Vol 3 - Episode 10

14 1 0
                                    

Oke, waktunya untuk memulai penyelidikan.

Siapa yang harus aku interogasi terlebih dahulu, yang pria atau yang wanita?

Wanita bermata serangga kelihatan sangat ketakutan, dan ingin melarikan diri dari kami sambil menjerit tidak jelas. Melihat ekspresi ketakutan itu benar-benar merangsang...... tapi aku akan kesampingkan hal itu terlebih dahulu.

Kalau aku melepaskan kain yang menyumpal mulutnya, dia akan mulai berteriak dan setiap kata yang keluar dari mulutnya bakal terdengar kacau.

Kalau dia hendak diinterogasi, akan lebih baik kalau aku menunggu dia menjadi tenang terlebih dahulu.

Pria berkepala kadal yang di sana mempunyai wajah yang sulit untuk dianalisa, dan aku tidak yakin dengan makna dibalik perubahan ekspresinya.

Aku hanya merasa kalau, entah bagaimana wajahnya menjadi pucat.

Dia dengan cermat bergantian mengamati wajah kami dan kondisi yang ada di sekeliling kami. Aku yakin dia sedang berpikir keras untuk mencari cara agar bisa bertahan hidup dari situasi ini.

Ruijerd sedang menyesali tindakannya yang telah menghilangkan nyawa seseorang.

Bicara dengan orang berpikiran sederhana itu memang mudah. Sebaiknya, aku menginterogasi kedua orang tersebut setelah melepaskan sumpalan mereka, kan?

Aku akan memindahkan salah satu dari mereka ke ruangan lain dan secara terpisah menginterogasi mereka, kemudian mencocokkan informasi yang aku dapat dari mereka berdua nantinya.

Oke, aku akan lakukan itu.

“Eris, tolong awasi wanita yang di sana.”

“Aku mengerti.”

Eris mengangguk dengan tegas.

Aku membawa si pria kadal ke dalam koridor dengan dibantu oleh Ruijerd, karena aku tidak bisa mengangkatnya sendiri. Aku membawanya ke suatu tempat di dalam koridor di mana si wanita yang sedang diawasi Eris tidak bisa mendengar bunyi percakapan kami, dan aku dengan hati-hati melepaskan sumpalan mulut si pria tersebut agar tidak digigit olehnya.

“Tolong jawab pertanyaanku.”

“Aku, aku akan bicara, aku akan jawab semuanya, tolong jangan bunuh aku.”

“Bagus sekali, aku akan melepaskanmu kalau kamu mau menjawab pertanyaanku.”

“E, eek--!”

Aku tersenyum untuk membuatnya merasa tenang, tapi dia malah ketakutan saat melihatnya. Aku kira dia adalah orang yang tenang, tapi sepertinya bukan begitu.

“Darimana datangnya hewan-hewan yang ada di dalam rumah ini?”

“Ka, kami memungut mereka.”

“Wo~~ah, itu luar biasa! Kalau begitu....... darimana kalian memungut mereka?”

“Tidak, itu.......”

Matanya tampak memandang ke segala tempat, pertama melihatku, kemudian Ruijerd. Apa dia masih berusaha untuk berbohong?

“Di, di sekitar sini.......”

Kemampuan berbohongnya sungguh parah. Aku kira dia itu orang pintar, dilihat dari ekspresi yang dia tunjukkan, tapi ternyata lagi-lagi tebakanku salah.

“Oh begitu! Jadi ada hujan hewan yang turun di seluruh bagian kota ini! …........ Kamu brengsek, apa kamu menganggapku seperti orang idiot hanya karena aku kelihatan seperti anak kecil?”

Aku sedikit mengancamnya.

“T, tidak sama sekali.”

Ancamanku tidak berhasil. Menggunakan tubuh ini untuk mengancam seseorang memang benar-benar terasa konyol. Bagaimanapun juga, usiaku masih 10 tahun. Oh ya sudahlah, aku akan meningkatkan tingkat ancamanku.

Mushoku Tensei: Jobless Reincarnation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang