EL || 37

26 4 6
                                    

***

" Aletta, ayok bangun, " Alenna mengetuk pintu Aletta, namun tidak ada jawaban apa apa.

Alenna membuka pintu nya dan mendapati Aletta yang masih berbalut selimut dan tidur dengan tenang, ia membuka jendela kamarnya sehingga cahaya matahari pagi yang cerah menerobos masuk ke kamar nya. Kemudian ia menghampiri Aletta dan berusaha menggoncang tubuhnya. Masih tak ada respon apapun.

Ia memperhatikan wajah Aletta yang nampak pucat pasih, " Aletta, bangun nak, " Ucap Alenna seraya menepuk pelan pipi Aletta. Masih belum ada respon apapun.

" Bara, Papa. Cepet kesini, " Pekik Alenna panik. Ia terus berusaha membangunkan Aletta dengan sedikit menepuk pipinya.

Tak lama, Bara dan Frans datang dengan langkah gontai.

" Ada apa si, Mah? " Ucap Bara dan Frans berbarengan.

" Aletta pingsan. " Ucap Alenna seraya menatap keduanya jengah.

Frans dan Bara membelalakkan matanya dan langsung menghampiri Aletta.

" Al, bangun ini, Papa, " Ucap Frans seraya menepuk pipi Aletta pelan.

" Al, bangun, Al. Ini Abang, " Ucap Bara seraya menatap Aletta panik. Masih belum ada respon apa apa dari Aletta.

Bara membopong tubuh Aletta dan membawanya ke dalam mobil di ikuti dengan Alenna dan Frans di belakang, mereka memutuskan untuk membawa Aletta ke rumah sakit terdekat nya.

Alenna setia menemani Aletta dan terus mencoba membanguninya. Aletta menutup matanya terlalu rapat hingga sulit untuk di buka, air mata tak kuat di bendung oleh Alenna. Melihat putri nya terkulai lemah di pangkuan nya dengan wajah yang pucat, ia mencium kening putrinya lembut.

Sesampainya di rumah sakit, Aletta langsung di gendong oleh Bara dan di baringkan di bangsal rumah sakit. Gadis itu masih setia memejamkan matanya. Setelah sampai di ruang IGD, Aletta bersama dengan dokter dan beberapa perawat masuk dan langsung memeriksa keadaan Aletta.

" Kalo Aletta kenapa napa, gimana? " Ucap Alenna sambil terisak di pelukan Frans.

" Tenang, Aletta, pasti kuat, " Ucap Frans seraya mengusap kepala Alenna.

" Aletta kuat, Mah. Bara yakin, " Ucap Bara seraya menatap Alenna lekat.

Tak lama dokter keluar dari ruangan dimana Aletta berada, ia membawa selembar kertas yang berisikan hasil check-up nya.

" Apakah kalian keluarga dari Nona Aletta Nadira? " Tanya dokter itu seraya menatap Frans, Alenna dan Bara bergantian.

" Iya dok, kami keluarga nya, " Ucap Frans.

" Gimana keadaan anak saya? " Tanya Frans lagi.

" Kondisi nya kini drop, Kanker Leukemia nya telah mencapai stadium tiga. Kita harus mengambil tindakan lebih lanjut untuk menghambat pertumbuhan sel kanker di dalam tubuhnya, sejuah ini belum ada langkah yang bisa sepenuhnya menghilangkan sel kanker tersebut, " Jelas dokter itu seraya memberikan selembar kertas yang ia bawa kepada Frans.

" Sel kanker itu masih ada? " Tanya Alenna lemas. Dokter itu mengangguk pelan.

" Lakukan yang terbaik untuk anak saya, " Ucap Frans seraya menatap dokter itu lekat.

Dokter itu mengangguk, " Baik, kalau begitu saya permisi dulu, "

Alenna terjatuh lunglai ke lantai rumah sakit, air matanya mengalir semakin deras kala mendengar ucapan dokter sebelumnya. Frans dan Bara berusaha menenangkan Alenna walaupun sebenarnya batin mereka pun sedang sangat hancur saat mendengar pernyataan dokter tadi. Mereka saling berusaha menguatkan satu sama lain dan berharap ada keajaiban untuk Aletta.

Extraordinary Love {COMPLETE}✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang