Jena. Membuat Tara merasa sedikit ketakutan.

"Lo yang waktu itu nganterin bunga ke Apartemen gue kan?" Tanya Pria itu dengan nada sinis yang sangat terasa.

Jena melotot mendengar ucapan Pria itu, seketika ingatannya kembali pada kejadian beberapa Minggu lalu.

"Hati-hati sama Dia ya," ucap Pria itu dengan suara kecil sehingga membuat Jena merinding.

"Gue harap lo bukan target Mahesa yang selanjutnya,"

"Maksud kamu apa?" Tanya Jena sedikit gemetar

Bukannya menjawab Pria itu malah smirks, membuat Jena semakin bertanya-tanya siapakah Pria yang berada dihadapannya itu.

"Gue tau semuanya" sarkas Pria itu

"Jen, mereka siapa?" Bisik Tara yang juga merasa takut

"Aku ngga tau Ra"

Jena tidak suka situasi ini, situasi dimana dia harus dihadapkan dengan kenyataan kalau bukan cuma dia dan Mahesa yang mengetahui kejadian waktu itu.

-

Sudah dua hari Jena tak masuk sekolah, tak masuk kerja pula. Badannya tidak enak sejak pulang bersama Tara malam itu.

Gadis pecinta kucing itu juga berbohong pada Tara kalau dia sedang demam dan sudah lebih baik hari ini.

Jena masih memikirkan apa yang terjadi untuk kedepannya, terutama masa depan yang sudah dia bangun sejak duduk di bangku sekolah dasar, memiliki sebuah kafe.

M A H E S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang