now 🍂

4.8K 700 53
                                        

Jena duduk sendiri dikelas. Tara belum datang dan ini masih sangat pagi.
Jena meninggalkan Mahesa yang masih mandi tadi. Jena yakin Mahesa akan marah padanya jika tau dia ke sekolah dulu tanpa pamit dengannya.

Sebenarnya dia masih takut, setelah kejadian Raina waktu itu, tapi dia yakin kali ini dia bisa menghadapi Raina.

Dengan langkah santai, Jena berjalan-jalan untuk menghirup udara pagi. Dia memutuskan untuk keluar kelas karna didalam terasa dingin.

Sesekali dia menghirup udara segar dengan mata terpejam. Dia merindukan suasana sendiri, karna sejak kejadian malam itu yang membuat Jena hamil, dia tak pernah merasa seperti saat ini.

Tapi tiba-tiba tangannya ditahan oleh seseorang, dia menoleh.

"Loh, kak Devan"

"Sakit apa?" Tanyanya

Jena menggeleng, "Aku ngga sakit"

"Kata temen lo, lo sakit makanya ngga masuk"

"Oh itu. Ngga apa-apa kak, aku cuma pengen istirahat aja"

"Lo mau kemana?" Tanya Devan ramah

"Aku mau jalan-jalan, dikelas dingin. Temen-temen belum pada dateng"

"Boleh gue temenin?"
Jena nampak berpikir, tapi pada akhirnya dia mengangguk juga.

"Gimana kabar bayi lo?" Tanya Devan sedikit gugup karna menanyakan hal ini.

"Ah.. umm baik" Jena tak kalah gugup menjawab pertanyaan Devan barusan.

"Sekali lagi gue minta maaf ya,"

"Kak Devan jangan bahas itu lagi kalo masih ngerasa bersalah. Aku udah maafin semua kok" Jena tersenyum hangat

"Kenapa sih lo baik banget. Harusnya lo benci semua,"

"Aku ngga bisa"

Tanpa mereka sadari, diam-diam Raina meliriknya terus-menerus dari jendela kelasnya. Dengan tangan didada, Raina tersenyum smirks melihat kedekatan Jena dan Devan.

"Gue rasa gue tau siapa yang bikin lo hamil, Jena" gumamnya

Langkah kaki Devan dan Jena terhenti tepat ditengah koridor saat ditatap tajam oleh Mahesa didepannya.

Tangan Jena ditarik paksa untuk menjauh dari Devan.
"Ikut gue!" Titahnya

"Lepasin kak!"

"Lo ngga usah deket-deket Devan!" Suaranya meninggi

"Sa, lo jangan pernah kasar sama Jena!" Devan tak terima melihat Mahesa yang membentak Jena

"Kenapa aku ngga boleh deket kak Devan?"

"Gue ngga suka sama semua hal tentang Devan!"

"Bukannya kak Mahesa juga ngga suka semua hal tentang aku. Kenapa larang aku deket kak Devan!?" Gerutu Jena didepan Mahesa.

Mahesa diam. Dia tak bisa menjawab karna pertanyaan Jena barusan memang benar, seharusnya dia tidak marah jika Jena dekat dengan Devan. Tapi kenapa tiba-tiba tubuhnya menghampiri mereka dan mulutnya mengatakan kalau dia tidak suka Jena dekat dengan Devan.

Dengan langkah mantap, Mahesa pergi tanpa sepatah katapun.















Sejak tadi, Tara hanya menatap temannya itu dari samping. Sorot matanya membuat Tara sedikit menyernyit heran, kenapa Jena berubah sejak kejadian dia dan papanya.

"Jen? Lo kenapa sih ngga kaya biasanya?"

Jena melirik Tara sekilas, "Memangnya aku kenapa?"

"Lo ngga secerewet dulu"
Jena hanya diam menatap objek didepannya, dengan tatapan kosongnya

M A H E S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang