pride 🍂

4.6K 727 76
                                    

Pagi ini semua keluarga Mahesa sudah berkumpul dimeja makan untuk sarapan. Mahesa yang sudah siap dengan seragam sekolahnya menuruni anak tangga dan ikut bergabung bersama yang lain.

"Jena mana, Sa?" Tanya Mamanya

"Belum siap" jawabnya singkat
Mahesa mengambil sepotong roti lalu mengolesinya dengan selai nanas dan langsung memakannya.

"Harusnya kamu tungguin dong" ucap Mamanya lagi

Mahesa menaruh rotinya dengan kasar lalu kembali ke kamarnya. Mahesa masuk ke dalam kamar, dia mendengar Jena yang sedang muntah-muntah dikamar mandi.

Mahesa berdecak, ini sungguh sangat menyebalkan. Hidupnya akan terganggu mulai detik ini juga.

Jena yang sudah berpakaian rapi berjalan gontai menghampiri Mahesa yang duduk diujung kasur.

"Loh, Kak Mahesa ngga sarapan?" Tanya Jena

"Gara-gara lo selera makan gue hilang"

"Lagian lo ngapain sih pagi-pagi udah muntah-muntah?"

"Aku ngga tau," jawab Jena

"Ayo turun!"
Jena mengangguk pelan.

Jena sedikit sungkan untuk duduk bersama keluarga Mahesa. Karena sejak kedua orang tuanya pisah, Jena tak pernah makan bersama keluarganya. Bisa dibilang ini pertama kali untuknya sejak beberapa tahun terakhir.

"Jena, makan yang banyak ya. Kamu butuh nutrisi yang cukup"
Mertuanya menaruh dua potong roti dipiring Jena.

"Jena bisa ambil sendiri, Ma"

"Ngga apa-apa Jen, kamu juga anak kita" imbuh Papanya

"Mahesa, ajak Jena pergi ke puncak besok" ucap Kakeknya

"Tapi Mahesa mau ada tandingan basket minggu-minggu ini Kek"
Sang Kakek menghentikan makannya, lalu menatap Mahesa tajam. "Kamu lebih mentingin basket kamu atau istri kamu?"

Lagi-lagi Mahesa sangat membenci situasi ini. Tak bisa menolak karna dia satu-satunya orang paling tak berdaya dirumahnya, ditambah kehadiran Jena.

"Iya, besok Mahesa pergi"

-

Mahesa berada ditengah lapangan basket Indoor bersama teman-temannya. Dari tadi Mahesa bermain dengan kasar, membuat teman-temannya berdecak kesal.

"Lo kalo lagi emosi mendingan ngga usah main deh," ucap Rey

"Iya, lo ada apa sih. Pengantin baru bukannya seneng malah marah-marah" timbun Saka

"Oh gua tau, semalem ngga dikasih jatah pasti" ejek Jay

Bugghh

"Sialan! Sakit goblok!"
Mahesa melempar bola basket ke arah tubuh Jay hingga mengenai perutnya

"Omongan lo bisa dijaga ngga!"

"Elah gue bercanda. Gitu aja marah lo, cupu"

"Lagian apa salahnya coba ngasih atau minta, kan udah nikah" kata Saka

"Sebelum nikah lebih menggoda," balas Rey santai

Mahesa menarik kerah baju olahraga Rey dengan segala amarah yang dia keluarkan.
"Bangsat! Lo mau ngajak ribut sama gue? Ha!? Dari kemaren lo mancing emosi, bahas-bahas masa lalu gue. Lo kalo ada masalah ngomong, ngga gini caranya!"

"Iya gue ada masalah sama lo!" Ucap Rey dengan lantang

"Gue ngga suka sama cara lo memperlakukan cewek! Lo itu banci, lo pengecut!"

M A H E S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang