Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua puluh enam jam dan berhenti di beberapa daerah, kini mereka sampai di Denpasar-Bali. Mata Aletta tak henti hentinya berbinar, terakhir berlibur ke Bali adalah saat ia masih kecil. Kini sudah banyak yang berubah dari daerah itu, mulai dari resort, pantai, dan pemandangan khas Bali yang terpampang jelas di jalan jalan.
Rasa lelahnya kini tertutup dengan keindahan Bali yang menyorot di matanya, dari kaca spion Aldo dapat melihat rasa antusias Aletta yang tersorot jelas dari raut wajahnya. Senyum Aldo mengembang seraya melihat senyum bahagia Aletta yang juga sedang merasakan hembusan angin segar Bali. Aldo mengelus tangan Aletta yang sedaritadi terus memeluknya.
" Suka gak, Al? " Tanya Aldo seraya melirik ke spion motornya.
Aletta tersenyum seraya mengangguk antusias, " Suka banget, view Bali berubah banget sejak terakhir kali aku kesini dulu, " Aletta mengeratkan pelukannya seraya tersenyum ke arah Aldo yang sedang meliriknya dari spion.
" Kita having fun ya, " Ucap Aldo lagi. Aletta tersenyum manis seraya mengangguk.
Kemudian mereka menuju ke sebuah resort yang berada tepat di depan Pantai Kuta, Bali. Mereka memesan resort ini dengan pemandangan yang langsung mengarah ke Pantai Kuta, semilir angin dan hembusan ombak bisa mereka dengarkan di sekitar resort itu.
" Aku sama Acha di kamar yang pemandangannya langsung ke arah Pantai, ya? " Ucap Aletta pada Aldo yang sedang memesan resort. Aldo mengangguk paham.
" Eh, gak bisa!! Gue mau kamar yang pemandangannya langsung ke arah Pantai juga, " Ucap Raya seraya menatap Aldo lekat.
Aldo berdecak, " Kalian satu kamar, ngapain harus rebutan? " Aletta, Acha dan Raya membelalakkan matanya terkejut mendengar ucapan Aldo.
" Lo gila?! Aletta harus tidur sama Raya? Yang ada Aletta bisa habis sama nenek lampir ini, " Sindir Acha seraya melirik sinis ke arah Raya. Raya menatap tajam Acha.
" Udah gak papa kok, Cha, " Ucap Aletta seraya mengusap pundak Acha.
" Tapi, Al-- " Ucap Acha. Aletta menatap Acha lekat seolah mengisyaratkan untuk diam. Acha berdesis.
" Gak mau. Gue mau tidur sendiri aja daripada harus tidur sama mereka, " Ucap Raya seraya menatap Aldo.
" Lo mau diem atau gue tinggal disini? " Ucap dingin Aldo. Raya berdecak seraya menghentakkan kakinya dan terpaksa mengikuti arahan Aldo.
Setelah selesai mengurus administrasi, mereka di arahkan oleh pemilik resort itu untuk menuju ke kamar yang sudah di pesan. Kamar yang pertama di tunjukkan adalah kamar Aletta, Acha dan Raya. Kamar dengan design interior ala Bali yang menghadap langsung ke Pantai Kuta yang terlihat jelas dari dalam.
Mereka masuk dan Raya langsung tidur di atas kasur berukuran Queen Size yang berada di tengah kamar itu, " Ini kasur gue, kalian berdua tidur disana aja. " Ucap Raya seraya menunjuk ke arah kasur kecil yang berada di ujung kamar.
Acha berdecak, " Hey, nenek lampir. Lo gak liat kasur ini kecil dan cuma cukup buat satu orang aja, hah?! Harusnya lo yang tidur disini, " Ucap Acha seraya menarik tangan Raya kasar.
Raya berdiri dan menatap Acha tajam, " Sekali lagi lo nyebut gue nenek lampir, gue tampar ya mulut lo. Gue gak biasa tidur di kasur sekecil itu, jadi lebih baik kalian ngalah sama gue, okay? "
Acha mendorong keras tubuh Raya, " Kenapa sih kehadiran lo itu cuma bikin semua orang ribet aja, hah?! Lo juga ngapain pake ikut segala sih? Lo gak di ajak, kan? Dasar tamu tak di undang. "
Raya membalas dorongan tubuhnya, " Kurang ajar ya, lo? Ngerti kesopanan gak sih lo?! " Bentak Raya.
" Udah, udah. Ray, kasur ini gak cukup buat dua orang. Kasur ini emang khusus untuk satu orang aja, lo bisa kan tidur disini aja? " Tanya Aletta pelan sambil berusaha melerai pertikaian antara Acha dan Raya.
Raya berdesis seraya memutar bola matanya malas, " Sekali gue bilang enggak ya tetep enggak, " Jawab Raya.
Tiba tiba pintu kamar mereka terbuka, mereka menoleh dan terdapat Aldo yang sedang menatap tajam Raya disana. Raya menundukkan kepalanya.
" Gue ajak kalian kesini bukan buat ribut, tapi buat happy happy. Dan lo, tolong bersikap dewasa. Gue pesen kamar ini di tambah sama extra bed buat lo, bukan buat Aletta sama Acha. Lo tidur disini, dan mereka tidur di kasur itu, " Ucap dingin Aldo seraya menatap Raya tajam. Raya berdecak kesal kemudian beranjak menuju ke extra bed yang berada di ujung kamar.
Mereka memilih untuk beristirahat lebih dulu setelah melalui perjalanan selama berjam jam. Hingga tiba sore hari mereka memutuskan untuk barbeque di area taman resort itu, Aletta dan Acha menyiapkan bahan bahan yang akan di buat untuk barbeque, sementara Raya? Ia sedang menghampiri Aldo yang sedang menyiapkan alat alat panggang bersama dengan anggota The Holy Motoclub lainnya.
Saat hari semakin malam mereka memulai acara barbeque nya. Aldo, Aletta, Raga, Acha, dan Ellan mulai memanggang beberapa bahan yang sudah di siapkan. Sesekali mereka berbincang dan melempar bercanda seraya memanggang. Raya memperhatikan mereka dari kejauhan seraya berdecak kesal, rencana awalnya ia ikut touring kali ini adalah untuk bisa lebih dekat dengan Aldo namun rencananya tidak pernah berjalan lancar, Aldo malah semakin bisa dekat dengan Aletta kini.
Setelah bahan bahan itu matang, mereka langsung mengajak semua anggota The Holy Motoclub untuk berkumpul dan melahap makanan mereka. Ada yang bernyanyi, pacaran, stand up comedy, atau saling bercanda satu sama lain. Suasana ini sangat hangat di temani dengan semilir angin Pantai yang menyejukkan badan dan gemercik ombak yang bersahut sahutan.
" Makasih ya, udah ajak aku ikut kesini, " Ucap Aletta seraya bersandar di pundak Aldo.
Aldo tersenyum simpul, " With pleasure, Al, " Aldo menggenggam tangan Aletta erat.
" Aku gak masalah kamu gabung sama geng motor asal dalam ranah yang sehat, jangan sampai kamu terjerumus ke hal yang gak baik. Misalnya, tawuran, narkoba, balapan liar, atau apapun yang membahayakan diri kamu sendiri, " Ucap Aletta seraya mengeratkan genggaman nya.
Aldo tersenyum simpul, " Geng motor mungkin buat sebagian orang selalu identik dengan kekerasan, bergajulan, urakan, anak gak bener, atau apapun hal yang gak baik. Perlu kamu tau, Al, gak semua geng motor itu selalu buruk. Aku sama yang lain emang pernah ribut sama geng motornya, Reva. Tapi itu semua demi membela nama baik The Holy Motoclub, bukan semata mata ribut biasa, " Jelas Aldo seraya menatap Aletta lekat. Aletta tersenyum manis seraya mengangguk paham.
Hari semakin malam, mereka memutuskan untuk menyelesaikan acara barbeque dan kembali ke kamar masing masing.
" Selamat malam dan selamat tidur, Tuan Putri, " Ucap Aldo kepada Aletta yang sudah berada di depan kamarnya.
Aletta terkekeh, " Selamat malam dan selamat tidur juga, Budak ku, " Aldo berdesis.
Tiba tiba Raya menghampiri Aldo, " Selamat tidur, Aldo Argantara, " Ucap Raya seraya menatap Aldo dengan puppy eyes nya dan tersenyum manis.
Aldo tersenyum simpul, " Selamat tidur, Ray, " Ucap singkat Aldo kemudian berlalu menuju ke kamarnya. Aletta memandangi Aldo dari kejauhan dan Raya yang berada di depannya bergantian.
Raya melirik Aletta sekilas kemudian berlenggang masuk ke dalam kamar mereka, Aletta menghela nafas kemudian ikut masuk ke dalam kamar mereka.
Haii ini part 27 nya yaa...
Hehe maaf kemarin gak bisa update karna lagi banyak tugas banget nih hihihi deadline udah makin deket jadi harus ngejar deh..
Jangan lupa Vote, Comment dan Share cerita ini ke teman, saudara atau kerabat terdekat kalian yaa...
Supaya aku makin semangat dan rajin dalam tulis cerita ini...
Maaf kalo alurnya makin gak jelas atau gak menarik buat di baca tapi aku udah berusaha sebaik mungkin untuk bisa tulis cerita ini kok hehehe...
With luv from Aletta and Aldo <3
-chintya nathalie-
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love {COMPLETE}✓
Подростковая литература⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ HELP ME TO GET 3k READERS and 900 VOTES ¡Happy Reading! Aletta Nadira. Remaja cantik yang selalu ingin terlihat bahagia dan ceria. Namun, siapa sangka? di balik topeng yang ia pasang selalu banyak tersimpan ribuan pisau ya...