40||

42.9K 2.6K 430
                                    

Tidak ada yang bisa menggantikan dirimu, namun banyak yang bisa menggantikan diriku.
•Arkan belum buchin!•
_____________________________________

Disa berjalan masuk terlebih dahulu kedalam rumah ini. Disusul dengan Arkan yang berjalan dibelakang Disa sembari menenteng barang-barang perlengkapan milik Disa dan juga milik nya. Disa rasa sudah cukup waktu sehari dirumah sakit, tak perlu lagi berlama-lama rasanya. Toh sakit nya juga bukan sakit serius. Hanya sekedar sakit biasa saja dan juga tak cukup parah. Badan Disa juga terasa lebih enakan. Tidak lagi dirinya merasakan lemas maupun nyeri di badan nya. Hal itu membuat Disa bisa beraktifitas sempurna tanpa harus merasakan kesakitan.

Disa memilih duduk disofa tempat biasa dirinya santai. Sementara Arkan meletakkan tas tenteng itu secara asal. Ia berjalan ke arah meja yang berada didekat sana. Tangan nya yang terulur meraih sebungkus perman disana. Arkan membukanya dan mengambil satu buah permen tersebut.

Disa yang mampu melihat aksi Arkan menjadi sedikit heran. "Tumben banget beli permen sebungkus besar itu. Biasa nya juga gak pernah tuh mau makan permen."

Arkan memasukkan permen bervarian mint itu kedalam mulut nya. Mengemut nikmat permen tersebut. Arkan juga memilih duduk disamping Disa. "Lagi pengen aja."

"Kok tiba-tiba? Ada alasan nya ya?" Disa merasa tak puas dengan jawaban dari Arkan tadi. Disa ingin tahu secara detail alasan dari lelaki ini.

Arkan menumpukan tengkuk nya pada kepala kursi. Memejamkan mata nya seraya masih mengemut permen yang ada didalam mulut nya. "Pengganti rokok."

Spontan mata Disa mendelik saat mendengar nya. "Serius?! Kak Arkan mau berhenti merokok?"

"Kalau bisa."

Senyuman mengembang tertampilkan di bibir Disa. "Sumpah demi apapun gue kaget denger nya. Tapi disisi lain gue seneng banget!"

Disa merubah posisi duduk nya mengarah ke Arkan. Disa tampak sangat antusias pada topik saat ini. "Kenapa kok bisa mendadak mau berhenti merokok? Pasti ada suatu hal pastinya kan yang buat Kak Arkan pengen lepas dari benda itu. Kalau enggak gak bakalan mungkin juga punya niat kaya gini, pasti ada suatu hal pendorong nya kan?!"

"Gue ngerasa paru-paru gue selalu sakit akhir-akhir ini, bernafas pun juga susah, sesak juga. Jadi gue mutusin berhenti merokok, gue takut ntar gue malah mati. Kalau gue mati otomatis lo bakalan jadi janda. Siapa coba yang mau sama janda modelan kaya lo." Ujar Arkan diakhiri dengan hinaan diujung kalimat nya, seperti biasanya.

Disa berdecak sebal, ia mencebikkan bibir nya. "Kebiasaan deh!"

"Eh tapi beneran paru-paru nya sakit? Gak mau di cek aja gitu? Ntar malah makin parah. Kalau kenapa-napa gimana? Ayolah bagus di cek aja." Khawatir Disa. Jelas saja, Disa bukan seperti Arkan yang acuh pada apapun. Disa termasuk orang dengan tingkat kepedulian yang sangat tinggi.

"Lo takut jadi janda ya?" Ledek nya masih dalam posisinya.

Disa mendengus, merasa kesal pada lelaki disamping nya ini. "Tau deh, orang lagi serius malah dibercandain."

Arkan membuka matanya. Ia menoleh kan kepala nya dan memandang Disa yang tak sedang memandang nya juga. "Kalau suatu hal pendorong gue berhenti merokok itu lo gimana?"

Spontan Disa ikut menoleh kan kepalanya ke arah Arkan. Pandangan nya ikut bertemu pada pandangan Arkan. "Hah? M-maksudnya?"

"Gue takut karena ulah gue orang yang berada disekitaran gue malah kena dampak nya. Perokok pasif lebih berbahaya dibanding perokok aktif. Apalagi buat ibu hamil." Tutur nya.

Tunggu-tunggu, maksud nya Arkan berhenti merokok karna Disa alasan nya? Arkan behenti merokok karena Disa gitu? Wtf! Ini suatu hal manis bukan?

"Jadi maksud nya alasan Kak Arkan berhenti merokok karna gue alasan nya?" Ujar Disa memastikan, ia takut akan salah paham dan salah mencerna ucapan Arkan.

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang