22||

28.6K 1.7K 153
                                    

Jangan sampai kehilangan wanita yang tak pernah meminta apapun kecuali, waktu..
~~
_____________________________________

Arkan menutup kembali pintu utama rumah nya. Dari sana mata nya mampu menangkup sosok Disa yang sedang berdiri. Entah apa yang sedang wanita itu tatap sampai terfokus seperti itu.

Arkan acuh, sama sekali ia tidak perduli. Arkan memilih untuk melanjutkan langkah nya dan melewati Disa begitu saja. Tanpa menegur atau bersuara sedikit pun pada wanita itu.

"Kak Arkan ini foto keluarga Kak Arkan ya?" Tanya Disa tanpa menoleh sedikit pun pada Arkan. Pandangan Disa masih terfokus pada foto yang berukuran besar yang terpajang di dinding ruang keluarga ini.

Arkan berdecak sebal. "Ck, Banyak nanya lo!" Sentak Arkan tetap melanjutkan langkah nya.

"Gede banget ya foto nya." Disa terus menatap foto yang benar-benar sangat besar ini. Disana terdapat Arkan, Arta, Asel, Arzan, Fadlan sekaligus Eva. Foto keluarga yang tampak sangat bahagia.

"Serius nanya, gimana sih rasanya punya foto keluarga yang gede banget kaya gini? Trus di pajang lagi. Aish iri banget deh ngelihat nya."

Perkataan Disa itu berhasil membuat langkah Arkan terhenti. Sontak Arkan berbalik badan dan menatap Disa yang berdiri jauh disana.

"Kenapa? Lo gak punya keluarga ya?" Arkan menaikkan satu alis nya menatap wajah Disa. "Ah iya, hampir aja gue lupa. Keluarga lo kan gak utuh haha."

Disa memalingkan wajah nya menatap Arkan yang berdiri disana. "Sumpah demi apapun gue iri banget. Ngelihat orang yang punya foto keluarga nya lengkap. Di pajang dirumah nya. Lo termasuk manusia yang paling beruntung ya Kak Arkan. Bisa foto bareng keluarga terus di pajang segede ini."

Arkan berdecih. "Cuman sekedar foto doang gak usah berlebihan lo. Pake ngomong kalau gue manusia paling beruntung segala lagi."

"Seharus nya lo bersyukur Kak Arkan. Masih banyak orang diluaran sana yang gak bisa ngelakuin hal manis kaya gini. Termasuk gue salah satu nya."

"Gue gak punya foto keluarga yang lengkap. Boro-boro foto keluarga, foto berdua sama ayah aja belum pernah. Dulu dan sampai saat ini gue pengen banget punya foto keluarga kaya orang-orang. Tapi gak pernah kesampaian. Kenapa? Karna kurang ibu. Perlu lo ketahui gue gak pernah ngerasain sosok ibu di diri gue sampai saat ini."

"Dan saat itu gue mutusin buat bikin foto keluarga cuman berdua sama ayah aja. Tapi lagi-lagi selalu gagal. Gue gak akan pernah bisa lagi wujud in hal itu. Karna gue dan ayah udah beda alam. Mulai saat ini gak akan pernah ada kesempatan itu lagi. Ayah yang udah janji untuk bikin foto keluarga bareng gue dan mau dipajang. Tapi ayah ingkar janji dan harapan itu hancur selebur-lebur nya. Gak akan pernah bisa terjadi lagi."

Disa mendadak sendu saat ini. Sakit rasanya kalau mengingat-ingat suatu hal seperti itu.

Arkan terkekeh renyah. "Curhat?" Ia menaikkan satu alis nya dengan sinis.

Disa membuang nafasnya panjang. "Gue harap, gue bakal wujud in hal itu sama lo Kak Arkan."

Dahi Arkan mendadak mengerut. "Maksud lo?"

"Gue mau kita foto bareng setelah anak ini lahir nantinya. Biar dia gak ngerasain juga apa yang dirasain sama ibunya. Biar dia punya foto keluarga juga. Setidak nya dia gak jadi manusia yang paling iba diantara teman-teman nya nanti. Gue gak mau hal itu terjadi Kak Arkan."

"Gue ngeharapin banget kalau kita bisa foto bertiga nanti nya. Foto keluarga yang indah dan di pajang kaya gini. Setidak nya dia gak bernasib sama seperti ibu nya. Dan tepat nya, gue bisa wujud in suatu hal yang pernah tertunda waktu itu bareng lo Kak Arkan, keluarga kecil gue." Ucap Disa sendu, seraya mengelus hangat perut nya.

DISA | brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang