"Ni di tungguin lama bener, berasa nunggu emak gue lahiran" gerutuk Ghea.
"Emang lu punya adek?"
"Lah iya, gue kan anak satu satunya" Lia melongos mendengarnya.
"Lo coba chat Tari deh, takut kesasar dianya" Nasya yang baru saja berbicara menambil ponselnya lalu menstriming kpop kesukannya.
Wismagama sudah sepi sedari satu jam lalu, namun batang hidung seorang Matahari tidak kujung keluar.
"ANJIMMM BANGSULLL!!" jerit Ghea saat menerima pesan dari orang yang tadi mereka tunggu.
"Apaan?"
"Kata Tari kita suruh duluan, bangsat ya kita udah nunggu satu jam loh disini" Ghea menghentak hentakan kakinya dengan kesal.
Nasya yang tadi enak jongkok langsung berdiri, "Bangsat tu Tari, minggir gue samperin dia. Mau gue kasi bogeman" murka Nasya yang hendak melangkah namun di tarik Lia.
"Udah udah besok kita hakimi masa, sekarang gue butuh asupan makan. Entar kalok gue kenak busung lapar gimana" Nasya sedikit demi sedikit merendam emosinya. Lihat aja cungu itu, gue jadiin rempeyek besok batin gadis penyuka kpop itu.
Ketiganya melangkah pergi, namun saat tiba di luar gerbang sebuang notifikasi berbunyi dari ponsel Ghea. Membuat Lia dan Nasya yang mendengar memberhentikan langkahnya juga.
Sudut bibir Ghea tertarik keatas membentuk sebuah senyuman, "kalian duluan aja deh gue ada urusan" ucap Ghea.
"Urusan apaan" Lia mengerutkan kening tidak biasanya Ghea seperti ini, apalagi Ghea tersenyum senyum tidak jelas.
"Besok gue ceritain deh" teriak Ghea langsung berlari masuk kedalan sekolah lagi.
Ghea berlari di sepejang koridor sekolah yang sudah sepi. Gadis berponi itu membelokkan arah ke kanan, dan mendapati sebuah ruangan. Biasanya ruangan itu di gunakan untuk latihan karate. Ghea tersenyum saat ada beberapa yang menyapanya.
"Dimana dia?" tanya Ghea yang mengagetkan Tari, gadis yang lengkap dengan balutan seragam karate itu mengelus dadanya.
"Huft ngagetin aja, dia di tempat nek iyem" kata Tari.
Ghea melebarkan senyumnya lalu hendak melangkah namun di tahan oleh Tari.
"Mau kemana?"
"Nyusulin Azan" Tari memutar bola matanya, temanya ini selalu saja seenak maunya. "Lo nyaki mau kesana, cowok semua isinya" ucap Tari.
"Bukanya anggota Gadrioz ada yang cewek ya?"
"Lo kira jam segini tu para ceciwi pada ngumpul kurang kerjaan gitu" Ghea menyengir saat melihat jam di pergelangan tangannya.
"Yaudah lo temenin"
"Ogah" tolak Tari begitu saja. "Ish ayo lah Tar, lo kan tau tadi gue pas ke kelas Azan orang nya ngilang ke di telan bumi. Ini tuh kesempatan yang hakikih Tar" paksa Ghea.
"Gue masih latihan" tolak Tari membuat Ghea cemberut. "Yaudah gue sendiri aja" kecamnya lalu melangkah pergi dari sana.
"Tuh orang keras kepala banget, nyesel gue ngasi tau Azan ada disana" geram Tari, gadis itu dengan cepat memakai sepatunya.
***
Ghea dan Tari melewati beberapa orang yang ada di luar warung kecil di pinggir jalan, letaknya tepat di samping pintu rahasia belakang sekolah Wismagama. Banyak anak sma lain pada kesitu, bisa di bilang tempat kecil itu markas dari Gandrioz.Walaupun tempat nya kecil, tapi warung itu udah ada saat Wismagama di dirikan. Bisa di bilang warung itu legendaris, oramg menemapti nya biasa dipanggil nek iyem. Wanita itu udah rentan, namun masih manjur untuk membuat gorengan. Gorengan disana itu, gorengan terenak deh pokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azan | END
أدب المراهقينAl Azan Nugroho, murid baru yang sudah menggegerkan seantero SMA Wismagama. Cowok bak es itu bukan hanya saja wajahnya tampan, namun juga seorang ketua geng motor. Ghea Moureta, cewek yang di cap ratu jomblo di SMA Wismagama. Ghea termasuk populasi...