four months 🍂

4.9K 717 156
                                    

Jena duduk diteras rumah sembari mengusap perutnya yang kian membesar.

Sudah sebulan sejak dia tidak datang ke sekolah membuatnya bosan dirumah hanya duduk-duduk tanpa melakukan apapun.
Mahesa melarangnya untuk melakukan apapun saat dirumah sendiri.

Mahesa masih bisa sekolah? Bisa. Karna saat Mahesa ingin memberitahu semua orang kalau Jena hamil anaknya, Jena melarang karna tak ingin Mahesa ikut dikeluarkan dari sekolah.

Mata Jena berbinar ketika mobil milik Mahesa memasuki pekarangan rumah.
Saat keluar dari mobil, Mahesa terlihat sangat tidak bersahabat. Wajahnya murung tanpa ekspresi, bibir Jena tersenyum simpul melihatnya.

"Kok gitu mukanya?" Tanya Jena

"Terus lo ngapain masih disini? Udara sore ngga bagus buat lo. Ayo masuk" titah Mahesa dan di angguki oleh Jena.

Jena langsung menyiapkan baju dan membuatkan Mahesa cokelat hangat untuk diminum. Jena duduk ditepi ranjang sembari menunggu Mahesa keluar kamar mandi.

Tak lama, Mahesa keluar tapi masih dengan wajah muramnya.

"Hari ini ngga menyenangkan ya? Kak Mahesa keliatan ngga bersemangat"

"Enggak" jawabnya singkat

"Padahal hari ini bayi semangat banget loh" bibir Jena melengkung kebawah, sembari mengusap perutnya.

Mahesa menatap Jena.

"Hari ini pertama kali dia nendang"

Mahesa langsung duduk disebelah Jena lalu meletakkan telapak tangannya diatas perut Jena.

"Dia nendang?" Tanya Mahesa antusias, Jena mengangguk

"Gue mau rasain dong"
Mahesa menuntun Jena agar duduk lebih nyaman diatas ranjang.
Mahesa menyibak kaos oversize Jena sehingga perut Jena terekspos.

Jena sedikit canggung karena malu, ini pertama kalinya Mahesa blak-blakan membuka baju Jena tanpa ragu.

"Tadi disini" ujar Jena menunjuk bagian perut yang bayinya tendang tadi.

Mahesa mengusap pelan dan sedikit lebih lama, tapi tak ada respon dari anaknya.

"Kok ngga ada?"

"Mungkin dia tidur"

"Oh iya, kak. Tadi aku baca di google katanya kandungan empat bulan, bayinya udah bisa denger suara"

"Berarti dia denger dong kita ngomongin dia" Jena mengangguk dan tertawa kecil.

"Coba ajak ngomong, siapa tau dia nendang"

Mahesa menempelkan telinganya pada perut Jena sesekali mengusapnya.

"Bayi, lagi apa? Papa mau ngobrol dong"
Jena tersenyum, melihat bayi besarnya seperti ini.

"Papa mau rasain dong, bayi nendang mama kaya tadi"

Seketika hati Jena berdebar, ini pertama kalinya Mahesa menyebutnya mama.

"Kok ngga gerak sih" Mahesa mulai frustasi

"Mungkin dia lagi ngga mau"

"Bayi, papa sayang kamu. Ngga mau nyapa papa kah?"

"Ssshhh," Jena meringis

Satu tendangan diperut Jena berhasil membuat Mahesa membelalakan matanya. Terkejut sekaligus senang.

"Dia nendang" Mahesa antusias

"Tapi rasanya aku kebelet pipis" Jena menunjukkan deretan gigi rapih nya.
















"Jena,"
Gadis bersurai hitam itu berlari kecil menghampiri Tania yang barusaja pulang dari luar kota.

M A H E S ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang