" Eh ibu negara, sini duduk sebelah bapak negara aja. Jangan duduk di sebelah gue, nanti ada yang cemburu, " Ucap Raga sambil tersenyum melirik Aldo dan Ellan.
Aletta memutar bola matanya malas, " Mau gue duduk dimana kek, sama aja kok, "
" Tapi, Al. Tempat terpantas buat lo itu di samping gue, bukan dimana mana " Aldo menatap Aletta yang sedang terlihat mulai jengah dengan kondisi nya kali ini.
Tiba tiba seorang perempuan asing langsung duduk di samping Aldo, " Eh, lo ngapain? Emang gue nyuruh lo duduk disini? " Aldo sedikit terkejut dengan perempuan asing yang langsung duduk di samping nya.
" Kenapa sih sayang? Lagian kan kursi ini kosong, emang aku gak boleh duduk disini? " Jawab perempuan asing itu sambil memeluk lengan Aldo dan menatap Aldo dengan puppy eyes nya.
" Najis, awas! " Aldo menepis pelukan itu dan sedikit mendorong perempuan itu.
" Ada yang lebih pantes duduk di sebelah gue daripada lo, " Lanjut Aldo.
Perempuan itu menaikkan sebelah alisnya, " Emang siapa? Siapa yang lebih pantes duduk di sebelah kamu di banding aku? Emang ada yang lebih cantik daripada aku di sekolah ini? "
Aldo langsung menarik lengan Aletta untuk duduk di sampingnya, Aletta yang tidak siap pun langsung terhuyung duduk di sebelah Aldo, " Ada lah, bahkan dia jauh seribu kali lipat lebih cantik dan pantes duduk di sebelah gue daripada lo "
Ellan dan Raga paham dengan raut muka Aldo yang mulai terlihat geram dengan gadis yang kini sedang menatap kesal ke arah mereka, " Udah deh, Sha. Lo mending gabung sama geng lo sana, ngapain coba gangguin si Aldo? "
Aletta mendengus kesal, " Stop, mending gue aja yang pindah " Aletta langsung berdiri dan menarik lengan Acha untuk menjauh dari kerumunan yang ribut itu.
" Tunggu, Al " Aldo menahan langkah Aletta. Aldo menarik nafasnya kasar dan mulai geram dengan tingkah Sasha-- wanita yang selalu mengejarnya, " Mau lo yang pindah atau gue yang pindah? " Aldo menatap Sasha dengan tatapan tajam nya.
Sasha berdiri dan menghentakkan kakinya, " Emang hebatnya dia di banding aku apa? Cantikan juga aku, " Sasha mengibaskan rambutnya.
" Gue minta sekarang juga lo pindah, " Aldo menekankan kata pindah sambil terus menatap tajam Sasha.
Sasha pun geram dan langsung pergi menjauh dari Aldo, " Awas aja lo, gue bakal bikin lo gak betah sekolah disini!! " Batin Sasha.
" Ribet banget sih? Tinggal gue aja yang pindah harus pake ada acara ribut dulu? " Aletta berdesis kesal dengan tingkah Aldo sebelumnya.
" Lo cukup duduk dan makan di samping gue, itu aja kok " Raut muka Aldo seketika berubah menjadi senyuman manis yang jarang sekali ia perlihatkan kepada orang lain.
Aldo mengembangkan senyumnya dan menatap Aletta dengan puppy eyes nya, " Duduk disini ya? Please, "
Aletta memutar bola matanya malas dan langsung duduk di sebelah Aldo untuk segera menghabiskan makanannya dan menjauh dari Aldo yang menurutnya sangat menyebalkan.
" Pelan pelan dong makan nya, buru buru amat nanti keselek loh " Aldo terus menatap Aletta yang sedang menghabiskan siomay nya.
" Ngapain sih lo ngeliatin gue mulu? Mau gue colok mata lo? " Aletta langsung mengarahkan garpu yang berada di tangannya kedepan muka Aldo.
Aldo tertawa renyah dan menatap lekat mata Aletta, " Jangan galak gitu dong, nanti gue makin suka "
Aletta terkejut dengan ucapan Aldo dan tersedak siomay yang sedang ia makan, Aldo langsung memberikan Aletta minuman milik nya dan secara tidak sadar Aletta meminum minuman Aldo yang diberikan kepadanya.
Aletta berdesis kesal, " Basi banget si gombalan lo, gue jadi keselek kan tuh. Kalo misalnya gue mati gara gara keselek siomay gimana? Hah? Lo mau tanggung jawab? " Aletta langsung berdiri dan menarik lengan Acha yang sedang menikmati siomay nya.
" Eh? Al, siomay gue belom abis " Acha sedikit berteriak dan terhuyung mengikuti langkah Aletta.
" Nanti gue beliin makanan yang lebih enak daripada siomay mang ali, yang penting gue bisa ngejauh dari gerombolan manusia aneh kayak mereka " Aletta mempercepat langkahnya menjauh dari Aldo. Di lain sisi, Aldo langsung bergegas menghampiri Aletta.
" Do, lo mau kemana? " Teriak Raga.
" Mau ngejar bidadari tanpa sayap gue, " Ellan dan Raga tertawa renyah dan menggelengkan kepalanya bersamaan.
" Semoga luka lama nya bisa sembuh ya, Ga " Ucap Ellan sambil memperhatikan Aldo yang sedang mengejar Aletta. Raga mengangguk setuju.
Aldo memiliki luka lama yang juga sama hebatnya dengan Aletta, ia harus kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi. Sejak kejadian itu, hati nya tertutup rapat untuk siapapun yang ingin mendekatinya. Hati nya seolah beku dan mati rasa untuk bisa merasakan bagaimana rasanya cinta yang umumnya di rasakan oleh remaja seusianya.
Kehadiran Aletta membantunya untuk bisa sembuh dari luka lamanya. Aldo pun bingung dengan rasa yang ia rasakan kini, apakah ini semua hanya rasa kagum atau cinta? Entahlah waktu yang akan menjawab semuanya.
" Al, tunggu " Langkah Aletta terhenti, ia menoleh ke sumber suara yang muncul dari balik tubuhnya.
" Lo mau apa lagi sih? Gak usah gangguin gue bisa gak? " Jawab Aletta.
Aldo menatap Aletta teduh, " Sorry gue tadi gak sengaja bikin lo keselek gitu kok, "
Aletta menaikkan sebelah alisnya dan mengangguk sekilas, " Nanti balik bareng gue ya? " Lanjut Aldo.
" Ogah, " Aletta langsung meninggalkan Aldo yang sedang menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aletta yang justru terlihat menggemaskan di matanya.
" Al, gue pegang yaa janji lo mau beliin gue makanan " Acha mengerucutkan bibirnya.
" Iya, Cha. Makanan mulu deh yang ada di otak lo, " Mereka tertawa bersama. Begitulah perkenalan antara Aletta dan Acha.
Aldo tersenyum samar dan terus memperhatikan Aletta dari kejauhan, " Gue jamin, suatu saat lo pasti bakal jadi milik gue " Batin Aldo.
Tiba tiba hujan turun, yang kini sudah saatnya bagi seluruh murid SMA Antariksa pulang namun hujan mengguyur kota. Aletta menatap langit yang kini meneteskan satu persatu bulir air yang membasahi bumi.
Hujan, kamu itu hebat ya? Kamu sering banget jatuh, banyak orang yang benci dengan kehadiranmu, banyak yang mendoakanmu agar segera pergi, banyak juga yang tidak mengharapkan kehadiran mu. Namun di balik semua itu, mereka gak sadar kalau kamu adalah sesuatu yang sangat berharga dan penting untuk bumi dan seluruh isinya. Kamu membantu banyak tumbuhan bisa tumbuh dengan subur, kamu menjadi sumber air bagi seluruh manusia, dan juga banyak di antara mereka para sepasang kekasih yang menantikan kehadiranmu untuk merasakan indah nya duduk berdua di bawah derasnya hujan. Aku ingin sepertimu, kuat, tangguh, dan berani karena walaupun kehadiran mu tidak sepenuhnya di harapkan tetapi kau tetap menetes demi menghidupi semua orang.
Entah kenapa setiap hujan turun Aletta menjadi sosok yang sangat melankolis, seketika seluruh rangkaian kata panjang bermunculan di dalam benak nya dan juga seluruh kenangannya bersama mantan kekasihnya dulu kembali muncul di dalam benaknya. Rasa sakitnya masih sama dan terasa hingga kini, sangat sulit untuk melupakan cinta pertama nya itu.
Mulai dari kenangan manis hingga pahit ia tuangkan di bawah hujan, hujan juga lah yang menjadikan nya sosok yang kuat dan tidak mau terlihat lemah oleh siapapun. Sebenarnya, Aletta adalah sosok yang rapuh dan hanya gadis biasa yang terus menangis di pojokan meratapi luka nya. Namun, keadaan memaksanya untuk kuat dan tersenyum kepada siapapun yang berada di sekitarnya.
Haii, ini part 3 nya yaa!!
Jangan lupa Vote, Comment, dan Share cerita ini ke teman/saudara/kerabat terdekat kalian yaa!!
Supaya aku makin rajin nulis cerita ini :))
With luv,
-chintya nathalie-
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Love {COMPLETE}✓
Ficção Adolescente⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ HELP ME TO GET 3k READERS and 900 VOTES ¡Happy Reading! Aletta Nadira. Remaja cantik yang selalu ingin terlihat bahagia dan ceria. Namun, siapa sangka? di balik topeng yang ia pasang selalu banyak tersimpan ribuan pisau ya...