41||

34.2K 2.2K 320
                                    

berbahagia lah tanpa ku.
•calon sadboy•
_____________________________________

Disa baru saja usai merapikan kamar Arkan, tepat nya sekarang yang sudah menjadi kamar mereka berdua. Disa yang disuruh oleh Arkan untuk tidur dikamar nya dan satu ranjang bersama nya. Entahlah, lelaki itu sangat sulit untuk ditebak sifat nya.

Disa berdiri di hadapan cermin yang cukup besar yang berada dikamar ini. Memandang lekat bayangan dirinya pada cermin tersebut. Jujur saja, sebenarnya Disa merasa miris dengan dirinya sendiri.

Pandangan Disa mendadak tertuju pada perutnya yang semakin membesar. Tentu saja, usia kandungan nya yang semakin bertambah.
Tangan kanan Disa terulur mengusap lembut perut nya. Serta pandangan nya yang masih menatap kearah cermin. "Makin lama pastinya bakalan makin kelihatan. Orang-orang pasti bakalan curiga nantinya."

"Lebih baik dalam waktu dekat ini gue mutusin buat berhenti sekolah. Lagian apa lagi yang mau ditunggu? Nunggu orang-orang tau gitu kalau gue hamil?"

"Ngapain lo?"

Ucapan secara tiba-tiba itu berhasil membuat Disa kaget dan reflek langsung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

Benar, itu adalah Arkan. Datang secara tiba-tiba tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

"H-hah? Gak ngapa-ngapain kok. Lagi ngaca aja." Tutur Disa seadanya.

Arkan yang tadinya berada diambang pintu memilih melangkah kan kakinya menghampiri Disa. "Gue denger ada suara orang ngobrol. Lo ngomong sama siapa?"

"Sama kaca."

Arkan menghembuskan nafasnya. Ia berjalan menuju cermin tersebut dan meraih sisir yang terdapat di meja didekat sana. Menyisir rambut nya dan mengoleskan sedikit minyak rambut ke rambut nya. "Lebih milih ngomong sama cermin ketimbang sama suami nya sendiri."

"Lo gengsi apa gimana sih?" Sindir Arkan melihat bayangan diri Disa dari cermin tersebut.

"Ngomong sendiri didepan cermin kaya orang gila."

Arkan meletakkan kembali sisir tersebut saat dirinya telah usai merapikan rambutnya. Arkan yang tampak menata rapi rambut nya sehingga menambahkan poin plus untuk ketampanan nya saat ini. Rambut memang penolong banget ya bagi laki-laki!

Arkan berbalik badan dan menatap Disa yang masih tetap pada posisinya. "Kalau ada yang mau diomongin. Ngomong ke gue jangan malah ke cermin. Emang nya cermin bisa ngerespon?"

Disa menarik nafas nya dalam-dalam. "Oke. Ada suatu hal yang pengen gue omongin."

"Hm, apa?"

"Keputusan gue udah bulat dan gue bakal berhenti sekolah." Tutur Disa dengan satu tarikan nafas.

Spontan mulut Arkan sedikit terbuka. Sedikit kaget memang saat mendengar ucapan dari Disa yang sangat diluar ekspektasi nya. Jadi pilihan Disa bahwa akan berhenti sekolah  memang tidak bercanda? Arkan fikir Disa hanya sekedar main-main dan bermaksud mengancamam Arkan dengan niatan Arkan akan membujuk dan memohon pada Disa agar tidak memilih keputusan seperti itu.

"Kenapa malah diem? Kak Arkan spesies cermin juga ya? Sekelas benda mati gitu? Sama-sama gak bisa ngerespon? Tau gini mending ngomong sama cermin aja, bisa sambil ngelihatin diri kita sendiri." Ujar Disa dengan nada sedikit menyeletuk.

Akan tetapi Arkan menghiraukan ucapan Disa barusan, ia masih stuck di ucapan Disa sebelum nya. "Lo serius bakalan berhenti sekolah?" Arkan menatap lekat wajah Disa, dan titik yang paling ia cari adalah mata wanita ini. Dapat Arkan lihat tidak ada sama sekali unsur kebohongan disana.

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang