26||

32.8K 2K 359
                                    

Aku mencintai mu bukan karena siapa dirimu, melainkan tentang apa yang aku rasakan saat bersama mu~
>><<
_____________________________________

Disa turun dari angkutan umum. Jujur, sebenar nya Disa tak ingin sekolah hari ini. Ingin izin dan beristirahat dengan damai dirumah. Tubuh nya terasa lemas karena kejadian sangat fatal tadi malam. Tenaga nya juga tak sepenuh nya pulih. Beruntung saja Disa masih diberikan pertolongan dan Basra segera di amankan.

Dilain hal Disa tak berani untuk izin tak masuk sekolah. Pasal nya sudah terlalu banyak diri nya izin untuk tidak masuk sekolah. Dan latar belakang seorang ketua osis juga menjadi suatu kendala Disa saat ini. Apa yang patut untuk di contoh jika ketua osis nya tidak melakukan tugas dengan baik, dan salah satu nya terlalu sering izin. Dan alhasil Disa memutuskan untuk bersekolah saja pada hari ini.

Disa melangkah kan kaki ya menuju gerbang utama sekolah nya. Berjalan lemas menuju gerbang itu, sebenar nya untuk ukuran osis Disa sudah terlambat datang kesekolah pagi ini. Bagi yang di tugaskan untuk piket gerbang harus datang lebih awal, sebagai seorang ketos Disa ditugaskan untuk piket gerbang setiap hari.

"Selamat pagi." Sapa Disa lembut seraya menampilkan sebuah senyuman manis nya. Penglihatan Disa mampu menangkup waketos dan dua anggota lain nya disana. Termasuk Pak Yuta, guru sekaligus pembimbing osis itu terdapat disana.

"Nah ini dia." Ujar Wira, wakil ketua osis itu. Serempak pandangan mereka yang berada disana langsung teralihkan pada Disa.

"Kak Disa telat lagi?" Ucap salah satu aggota osis itu yang sekiranya adik kelas Disa.

"Haduh Disaa-Disaa, jadi betul apa kata teman-teman kamu? Bapak kira mereka cuman iri saja sama kamu. Kira nya fakta nya toh. Gak sia-sia bapak nungguin kamu disini." Sembur Pak Yuta.

"Sebener nya lo niat jadi ketos gak sih? Lo kira jadi ketos buat ajang cari panggung? Cari nama dan numpang hits doang?" Sinis Wira. "Gak sekali dau kali lo selalu telat, udah berkali-kali dan inii udah kesekian kali nya. Bahkan lo sering absen. Dan lo gak mikir siapa yang ngegantiin lo hah? Gue lah!"

"Jadi sebener nya yang ketos itu kak Disa atau Kak Wira sih?" Ega menatap secara bergantian Wira dan Disa.

"Kalau gini cerita nya mending saya aja yang jadi ketos nya pak. Lebih becus lah pastinya." Sindir Wira. "Udah di duga juga kan kalau ketos cewek bakalan menye-menye, gak tegas. Dan sekarang malah kebukti kan? Lagi pun gak ada sejarah nya SMA kita ketos nya cewek."

Disa membuang nafasnya panjang, sebenar nya untuk saat ini Disa malas berdebat bersama lelaki bermulut lemas ini.

"Kalau lo mau bersaing, bersaing yang sehat ya. Gak perlu pake-pake ngejatuhin dan ngejelek jelekkin lawan main lo. Lo itu waketos dan gak seharus nya lo bertingkah seperti ini. Seharus nya kita saling support satu sama lain. Bukan nya saling jatuh menjatuh kan." Disa yang sedari tadi diam mencoba untuk membuka suara.

"Dih." Cibir Wira menaikkan sudut bibir nya.

Disa beralih menatap pak Yuta dengan tatapan sayu. "Pak, saya seperti ini punya alasan. Dan bukan nya saya sudah izin ya ke bapak? Kalau akhir-akhir ini saya gak fokus dulu ke organisasi. Apa bapak lupa mungkin? Akhir-akhir ini saya banyak masalah banget pak, dan masalah nya berat banget. Karena itu terkadang sampai kebawa-bawa di sekolah."

"Jujur-jujur aja nih, sebener nya kakak niat gak sih masuk organisasi ini? Apalagi jabatan kakak sekarang ini gak mudah, seorang ketua osis loh. Niat gak sih sebener nya nopang jadi ketos? Apa jangan-jangan mau numpang cari panggung doang?"

Disa beralih menatap dengan malas adik kelas nya itu. "Kalau gue gak niat kenapa gue berusaha mati-matian supaya terpilih? Jelas gue niat banget. Lo gak perlu ngasih tau gue kalau jadi ketos itu gak mudah. Jelas gue lebih tau dari lo yang hobi nya julid gak jelas."

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang