Setelah mereka selesai menyantap bakso, Aldo langsung membayar nya. Dan memutuskan untuk kembali ke rumah. Di sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, tak ada yang membuka suara lebih dulu. Suasana nya sangat canggung kini.
Kota Jakarta kini padat, mereka terjebak dalam kemacetan yang biasa terjadi di seluruh belahan kota Jakarta. Aldo melirik Aletta lewat kaca spion nya, muka gadis itu kini memerah akibat kepanasan sambil mengibaskan jari nya berharap ada angin yang bisa sedikit menutupi kegerahan nya.
" Gerah ya? " Aldo membuka suara lebih dulu.
Aletta mengangguk, " Iya nih, gerah banget. Biasanya di Bandung cuaca nya sejuk jadi gak terbiasa deh sama cuaca Jakarta, " Aletta mengelap keringat nya yang semakin bercucuran. Aldo merasa kasihan dengan Aletta, kemudian mengusap lutut Aletta lembut.
Aldo kemudian berusaha keluar dari kemacetan itu lalu mencari jalan pintas agar bisa cepat sampai ke rumahnya. Aldo memasuki gang gang kecil untuk bisa dapat jalan pintas dengan cepat.
Setelah setengah jam mencari jalan pintas, mereka berhasil sampai ke jalan yang senggang. Aletta menghela nafas leganya, Aldo menatap Aletta sekilas dari kaca spion seraya tersenyum simpul." Hufftt akhirnya, bisa lepas dari kemacetan Jakarta, " Aletta menghela nafas lega nya lagi.
Aldo tertawa renyah, " Kasian pacar aku, " Aletta mengerucutkan bibirnya.
Tak lama mereka sampai di depan rumah Aletta, " Mampir dulu gak? "
" Enggak dulu deh, titip salam buat Om Frans dan Tante Alenna ya, " Aldo tersenyum simpul seraya mengusap puncak kepala Aletta.
Aletta mengangguk paham dan tersenyum, " Okay deh, hati hati ya, "
Aldo kemudian melajukan motornya dengan kecepatan rata rata, ia tiba tiba teringat oleh Raina. Ia memutuskan untuk menuju ke makam Raina, ia rindu sekali dengan gadis itu. Cinta pertamanya.
Tak butuh waktu lama ia sampai di sebuah pemakaman umum dan langsung berjalan menuju ke makam Raina, di sana sudah ada laki laki asing yang sedang menaburkan bunga di atas makam Raina. Aldo menghampiri makam Raina.
" Lo siapa? " Tanya Aldo sambil mengerutkan dahinya memperhatikan laki laki asing di depannya.
" Gue abangnya, Raina. Harusnya gue yang nanya lo siapa, " Ucap datar laki laki itu.
Aldo semakin mengerutkan dahinya, " Abangnya? Dia gak pernah cerita kalo dia punya Abang, lo salah makam kali, " Aldo kemudian berjongkok sambil meletakkan bucket bunga mawar yang telah ia beli sebelumnya.
" Hai, Rai. Aku dateng lagi nih, " Ucap Aldo lirih seraya tersenyum lirih.
" Lo siapa nya, Raina? Cowok nya? " Ucap laki laki itu lagi.
Aldo mengangguk, " Iya, gue cowok nya, " Sambil terus mengusap nisan Raina.
Laki laki itu mengangguk paham, " Kenalin gue, Bara Alexander. Abangnya Raina, mungkin dia emang gak pernah cerita soal gue karena dia emang gak tau kalo dia itu punya Abang, " Ucap Bara lirih sambil ikut mengusap nisan Raina.
Aldo menoleh, " Kok bisa dia gak tau kalo dia itu punya Abang? " Tanya Aldo sambil menatap Bara bingung.
" Dia tinggal sama temen nya nyokap bokap, dia di asuh sama mereka, " Jawab Bara sambil tersenyum lirih. Aldo terdiam mematung menatap Bara lekat.
" Oh iya, selama dia hidup gimana? Bahagia terus kan? Dan lo gak pernah sakitin adek gue, kan? " Tanya Bara sambil menatap Aldo tajam.
Aldo terkekeh ringan, " Dia bahagia kok, Bang. Gue juga gak pernah sakitin dia, cuma gue gagal lindungin dia, " Aldo menunduk sambil terdiam menatap nisan Raina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love {COMPLETE}✓
Ficção Adolescente⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ HELP ME TO GET 3k READERS and 900 VOTES ¡Happy Reading! Aletta Nadira. Remaja cantik yang selalu ingin terlihat bahagia dan ceria. Namun, siapa sangka? di balik topeng yang ia pasang selalu banyak tersimpan ribuan pisau ya...