Raffael 🍂

4.3K 615 43
                                    


"Mama Raffael mau itu"
Balita berusia tiga tahun itu menarik-narik baju Jena.

Raffael, adalah anak Raina yang kini sudah menjadi anak Jena dan Mahesa. Selama ini mereka mengurusnya dengan baik.

"Raffael mau itu?" Bocah itu mengangguk menatap Jena

"Sayang, kita beliin terus pulang ya. Aku pusing" Mahesa mengangguk lalu menggendong Raffael menuju toko mainan disebuah Mall.

Tak butuh waktu lama, akhirnya keduanya kembali membawa mainan yang diinginkan sang anak.

Mahesa menghampiri Jena yang menunggu didepan toko "Sayang, kamu pucet banget. Kamu sakit?"

"Enggak sayang, badan aku cuma pegel"

"Kita pulang ya,"
Jena mengangguk.

"good morning mama, papa" sambut bocah kecil itu antusias masuk kedalam kamar Jena dan Mahesa.

"Sssttt,  mama lagi sakit. Raffael main sama mbak diluar ya"

"Mama sakit? Kok papa ndak bawa ke dokter" ucap Raffael

"Nanti bu dokternya kesini" jawabnya pelan

Sebelum keluar, Raffael mendekati Jena lalu mengecup sebentar pipi ibunya.
"Badan mama panas" racau bocah itu lalu berlari keluar

Tak berselang lama, dokter perempuan keluar dari kamar pasangan itu.

"Istri saya sakit apa ya dok?"

"Istri bapak tidak sakit, dia sedang mengandung"

"Istri saya hamil?"

"Iya bapak. Selamat ya, pak"

Mata Mahesa berkaca-kaca, akhirnya apa yang Jena dan ia inginkan selama tahun lebih itu terkabul juga.

"Saya kasih resep vitamin buat bu Jena ya pak, nanti bapak berikan pada bu Jena secara rutin setiap pagi"

"Baik dok"

"Kalau istri bapak mual-mual, beri saja obat pereda mual, itu sedikit membantu. Saya sudah tulis semua resepnya disini"
Dokter itu memberikan selembar kertas pada Mahesa.

"Terimakasih dok,"

"Kalau begitu saya permisi ya pak"

"Emmhhhh" Jena membuka matanya.

"Mama udah bangun ya"
Ucap Malaikat kecil Jena dan Mahesa yang kini duduk disebelah sang ibu.

"Mama mama, tau ndak kata papa Raffael mau punya adek bayi"

Jena menatap Mahesa yang sejak tadi berdiri dihadapannya dengan bingung.

"Kata dokter kamu hamil"

"Aku hamil?" Kata Jena dengan mata berkaca-kaca. Mahesa mengangguk

Mahesa mendekati Jena dan memeluknya.
"Makasih sayang, doa-doa kamu akhirnya terkabul"

"Aku seneng banget" ucap Jena haru

"Mulai sekarang kamu jangan capek-capek ya, biar Raffael si mbak yang urus"

"Tapi aku masih bisa ngurus dia, kan?"

"Enggak sayang, nanti kamu kecapean"

"Janji deh ngga capek-capek"

Mahesa menghela nafas, lalu mengusap pipi tirus Jena.
"Tapi janji ya, kalo capek Raffael nya dikasih mbak nya"
Jena mengangguk senang.










Sepertinya efek mual kali ini lebih parah dari kehamilan sebelumnya. Pagi-pagi sekali Jena sudah bolak-balik kamar mandi hanya untuk mengeluarkan isi perutnya.

M A H E S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang