Azan | Part 38

204 15 1
                                    

Ghea menatap nilai dirapor nya dengan senyum sumringah. Dia merahi juara pertama dikelasnya, menggeser posisi Tari. Bahkan temanya itu turun secara drastis.

"Cieeee yang juara" goda Nasya, membuat Ghea tersipu malu. Pandangannya mengarah keluar Jendela mobil saat tau dia akan melewati sebuah apartemen.

Ghea tertegu saat melihatnya kembali, seseorang yang keluar dari mobil lalu masuk kedalam apartment itu. Sebenarnya dia sudah beberapakali memergokinya, jauh setelah beberapa hari dia mengenal orang itu.

Apa dia tinggal disitu batin Ghea berbicara. Rasa penasaran yang sanagat besar membuat Ghea memberhentikan mobil.

"Gue turun disini Sya" ujar Ghea. "Hehehe mau beli sesuatu" tambahnya dengan cengiran khas Ghea.

"Beli apaan, biar gue tungguin" balas Nasya.

"Hmm, lama gue. Dahh lu pulang aja, kayak gue baru kenal Jakarta aja" ucap Ghea membuat Nasya mendengus sebal.

"Yaudah jangan malam-malam lu pulang nya" peringat Nasya saat Ghea sudah turun dari mobil.

"Iyaa, dah gih sana sana" usir Ghea.

Ghea tertawa saat Nasya pergi dengan wajah kesalnya. Tawanya berhenti saat teringat apa yang harus dia lakukan. Gadis itu bergegas pergi.

Dia  memutari lorong disana namun tak kunjung jumpa dengan orang yang ia cari. Saat ingin menyerah gadis itu akhirnya melihat orang yang dicari. Orang itu bersama temanya... mungkin, atau malah pacarnya.

Ghea mengalihkan pandangannya saat kedua orang yang dia intai tangah melakukan ciuman. Tampak mereka mengobrol sebentar lalu sang lelaki pergi dari sana. Ghea bergegas berlari dari sana saat orang yang ia cari memasuki apartement.

Kaki Ghea langsung meganjal pintu membuat pintu itu tak bisa tertutup. Orang itu tampak terkejut lalu memasang ekspresi datar.

"Kenapa lu ada disini?" tanya nya.

"Boleh gue masuk" ucap Ghea.

Orang itu Awal nya enggan mengizinkan Ghea masuk, namun Ghea memohon membuat mau tak mau Ghea diperbolehkan masuk.

Saat pertama masuk bau minuman berakohol tercium, beberapa putung rokok berserak dilantai. Bekas snack, dan beberapa pakaian tercecer di lantai.

"Lu suka soda?" tanya orang itu membuat Ghea yang tadi fokus memperhatikan lantai kini menatapnya.

"Lumayan"

"Bagus deh gue cuma punya soda gak ada yang lain" ucapnya, meletakan soda di meja. Dia duduk lalu menyalakan putung rokok.

"Lu ngerokok?" tanya Ghea terkejut.

"Hmm"

"Dinda ngerokok itu gak bagus" ucap Ghea membuat seringai muncul di wajah gadis itu. "Gak ada urusannya sama lu, mau gue ngrokok atau enggak" ketus Dinda.

Ghea terdiam membuat suasana menjadi hening, hanya terdengar hembusan rokok dari mulut Dinda.  Satu putung rokok telah habis, membuat Dinda menyalakannya lagi.

"Ngapain lu kesini?" tanya Dinda pada akhirnya.

"Hmm... Gue cuman mau tanya beberapa hal" ujar Ghea. "Dinda... Hmm.. tadi tuh pacar lu?" tanyanya.

"Bukan"

"Tapi lu..." Ghea enggan mengatakannya.

"Lu liat ya, dasar penguntit. Emang hal seperti itu harus dilakukan sama orang pacaran?" balas Dinda. "Kalok gue bilang gue berhubungan sama beberapa orang, bahkan lebih dari sekedar ciuman. Lu mau apa?" tambahnya.

Azan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang