29||

27.6K 1.8K 247
                                    

Someday, akan ada people yang bersyukur memiliki kamu~
•••
_____________________________________

Disa mengulurkan sebuah amplop padi itu ke hadapan Pak Yuta yang berada di hadapan nya. Sepatah kata pun enggan Disa keluarkan. Alhasil aksi Disa tersebut berhasil membuat Pak Yuta kebingungan.

"Ini apa Disa?" Tanya Pak Yuta melirik amplop padi yang berada diatas meja di dekat nya.

"Didalam nya ada surat pak." Balas Disa seadanya.

"Surat apa?" Pak Yuta menatap wajah Disa lekat-lekat, menunggu sebuah jawaban yang keluar dari mulut murid nya ini.

Disa menundukkan kepala nya. "Bapak bisa lihat sendiri."

Mendengar balasan tersebut langsung saja Pak Yuta meraih amplop padi itu. Disa berhasil membuat diri nya penasaran akan hal apa yang terdapat di dalam amplop padi ini. Terlebih dari raut wajah Disa yang terlihat tak memungkin kan.

Pak Yuta meraih selembar kertas putih yang terdapat di dalam sana. "Surat pengunduran diri?" Pak Yuta membaca sebuah judul yang tertera disana. Sembari menatap sekilas wajah Disa.

Sementara Disa hanya menunduk, tanpa melihat ke arah Pak Yuta.

Pak Yuta beralih menatap kembali isi surat tersebut. Membaca nya dengan seksama dan sangat serius. Seketika mata lelaki itu mendelik sempurna. "Disa, apa-apan ini? Kamu tidak lagi bercanda kan nak?" Pak Yuta menatap lekat-lekat wajah Disa.

Disa meneguk saliva nya kasar. Ia mengangkat kepala nya menatap guru nya itu. "Saya gak lagi bercanda pak. Saya memang sangat ingin mengundurkan diri dari osis, terutama mengundurkan diri sebagai ketua osis. Lebih baik saya mengundurkan diri dari pada bapak harus capek-capek mengurus dan mencopot jabatan saya. Bapak gak perlu ribet lagi nunggu seminggu buat berhentiin saya sebagai ketos. Saya tahu diri dan saya bakalan ngeringanin beban bapak dengan cara mengundurkan diri saja. Terima kasih."

"T-tapi gak bisa gitu Disa." Sela Pak Yuta. "Kinerja kamu sangat bagus. Kamu sangat cocok menjadi seorang pemimpin, bapak dan para penghuni sekolah gak salah pilih kamu sebagai seorang ketos, Disa. Kamu itu cerdas, banyak ide-ide bagus yang kamu luangin untuk sekolah ini. Belum berapa lama kamu menjadi ketos saja bapak sudah melihat kalau kinerja kamu itu sangat bagus. Kriminal sekolah juga menurun karena ketegasan dan ke disiplinan kamu."

"Apa karena masalah kemarin kamu malah mengambil keputusan seperti ini? Bapak sama sekali tidak bermaksud apa-apa kemarin. Hanya saja bapak cuman menegur kamu agar lebih disiplin dan tidak mengulangi hal buruk itu lagi. Bukan berarti bapak ingin mencopot jabatan kamu. Itu hanya sebuah ancaman belaka gar kamu lebih disiplin dari sebelum nya."

"Atau jangan-jangan Wira mengancam dan menindas kamu agar kamu mengundurkan diri? Biar dia bisa nempatin posisi kamu? Disa, jawab jujur. Apakah benar dari semua perkataan bapak barusan? Jujur saja Disa, kalau kamu jujur sama sekali saya tidak akan marah." Pak Yuta menatap penuh artian wajah Disa. Ia sangat tidak ingin Disa mengundurkan diri dari organisasi intra sekolah ini.

Disa menarik nafas nya dalam-dalam. "Keputusan ini murni dari diri saya sendiri. Tidak ada sangkut paut nya sama sekali dari perkataan yang baru saja bapak ucapkan."

"Kalau tidak ada sangkut paut nya sama sekali. Lantas mengapa kamu memilih keputusan seperti ini? Bapak tahu persis diri kamu bagaimana. Kamu tidak akan pernah mau mengambil keputusan sesat seperti ini. Pastia ada alasan nya kan?"

"Sama sekali tidak ada alasan nya pak."

Pak Yuta menghela nafas nya jengah. "Sangat tidak masuk akal Disa. Pasti semua nya ada alasan."

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang