09||

33K 2.1K 192
                                    

Gila, nyesek banget ya di posisi seperti ini.
•Disa•
_____________________________________

Arkan benar-benar bosan sendirian di apartemen. Alhasil ia memilih untuk tidak langsung pulang kerumah. Melainkan singgah terlebih dulu ke markas Sargam.

Arkan memarkirkan mobil nya di perkarangan luas ini. Melangkah kan kaki nya menuju rumah sederhana yang sudah ter claim menjadi markas besar nya Sargam. Mereka lebih memilih rumah, dikarenakan bisa tidur dan lebih nyaman nanti nya.

"Woi Arkan! Tumben siang-siang kesini." Sapa Randa yang sedang mencuci motr sport nya disana.

"Boring." Singkat nya lalu membuka pintu itu.

Di ruang tamu Arkan sudah disambut oleh anak-anak Sargam yang sedang bersantai.

"Wadidawww! Arkannn." Seru Tomi bertos pada Arkan. Sontak Arkan bertos ala mereka pada semua orang yang berada disana.

"Gimana Ar, enak gak tadi malam main nya?" Ujar Miko.

"Enak, soalnya kan perdana." Jawab Arkan dengan watados nya. Menghempaskan tubuh nya di sofa.

"Mana mau main sendiri lagi, gak mau bagi-bagi gak tuh?" Sindir Isan mengulum senyum nya.

"WIDIWW! ADA ARKANJING NIH!" Teriak Draka berjalan dari dapur menghampiri Arkan.

"Berani lo hah? Mau gue sleding?!" Ketus Arkan.

"Seharus nya kita yang nge sleding lo anying!" Hardik Ipal, disusul oleh Nanda dibelakang.

"Tau! Manusia gak punya adab! Kita udah capek nunggu giliran. Eh si tai gak selesai-selesai. Temen macam lo emang pantes buat dibunuh!" Kesal Nanda menghempaskan tubuh nya di sofa tunggal.

"Maklum lah boy, nama nya baru pertama. Tentu mau nikmatin lah." Sahut Isan.

"Tapi gak gitu juga lah tai! Kita jadi gak bisa ngelampiasin, ide melenceng nama nya kalau gini mah!" Sahut Draka masih tak terima.

"Sorry-sorry, gue kebawa suasana soalnya." Tutu Arkan.

"Sumpah gue kesel banget sama lo, Ar. Serius dah. Pengen tak hihhh!" Kesal Ipal gemas, memberikan gestur ingin mencakar muka Arkan.

"Yaudah, besok kita bawa lagi dia ke bar. Tapi yang make lo bertiga aja. Nikmatin deh puas-puas sana." Ucap Arkan enteng.

"Udah basi lah bangsat!" Ucap Nanda nyeletuk.

"Tau, arkanjing arkanjing." Ledek Draka dengan kekesalan yang masih melekat.

Anak-anak Sargam yang lain sontak tertawa terbahak-bahak mendengar kekesalan teman-nya ini.

"Ar, kalau kelepasan gimana?" Sindir Miko.

"Gak mungkin." Singkat Arkan.

"Mungkin-mungkin aja boy!" Seru Tomi.

"Pake gak?" Isan mengkode sesuatu seraya mengangkat kedua alis nya.

Sontak Arkan menggeleng. "Enggak."

Semua nya sontak berseru mendengar jawaban Arkan itu. Merasa tertarik atas cerita pria berani dan nekad yang sedang bersama mereka ini.

"Besar kemungkinan bakal kelepasan itu mah, Arkan Damarel." Seru Ipal.

"Yaudah si, kalau kelepasan pun tinggal suruh gugurin. Hidup simpel boy, gak usah di per ribet." Balas Arkan enteng dan tetap santai.

"Ngeri gue kalau udah berurusan sama yang nama nya Arkan." Seru Tomi.

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang