comfortable 🍂

4.6K 690 39
                                    

"Loh mau kemana?"
Mahesa yang sudah rapi dengan seragamnya menatap Jena yang juga sudah siap-siap dengan seragamnya.

"Sekolah"

"Mending lo ambil homeschooling aja deh,"

"Kenapa?" Tanya Jena sedikit kecewa

"Lo inget kan kejadian terakhir kemaren? Gue ngga mau itu terjadi lagi"

"Tapi aku pengen sekolah"
"Janji deh ngga aneh-aneh, kan ada Tara. Aku ngga bakal jauh-jauh kok dari dia"

"Tapi tetep aja, lo itu ngga bisa jaga diri, lo lemah"

"Kata siapa? Aku kuat. Buktinya aku sama bayi bisa bertahan sejauh ini"

Mahesa menghela nafas, gadis didepannya ini sungguh keras kepala sekali.
"Tapi lo inget, jangan jauh-jauh dari Tara, kalo ada Raina lo harus menghindar dan satu lagi, jangan deket-deket Devan" Jena mengangguk paham.

"Kalo ada apa-apa langsung telfon gue" lagi-lagi gadis itu mengangguk patuh.

"Ya udah ayo turun, kita makan"

"Kak, sebentar" Jena langsung berlari ke kamar mandi

Jena muntah-muntah, dia masih mengalami morning sickness padahal usia kandungannya sudah mulai memasuki trimester kedua.

Mahesa memijit tengkuk Jena pelan, berharap bisa menetralisir rasa mualnya.
"Udah?" Tanya Mahesa, Jena mengangguk.

"Ayo makan, nanti kita telat"

"Aku mual"

"Kalo ngga makan nanti bayi kelaperan"
"Makan dikit, nanti gue bikinin susu. Sekalian buat dibawa ke sekolah"

"Makasih, kak"






















"Jena sekolah?" Tanya Tania

"Iya ma, Jena mau sekolah"

"Apa kamu ngga mau ambil sekolah dirumah aja"

Jena menggeleng.
"Selagi aku masih kuat, aku bakalan sekolah, ma"

"Mahesa?" Panggil sang Kakek

"Iya kek?"

"Kamu udah siap kan buat ke Jerman?"
Mahesa benci pertanyaan itu, dia ingin menolak tapi tidak mungkin.

"Mahesa nurut kakek aja, Jena juga."

"Kakek udah siapin semua, rumah, kebutuhan kalian sama anak kalian dan juga perusahaan kakek."

"Kakek bener-bener mau ngasih perusahaan itu sama Mahesa?" Mahesa meyakinkan

"Siapa lagi, kamu satu-satunya orang yang bisa kakek andalkan sekarang, karna adik kamu masih punya masa depan yang panjang buat dirinya sendiri, sedangkan kamu, udah dewasa punya istri dan mau punya anak. Kakek ngga mau kamu jadi orang gagal. Kakek harap kamu bisa tanggung jawab sama keluarga dan pekerjaan kamu"

"Kek,"

"Kakek sudah tua, kakek pengen menghabiskan masa-masa tua kakek sama keluarga. Kakek udah siapin ini semua jauh-jauh hari, karna kakek takut terlambat, karna umur ngga ada yang tau kan"

"Kakek bakalan disini sampai Jena melahirkan. Setelah itu kita ke Jerman"

"Mahesa, kamu mau bikin papa bangga, kan? Nah ini saatnya kamu buktikan ke papa kalo kamu bisa"

"Mahesa akan usahain buat semuanya" ucap Mahesa pasrah.



















Jena menatap jalanan yang ramai, pagi ini kenapa perasaannya sensitif sekali. Berkali-kali dia menahan tangisannya tapi tak bisa. Satu persatu butiran air matanya menetes, berkali-kali pula Jena menyekanya dengan telapak tangan.

M A H E S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang