10||

40.3K 2.2K 166
                                    

____________________________________
Happy reading
____________________________________

Disa melangkah kan kaki nya lemas, wajah nya pucat pasi. Pagi-pagi ini tubuh nya terasa amat tak berdaya.

"DISAAA!" Pekik Sania dan Dara dengan spontan nya memeluk tubuh Disa.

"Astagaaa! Lo kemana aja sih, Dis!" Seru Dara.

"Tau ih! Gak ada kabar sama sekali tau gak. Sosmed lo gak aktif semua lagi. Di chat gak dibales, di telfon gak diangkat. Pas di datengin kerumah juga gak ada. Kemana aja sih? Kita nyariin tau!" Sembur Sania.

"Lo sakit? Wajah lo pucet banget astagaaa. Badan lo juga kelihatan lemes gini." Sania menimpali.

"Disa, apa yang terjadi ih?!" Kesal Dara saat melihat Disa yang hanya diam bergeming ditempat.

Disa tersenyum kecil, mencoba untuk menutup rapat-rapat peristiwa apa yang telah terjadi pada dirinya.

"Gue gak papa, makasih ya udah ngekhawatirin gue. Gue beruntung banget tau, punya sahabat sebaik kalian berdua." Ucap nya pelan.

Dara berdecak. "Ck, gak papa apa nya? Gue paling benci tau jawaban itu! Lo harus bilang apa yang terjadi sama lo, Disa!"

"Lo sakit?" Sania memegang kedua pundak sahabat nya. "Atau apa yang terjadi sama lo? Lo pucet banget, Disa! Lo lemes gini, gak kaya biasa nya tau gak! Biasa nya lo sehat bugar semangat 45!"

"Iya gue sakit, tekanan batin." Jawab Disa diimbuhi kekehan kecil.

Dara mendengus. "Serius ih!"

"Beneran tekanan batin?" Sania menatap lekat-lekat mata Disa. Menaikkan kedua alis tebal nya.

Reflek Disa memukul lengan gadis itu. "Gak lah gila, yakali!" Balas nya. "Gue cuman sakit demam biasa, its oke gue gak papa kok girls."

"Lo berhasil bikin kita khawatir banget tau! Apalagi pas sekolah tau-tau kondisi lo gini." Ujar Sania.

Dara memepetkan jarak nya pada Disa. "Lo gini kaya gak demam biasa tau gak. Malah kaya bawaan orang hamil." Bisik Dara.

Degh.

Disa tersentak, ekspresi nya berubah seketika menjadi datar. Ucapan Dara berhasil membuat nya teringat pada kejadian itu. Apa mereka tahu apa yang telah terjadi pada Disa dan Arkan? Ah tak mungkin.

Sania yang melihat raut wajah Disa berubah seketika, spontan mencubit perut Dara. "Mulut lo! Kebiasaan deh!"

Dara meringis, jujur ia sekarang merasa tidak enak pada Disa. "Eh Dis, gue gak bermaksud sumpah. Gue keinget tante gue yang lagi hamil, bawaan nya kaya lo gini. Tapi gue mintaa maafffff bangett. Gue gak bermaksud sumpah deh." Tutur nya membuat gestur peace.

Disa tersenyum kecil. "Gapapa kok, santai aja. Gak perlu minta maaf juga. Lebay deh."

"Gak usah maafin Dis. Biar dia tau rasa! Kebiasaan kalau ngomong gak suka di filter."

"Kompor lo anying!" Dara menatap sinis Sania.

Tatapan Disa mendadak tertuju pada Arkan dan teman-teman nya yang sedang berjalan membelah lapangan. Mereka terlihat tertawa ria disana. Sempat Disa fikir apa Arkan tak merasa bersalah sama sekali? Apa pria itu tak ingin meminta maaf kepada nya?

"Disa, lo dengerin kita gak sih?" Ucapan Sania berhasil membuat lamunan Disa buyar.

"Eh, apa?" Reflek nya menatap Sania.

"Anak-anak osis pada nyariin lo tau, apalagi bu kepsek sama bu Tiwi tuh." Tutur Sania.

"H-hah? Nyariin kenapa?"

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang