38||

34.2K 2.2K 459
                                    

Aku mencintaimu tapi maaf jika sikap ku gagal membuktikan itu~
•kata dari arkan gak sieeee?•
_____________________________________

Di tempat ini emosi Arkan semakin menggebu-gebu. Terlebih saat melihat kondisi markas bagian belakang nya yang sudah hancur akibat makhluk yang belum pasti diketahui sebagai pelaku nya. Jujur saja, pasti nya Arkan dan yang lain sangat tidak terima atas perlakuan ini.

Para anggota Sargam semua nya telah dikumpulkan. Sudah siap sedia untuk membalas serangan ini. Secara fisik dan mental mereka sudah siap, ditambah peralatan yang sudah siap sedia untuk menyerang nanti.

"Semua nya udah kumpul, cuman Basra yang gak ada."

"Tu anak sebagai ketua, aturan nya dia garda terdepan dalam permasalahan ini. Dia yang bakal ngasih intruksi dan mimpin. Tapi nyata nya apa? Basra gak bisa dihubungin!" Sedikit kesal memang Arkan pada lelaki bernama Basra tersebut. Pria itu yang tak tahu kemana dan tidak ada kabar sama sekali.

"Terakhir dia bareng Cia, gue gak tahu pasti mereka pergi kemana." Sahut Tama.

"Check in kali." Timpal Maher asal.

"Ketua apaan kalau kaya gini ceritanya. Bukan nya ngehandle masalah malah gak ada kabar." Celetuk Ipal.

"Palingan sibuk asik-asikan bareng Cia." Imbuh Gema.

"Emang anjieee sih. Semenjak deket sama Cia dunia tu anak ibaratkan diisi sama Cia doang." Sambung Kevin.

"Udah Ar, lo aja yang mimpin. Ini masalah kalau dilarut-larutin gak akan ada kelar nya." Saran Draka. Tak ada salah nya juga Arkan terlibat lebih dalam masalah ini. Posisi Arkan pun juga sebagai wakil ketua saat ini.

"Oke. Kita langsung menuju markas Marcell." Intruksi dari Arkan yang langsung diiikuti oleh mereka semua.

Marcell adalah tersangka yang pasti sudah terlibat kedalam masalah ini. Hal itu dikarenakan Marcell dan anggota geng nya yang memiliki dendam yang terus gagal terbalaskan pada Sargam. Terlebih dendam terhadap Basra maupun Arkan.

"Bawa semua dan jangan ada satupun yang tertinggal."

Arkan langsung menunggangi motornya. Dan diikuti oleh yang lain. Tak ada satupun alat mereka yang tertinggal. Yang pastinya motto mereka pembakaran harus terbalaskan dengan pembakaran juga.

~o0o~

Asel kembali masuk kedalam gudang ini. Ia dapat melihat Disa yang masih dengan posisinya. Duduk tersandar pada meja-meja rusak sembari terus merintih dan meringis kesakitan. Asel juga mampu melihat Disa yang terus mengelus bagian tubuh nya yang sekiranya terasa sakit. Terlebih Asel yang selalu melihat Disa mengelus-ngelus perut nya.

Dilain hal, Ibal juga masih terdapat disana. Tersungkur dan masih terbaring dilantai dalam kondisi yang tidak sadarkan diri. Asel tak terlalu memperdulikan lelaki brengsek ini.

"Kak Arkan nya gak ada, gue udah nyari kemana-mana tapi tetep gak nemu. Di telfonin juga gak diangkat-angkat. Kaya nya dia bolos." Perjelas Asel yang sudah berada dihadapan Disa.

"Jadi siapa yang bakal bawa lo kerumah sakit kalau bukan Kak Arkan? Sedangkan dia nya aja gak tau kemana."

"A-asel tolong, i-ini sakit banget." Lirih Disa dengan air mata yang hampir luruh.

Berusaha mati-matian Asel berfikir. Mencari solusi dan jalan keluar nya. Asel menggigit-gigit gemas kuku jempol tangan nya sembari berfikir keras.

"Arzan!" Ucap Asel secara spontan. "Iya Arzan!"

"Lo tunggu bentar disini oke. Gue panggilin Arzan dulu."

"Tahan sebentar sakit nya. Lo harus kuat!"

"Jangan lemah!"

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang