Vol 3 - Episode 3

6 0 0
                                    

Aku bermimpi.

Dalam mimpi itu, ada bidadari-bidadari yang turun dari langit.

Berbeda dari kemarin, aku yakin ini adalah mimpi yang indah.

Tapi di saat aku memikirkan itu, aku melihat ada mosaik yang menutupi selangkangan mereka, dan mereka tertawa dengan wajah yang menjijikkan, dan suara “Fufufu”.

Itu terasa seperti mimpi buruk.

Saat aku menyadari fakta itu, aku terbangun.

“Itu cuma mimpi....”

Belakangan ini aku sering mengalami mimpi buruk....

Dihadapanku adalah dunia yang penuh dengan tanah dan bebatuan, yang memanjang tanpa batas sampai ke cakrawala.

Benua Iblis.

Pecahan dari sebuah benua raksasa yang terbelah saat peperangan manusia-iblis berlangsung. Tempat ini dulunya adalah area yang digunakan oleh Dewa Iblis Laplace untuk mengumpulkan ras iblis.

Luas area benua ini hanyalah sekitar setengah dari luas Benua Tengah.

Tapi hampir tidak ada tanaman yang tumbuh di sini. Tanah yang ada di sini penuh dengan retakan, dan memiliki permukaan yang sangat tidak rata. Ada batu-batu luar biasa besarnya yang menghalangi pandangan, yang otomatis membuat tempat ini menjadi labirin alami.

Dan juga, konsentrasi Mana di Benua Iblis sangatlah tebal, dan ada banyak Makhluk sihir kuat yang hidup di sini. Dari kabar yang beredar, katanya, untuk menyeberangi Benua Iblis, kau akan membutuhkan waktu 3 kali lebih lama daripada saat kau menyeberangi Benua Tengah.

Ini akan jadi perjalanan yang panjang.

Saat aku berpikir untuk menjelaskan situasi ini kepada Eris, aku melihat dia sedang sangat bersemangat. Kedua matanya dipenuhi oleh bintang saat dia mengamati dataran Benua Iblis.

“Eris, sehubungan dengan tempat ini, kita sedang berada di Benua Iblis....”

“Benua Iblis! Kalau begitu petualangan kita akan segera dimulai!”

Dia benar-benar merasa senang.

Tidak merasa panik sedikitpun.

Hal apapun yang aku katakan sekarang tidak akan bisa membuatnya merasa minder.

Ini akan jadi perjalanan yang panjang.

Saat aku berpikir untuk menjelaskan situasi ini kepada Eris, aku melihat dia sedang sangat bersemangat. Kedua matanya dipenuhi oleh bintang saat dia mengamati dataran Benua Iblis.

“Eris, sehubungan dengan tempat ini, kita sedang berada di Benua Iblis....”

“Benua Iblis! Kalau begitu petualangan kita akan segera dimulai!”

Dia benar-benar merasa senang.

Tidak merasa panik sedikitpun.

Hal apapun yang aku katakan sekarang tidak akan bisa membuatnya merasa minder.

Eris dan Ruijerd menjadi sangat dekat. Sepertinya saat aku tidur, mereka masih mengobrol dengan satu sama lain.

Yah, itu lebih baik daripada mereka bertengkar.

Eris dengan gembira menceritakan kisah-kisah yang terjadi di rumahnya, tentang belajar ilmu sihir dan ilmu pedang.

Sekalipun Ruijerd sangat jarang mengucapkan sesuatu, tapi dia selalu menjawab dengan ramah saat Eris sedang berbicara.

Apa yang terjadi dengan sikap ketakutan yang kau tunjukkan di awal tadi?

Eris ternyata tidak lagi merasa ngeri kepada pria yang menakutkan ini.

Mushoku Tensei: Jobless Reincarnation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang