Jerman 🍂

4.8K 649 49
                                    

"Sayang bangun, katanya hari ini ada Meeting nanti kamu telat loh"
Jena menggoyangkan lengan Mahesa yang tengah tertidur pulas di balik selimut tebalnya.

"Nanti dulu, aku meeting jam sembilan"
Jawab Mahesa yang masih menutup matanya.

"Sekarang bangun dulu, ayo jalan-jalan sebentar ke taman"
Mahesa tak merespon, akhirnya Jena membuka selimut yang menutupi setengah wajah Mahesa dan menciumi setiap sudut wajahnya hingga Mahesa bangun.

Mahesa bangkit lalu mendekap Jena dengan cepat.
"Beraninya kamu cium-cium aku ya"

"Kamu nya ngga bangun sih"
"Padahal aku pengen jalan-jalan sebantar ditaman deket rumah"

"Ya udah ayok. Aku siap-siap dulu ya" Jena mengangguk.

Dua pasangan muda yang tengah bergandengan tangan ditaman, kini duduk dibawah pohon yang lumayan besar untuk berteduh.

"Kamu betah kan disini?"

"Kalo ngga betah mungkin aku udah ngajak pulang dari setahun lalu" balas Jena dengan senyum simpulnya.

Wajah Jena kembali murung, dia menunduk sambil memainkan sepatu miliknya.
"Udah setahun lebih, tapi aku belum juga hamil" ucapnya pelan, tapi Mahesa bisa mendengar itu.

"Hei, sini liat aku"
Jena menatap Mahesa yang kini menggenggam tangannya.

"Kan aku udah bilang, kita harus sabar. Kita belum diijinin buat punya anak sama Tuhan. Nanti pasti dikasih kok, kamu jangan sedih" Jena memeluk Mahesa diri samping.

"Tapi aku pengen. Andai aja waktu itu bayi masih ada, mungkin sekarang dia udah bisa jalan"

"Tuh kan inget lagi. Kamu ngajak aku pindah ke sini kan supaya lupa sama semua, tapi kok masih diinget-inget"

"Soalnya kangen dielus-elus perutnya sama kamu"

"Sekarang juga bisa kok, tiap malem juga aku bisa"

"Tapi beda"

"Udah ah jangan sedih-sedih terus, nanti malem aku bakal usaha lebih keras"

Jena memukul lengan Mahesa pelan.
"Ihh jangan ngomongin itu, aku malu"

"Kenapa malu? Kan tiap malem juga gitu"

"Ihhh sayang," Jena sedikit malu, wajahnya merah seperti tomat.

"Oh iya, lusa kita pulang. Aku ada kerjaan disana, kamu mau ikut?"

Jena mengangguk antusias, "Mau. Aku kangen mama, papa sama Riki"

"Tapi cuma seminggu"

"Ngga apa-apa, seminggu juga udah lama kan"

"Pulang yuk, bentar lagi aku berangkat"













Jena berkutat dengan masakannya, tiba-tiba sebuah tangan melingkar di perutnya.
Jena tersenyum, kebiasaan Mahesa saat pulang kerja pasti seperti ini.

"Mandi dulu baru boleh peluk-peluk" ucap Jena

"Aku masih pengen cium bau kamu" Mahesa menyembunyikan wajahnya ditengkuk Jena

"Gimana kerjaan hari ini?"

"Ya gitu-gitu aja kaya biasanya. Tapi hari ini agak capek karna aku ada pertemuan sama dua orang" Jena mengangguk paham.

"Nanti pijitin ya, badan aku pegel"

"Iya sayang, tapi mandi dulu baru makan terus nanti aku pijitin"
Mahesa melepaskan pelukannya, lalu mencium Jena dan pergi ke kamarnya.

M A H E S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang