restart 🍂

4.9K 686 60
                                    

Sudah seminggu Jena keluar dari rumah sakit, tapi keadaannya masih sama. Dia tidak mau makan, bahkan tidak mau diajak bicara selain Mahesa.

Jena duduk diatas ranjang, tatapannya kosong.
Pikirannya sedang tidak baik, dia memikirkan hal yang tidak-tidak.

Mahesa datang membawakan makanan dan segelas susu hangat untuk Jena. Dengan lembut Mahesa menyibak rambutnya yang menutupi matanya.

"Ayo makan, aku suapin" Jena menggeleng

"Nanti kamu sakit,"

"Kak," Jena menatap Mahesa sendu

"Hmmm?"

"Apa kak Mahesa bakal ninggalin aku sekarang?" Matanya berkaca-kaca

"Kenapa tanya itu? Kamu takut aku ninggalin kamu?" Jena mengangguk

"Kamu denger, dulu aku nikahin kamu karna aku harus tanggung jawab sama anak aku. Sekarang aku harus tanggung jawab sebagai suami, karna aku mau jadi suami yang baik buat kamu, aku janji ngga akan ninggalin kamu sampai kapanpun"

"Aku takut," Jena mulai menangis

Mahesa memeluk Jena dan menaruh dagunya diatas kepala Jena. Usapan demi usapan yang Mahesa berikan mampu membuat Jena sedikit tenang.

Tak bisa dipungkiri kalau sekarang Jena takut kalau Mahesa meninggalkannya karena dia kehilangan anaknya. Jena takut Mahesa pergi, pergi meninggalkan luka dihati Jena lagi.

"Jangan takut, aku disini"

Jena melepaskan pelukannya, lalu menatap Mahesa serius.

"Kita ke Jerman ya setelah kelulusan kakak"

Tanpa berpikir Mahesa langsung mengiyakannya. Mahesa ingat apa kata Rey waktu itu. Mungkin ini saatnya mereka menjalani kehidupan yang baru, yang akan membawa mereka pada kebahagiaan yang sebenarnya.















Pukul delapan malam Jena sudah tertidur. Sejak siang Mahesa tak meninggalkan Jena karena dia sedikit demam.

Setelah Jena tidur, Mahesa turun dan menyapa keluarganya. Namun hanya ada Riki diruang tamu.

"Ki, yang lain kemana?" Tanya Mahesa yang menuruni anak tangga.

"Maaf bang, gue baru bilang sekarang. Kakek masuk ICU, dan dia drop"

Mahesa terkejut dan buru-buru menghampiri Riki lalu duduk disebelahnya.

"Kenapa lo ngga bilang dari tadi"

"Kata mama, bilang ke abang kalo kak Jena udah tidur"

"Sekarang kakek dirumah sakit mana?"

"Yang biasa kakek check up. Tapi abang jangan kesana dulu, kasian kak Jena"

"Sekarang gini deh, lo naik terus jagain Jena, gue nyusul ke rumah sakit"

"Tapi bang, kalo kak Jena bangun terus nanyain abang, gue jawab apa?"

"Bilang aja ada urusan sama Rey"
Setelah mengatakan kalimat barusan, Mahesa langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa pada Riki.

"Ki, titip Jena!" Teriak Mahesa dari ambang pintu.


Riki tertidur pulas di sofa kamar Mahesa. Dia tak sadar kalau Jena bangun dan menatapnya bingung sejak beberapa waktu lalu.

Riki mengerjapkan matanya, ketika selimut menutupi tubuhnya.

"Loh kakak udah bangun?"

"Kakak liat kamu kedinginan, jadi kakak kasih selimut"

Riki duduk dan menatap Jena balik.

M A H E S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang