33||

35.6K 2.5K 516
                                    

Berharap ada seseorang yang berhasil membuat diri lu lupa bahwa aku pernah patah dan kecewa.
~
_____________________________________

"Kak Arkan sakit!"

"Lepasin!"

"Sakit tau!"

Sedari tadi tak henti-hentinya Disa meringis akibat perbuatan Arkan. Arkan yang masih mencekal kuat pergelangan tangan Disa hingga menimbulkan suatu kemerahan disana. Sama sekali Arkan tak menghiraukan wanita ini. Ia lebih menuruti ego nya dan mengikuti emosi nya yang sangat menggebu.

Arkan menyeret Disa secara gusar menuju ruang keluarga. Dan dengan enteng nya Arkan malah menghempskan tubuh Disa hingga membentur kuat sofa yang terdapat disana.

"Awwh.." Disa tampak mengelus bagian tubuh nya yang terasa mendengung akibat benturan itu. Terutama Disa lebih mementingkan perut nya.

"Lo udah gila ya!" Sentak Disa menatap tak suka wajah Arkan.

"LO YANG GILA!" Bentak Arkan tak kalah menggelegar.

Arkan yang masih berdiri itu menatap tajam penuh amarah mata Disa. "Bisa-bisa nya lo pergi bareng abang gue tanpa sepengetahuan gue! Dan lo malah seneng-seneng bareng dia!"

Jujur saja, saat ini Arkan benar-benar geram di buat nya. Tangan nya yang sudah mengepal erat sehingga membuat urat-urat terlihat jelas disana.

"Bagus, bagus ya lo! Udah berani sekarang hah?! Pergi diem-diem bareng abang gue!"

"Cuman gara-gara masalah susu yang lo mau sama vitamin doang lo malah deketin abang gue hah?! Cuman gara hal itu?!"

"Cuman gara hal itu lo pergi bareng dia?!"

"DIA ABANG GUE DISA BEGOOOOO!!!"

"DIA ABANGG GUEE!! ARGHHH!!"

Reflek Disa memejamkan matanya erat saat Arkan yang terus berteriak dan membentak nya seperti itu.

"Apa yang mau lo dapetin dari abang gue, Disa! Sampe-sampe lo harus deket sama dia?!"

"Lo sadar gak sih! Kalau Arta itu abang gue!"

Disa menatap lekat irish mata Arkan. "Kak Arkan kenapa sih?"

"Kenapa marah banget gini? Iya gue tau kalau bang Arta itu abang lo! Tapi gue sama bang Arta gak ngapa-ngapa. Cuman sekedar pergi aja dan gak lebih sedikit pun."

"Sedangkan lo yang kalau pergi kemanapun bebas banget, suka-suka lo nya aja."

"Lo masih inget kejadian lo sama Cia di rumah sakit kan? Yang lo ciuman sama dia di depan mata gue sendiri! Lo gak bakalan ngerti juga kan gimana sakit hati gue pada saat itu? Dan anggap sekarang kita impas. Satu sama. Anggap hal ini suatu balasan dari perbuatan lo yang waktu itu."

"DIEM LO!" Sela Arkan menyentak.

"Jangan pernah ungkit-ungkit Cia didalam masalah kita bego!"

"Lo cemburu?"

Arkan berdecih. "Cih, apa lo bilang? Cemburu? Lo gila? Gak mungkin seorang Arkan bakalan cemburu. Cemburu itu cinta, sedangkan gue sama sekali gak cinta dan gak ada rasa sama lo! Nagapain juga gue cemburu!" Perkataan Arkan terlihat penuh penekanan.

Disa menghela nafasnya panjang. "Gak perlu ngelak lagi. Sikap lo ketara banget kalau lo itu emang cemburu. Masa sama abang sendiri aja cemburu."

"Apa jangan-jangan lo udah cinta sama gue? Dan rasa itu berusaha lo tutupin karna lo gengsi kan?" Lagi-lagi Disa mengucapkan hal itu tanpa melirik wajah Arkan.

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang