Aziela || 03

1.6K 168 50
                                    

03. Hari pertama bersekolah

•••

"Tak semua orang itu baik!."
-Aziela.Y

Happy Reading!!

Seorang gadis cantik menatap nanar gundukan tanah basah yang di taburi mawar. Air mata di pipinya masih belum reda, matanya sembam karena terlalu lama menangis.

"Ela jangan sedih, yah. Bunda Rita pasti bahagia bertemu sama Suami dan Anaknya yang keguguran," ucap Dina memberi semangat kepada Ela. Kini hanya mereka berdua yang masih di area pemakaman.

"Tapi kenapa Bunda ninggalin Ela sendiri? Ela gak punya keluarga. Selama ini cuman Bunda Rita yang nganggep Ela sebagai anak walaupun Ela bukan anak kandungnya ..." Lirih Ela menahan tangis.

"Ela kok ngomongnya gitu? 'Kan masih ada Bu Dina yang sayang sama Ela." Ujar Dina seraya mengelus punggung Ela.

"Kenapa Bunda bisa seperti ini, Bu Dina?" tanya Ela seraya menggenggam tangan Dina.

Dina menghela napas. "Rita dibunuh oleh seseorang di ruangannya." Dina mengatakan dengan mata yang berkaca-kaca.

Deg

Apa katanya? Di bunuh? Mengapa seseorang membunuh bundanya? Apa alasannya?

"D-Dibunuh?" gagap Ela.

"Siapa pembunuhnya? Apakah Bunda punya musuh?" taanya Ela penasaran.

Dina menggeleng "Tidak, Sejak kecil Rita tak pernah ada musuh."

Dina menceritakan pembunuhan Rita.


Dr. Rita telah sampai di rumah sakit tempat dia bekerja. Dia memasuki lorong rumah sakit dengan senyum merekah di wajahnya sambil sesekali membalas sapaan para suster dan pasien yang ada di sana.

Rita memasuki ruangannya sendiri lalu duduk di kursi kebanggaannya. Seperti biasa, dia akan mengecek beberapa dokumen pasien dan tugas lainnya.

"Akhirnya selesai," gumamnya.

Saat Rita memejamkan mata untuk beristirahat, seorang pria berbaju serba hitam masuk dan langsung menancapkan pisau di perut Rita lalu membuang pisau itu ke sembarang arah.

Seketika mata Rita melotot menahan sakit yang amat dalam. Dalam keadaan sakit seperti ini, Rita segera mengambil bolpoin di sakunya dan menulis surat terakhir untuk Ela.

Tepat pada huruf terakhir surat itu selesai, Rita memejamkan mata perlahan dan menghembuskan napas terakhirnya.

Suster yang kebetulan memasuki ruangan untuk meminta tanda tangan, dikejutkan dengan keadaan Dr. Rita yang sudah tak bernyawa dengan luka tusuk di perutnya.

Suster itu pun langsung panik dan memanggil Dokter lain untuk mengecek keadaannya. Namun, dia terlambat! Semua sudah terjadi.

"Hubungi keluarga Dr. Rita," ujar Dr. Doni yang mengecek keadaan Rita.

"Tapi, Dr. Rita tidak memiliki keluarga. Dia hanya punya satu anak angkat bernama Ela," jawab suster itu.

Aziela [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang