"Abii!" teriak Abel ketika memasuki area kantin.Dia melangkah menuju meja Abi yang duduk bersama Citra.
"Minggir lo!" sentaknya pada Citra.
Dengan perasaan takut Citra pun bergeser.
"Abi aku belum makan, kamu mau pesenin aku makan, gak?" tanyanya dengan bergelayut manja di lengan Abi.
Semua orang memandang Abel dengan cengo, terutama Laura dan Abu.
Mereka semua bingung dengan tingkah Abel, bukankah mereka berdua musuh bubuyutan?
"Apasih, lo?" sentak Abi dengan melepaskan tangan Abel yang memeluk tangannya.
"Kok kamu gitu, sih? Aku tuh laper, Abi!"
"Bi-biar aku pesenin aja, kak!" ucap Citra dengan tiba-tiba.
Abel menengok ke arah Citra dan memberikan tatapan sinis, "yaudah, buruan!" sentaknya.
Namun dengan cepat Abi berdiri dan menyusul langkah Citra.
"Kamu gak usah dengerin dia! Biarin aja dia pesen sendiri," ucapnya dengan mencekal tangan Citra.
"Gak bisa gitu dong! Udah cepetan pesenin gue sekarang!" suruh Abel dengan kesal.
"Udah kak, aku pesenin dulu, ya?" ucap Citra pada Abi dengan tatapan memohon.
"Gak usah!" bantahnya.
"Udah kak, gak papa," balasnya dan melepaskan cekalan pada lengannya kemudian berlalu untuk memesan makanan.
Abi menatap Abel dengan tajam, sedangkan yang di tatap sama sekali tak perduli.
Abi melangkah mendekati Abel, "maksud lo apa?!" bentaknya.
"Aku'kan cuma pengen sama kamu, masa gak boleh, sih?"
Tangan Abi sudah terkepal kuat, "lo ... sekarang lo pergi dari sini! Gue gak sudi liat muka lo yang murahan ini!"
Hati Abel mencelos mendengar bentakan dan umpatan dari Abi, apa salahnya?
"Aku gak mau!"
"Lo bener-bener nguji kesabaran gue," desis Abi.
"Aku tuh suka sama kamu! Kamu harus mau jadi pacar aku!" teriaknya membuat semua orang memandang tak percaya.
Abu dan Laura pun merasa kaget dengan apa yang mereka dengar barusan. Dengan segera mereka pun mendekat ke arah Abel dan Abi.
"Gue bilang lo pergi sekarang!" bentak Abi.
"Aku gak mau! Kamu gak denger aku bilang gak mau?!" balasnya dengan kesal.
"Bel, kita pergi aja yuk!" ajak Laura yang sedari tadi hanya bungkam.
"Ck, diem dulu. Gue masih mau sama Abi!"
Abi memandang Abel dengan jengah, "lo ... mau lo apa, hah?"
Abel tersenyum manis sebelum menjawab, "aku mau kamu jadi pacar aku."
Abi benar-benar kesal dengan jawaban Abel, ternyata dia benar-benar mengejar Abi.
"Dalam mimpi, lo!"
"Ayolah, Bi, gue suka sama lo, masa lo gak suka sama gue?" tanyanya dengan mendekat ke arah Abi.
Orang-orang semakin memandang Abel dengan rendah, berbisik-bisik pun mereka lakukan.
Tak jauh berbedan dengan Citra yang memandang mereka berdua dengan tatapan terluka, hatinya sakit saat mengetahui kakak tirinya menyukai Abi.
"Ra, mendingan kita pergi dari sini! Lo gak malu di liatin semua orang?" usul Abu dengan memegang lengan Abel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||
Teen FictionAda baiknya kalian follow dulu akun aku ya^^ Dipublikasikan: 24-04-2021 Tamat: 03-09-2021 Bagaimana jadinya jika seorang Abel feranika gadis yang di kenal dengan segala tingkah pemberontakkannya menikah dengan si ketua osis yang memiliki sifat dingi...