Azan | Part 29

353 31 5
                                    

"Dia itu seperti Air. Dapat di rasakan namun sulit di gengam"_ Ghea Mouretha.

***
"Mauuu dibawa kemana hubungan kitaa~" lantunan suara merdu keluar dari mulut Nasya.

"Lu nyanyi Sya?" celetuk Tari.

"Kagak Tar, gue lagi pidato" jawab Nasya kesal.

"Ohh"

Bught

Dengan kesal Nasya melempar buku yang berada di radius terdekat untuk memukul Tari.

"Apaan sih pukul pukul, nanti di bales nangessss" ujar Tari.

"Gheaaa, temen lu nyebelin" adu Nasya.

"Udah dari lahir" balas Ghea tanpa melirik Nasya.

Tari yang hendak menjitak Ghea karna tak terima ditahan Nasya. Pasalnya Ghea sedari tadi hanya menatap ponsel aja.

Nasya menyembul di belakang Ghea lalu bersorak, "ohhh pantes dari tadi diem kayak patung. Lagi liatin poto Azan, ngapa lu kangen?" ledek Nasya.

"Jangan kangen, berat. Kata dilan" sahut Tari.

"Itu rindu tar, rinduuu" koreksi Nasya.

"Oh udah ganti?"

"Emang dari duluuuuu Senjaaaaa" bentak Nasya namun tari hanya mengangkat bahu nya acuh.

Kini pandangan Nasya kembali pada Ghea, "kalok lu kangen kejer balik aja Ghe, udah berapa minggu ni lu gak ngejer Azan" ucap Nasya.

"Gue takut, Azan tuh seperti air. Dapat dirasakan namun sulit di gengam" ujar Ghea.

"Hidup gak usah ribet, ada yang lebih simpel. Tuh air lu masukin kulkas, terus lu gengam beres kan" sahut Tari.

"Bener juga kata lu, kok gue gak kepikiran" celetuk Ghea.

"Otak lu gak sampe kesitu" balas Tari membuat Ghea cemberut.

Nasya yang ingin menyela ucapan Tari langsung di sambung Tari. "Kenapa, lu mau bilang gengam es tuh dingin? Lu pake sarung tangan, lu masukin wadah rebess" ucap Tari langsung membuat Nasya terdiam.

"Kalah gue kalok yang beginian" celetuk Nasya.

"Kalok gitu, besok gue masukin azan ke kulkas" ucap Ghea.

***
Seorang gadis yang mengenakan celana jeans dengan baju berpotongan lengan pendek bergegeas keluar dari rumah.

"Maaf ya lama" ucap gadis itu, namun yang menunggu dari tadi tidak membalas ucapannya.

"Kita mau kemana?" tanya sang cewek. Namun tidak terdengar balasan oleh orang yang di ajak bicara.

Ninja merah itu membelah jalanan malam jakarta. Hingga tiba di salah satu tempat yang biasanya di jadikan ajang balapan. Disana sudah ramai dengan para pemuda memakai jaket yang seragam, bukan itu saja beberapa wanita berjaket sama juga ada disana.

"Kita ngapain disini" ucap cewek yang enggan untuk turun dari motor.

"Balapan"

"Balap liar?" sang gadis tampak panik.

"Cuman latihan" mau tak mau gadis itu turun dari motor.

Baru menginjakan kaki di tanah, suara teriakan dari salah satu orang gerombolan itu terdengar.

"WHATSAAAPPP BROOOOO, LUUU BAWA GHEAAA?" teriak Langit berlari menghampiri Azan.

"Hai Ghea" sapa Kanna.

"Ha-i" balas Ghea gugup.

"Gaess ada berita heboh ni, Azan tiba tiba dateng membawa Ghea" ucap Joy pada ponselnya yang menampilkan wajahnya sendiri, tidak lain tidak bukan Joy lagi siaran langsung di Instagram.

"Gak salah Zan, ini lu bawa Ghea kesini?" tanya Aiden.

"Menurut lu" Azan menarik Ghea melewati teman temannya, Azan tidak menghampiri teman segeng nya melainkan pada kursi yang biasanya di duduki para gadis yang ikut disana.

"Disini aja, jangan kemana mana. Paham?"  Ghea mengangguk mendengar ucapan Azan.

Ghea memperhatikan Azan yang mendekati Gerhana, tampak wajah Gerhana tidak bersahabat. Ghea tidak tau apa yang sudah terjadi, namun Ghea tau betul jika Gerhana tengah dalam keadaan marah.

Melihat Gerhana yang siap untuk balapan namun ditahan teman temannya membuat Ghea penasaran, tapi kata Azan dia harus disini.

Beberapa motor berjaket sama berdatangan, tak disangka salah satunya mendekati Ghea. Membuat gadis itu merasa takut namun ditepis saat teringat ada Azan disini.

"Eh lu yang nama nya Ghea bukan?" tanya cowok yang tak di ketahui Ghea namanya.

"Iya?" balas Ghea dengan tanda tanya.

"Gue Iqbal, gue juga sekolah di wismagama. Gue 11 ips 3, salam kenal ya" cowok itu mengulurkan tangannya pada Ghea.

Dengan ragu Ghea membalas uluran Iqbal, namun belum sampai berjabatan sebuah botol minuman melayang mengenai kepala Iqbal.

Bughtt

"Kenapa Zan?" tanya Iqbal saat tau sang pelaku ternyata ketuannya sendiri.

"She's my girlfriend" ucapan Azan membuat suasana yang tadinya ramai kini menjadi hening. Suara Azan tadi sangan keras seperti bentakan jadi dapat di dengar oleh teman temannya.

"OMGGGGGGGGG" teriak Langit memutuskan kehinangan yang melanda tadi.

"GAESSS GUE BERITAHUKAN SEMUAA PENONTON LAMBEE MAK REMPONG, AZANNN UDAH PACARAN SAMA GHEAAAAA" sambung Joy berteriak pada ponselnya.

"Ini harus diabadikannn, lu rekam Azan sama ghea dong! jangan muka lu aja" protes Kanna pada Joy. "Maap maap" lalu Joy mengarhkan kamera pada Azan.

Sedangkan  Iqbal gemetaran saat Azan melanglah kearahnya. "Eh, ma-maaf gue gak tau" cowok itu segera pergi dari sana.

Ghea yang ingin melihat Iqbal pergi kemana harus tertahan saat tangan Azan menarik dagunya dengan pelan.

"Ngapain lihatin dia, pacar lu tu disini" ujar Azan tidak tahu saja jika teman temanya sudah geregetan dengan mereka.

"Hmmm, Zan. K-kok kamu bilang kalok kita pacaran?" tanya Ghea, tubuhnya gemetaran saat melihat dari arah samping Azan dimana posisinya kini menjadi pusat perhatian.

"Salah?" tanya Azan kini cowok itu merubah posisi dengan menutupi Ghea dari teman temannya.

"Ya enggak, cuman semua orang tau kita pacaran. Kamu sendiri yang minta backstreet" balas Ghea.

"Jangan mentang-mentang backstreet kamu bebas deket cowok lain, gue gak suka" cetus Azan.

"Kamu cemburu?"

"Munafik kalok gue bilang enggak" Azan lalu melepaskan jaket milik nya, di pakaikan pada Ghea.

"Gue pelit Ghe, yang udah jadi milik gue, gak gue bagi ke orang lain." Azan mengusap kepala Ghea pelan.

"Ada yang nyuruh kalian buat lihatin pacar gue?!" bentak Azan seketika yang tadinya hening karna terpaku pada Ghea, kini ramai dengan kegiatan masing masing.

"Mereka gak akan ganggu, percaya?" Ghea mengangguk.

"Iya percaya"

Ghea memperhatikan Azan yang sudah pergi, sudut bibirnya tertarik keatas. Saat Azan menjadikannya pacar di gudang waktu itu, Ghea kira itu hanya bercandaan.

Backstreet itu terdengar mengerikan, jadi Ghea kira Azan cuman main main dengan ucapannya. Tapi Ghea harus mengubur keraguan itu dalam dalam. Sedingin apapun Azan. Cowok itu bahkan mengirim pesan saat tau Ghea belum tidur. Ya walupun hanya satu kata, namun dengan itu Ghea tau Azan menganggapnya ada.

_________

Buat aku semangat nulisnya yuk dengan bantu vote and komen yaa.

Buat kalian yang pengen lihat info2 cerita aku bisa cek di ig

Ig : Ladypen54

Next gak ni....

Azan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang