Part 4 : Mengejar cinta Azan

494 41 0
                                    

"Lo itu makhluk terbodoh yang pernah gue lihat" kata Nasya mentap tajam seorang Ghea Moureta.

"Dari tadi kita bahas itu muluu" decak orang yang di permasalahkan. Cewek itu lalu berdiri dai kursi kantin, membuat Nasya dan Lia menatapnya penuh tanya.

"Mau kemana lo?" tanya Nasya mewakili.

"Mau beli minum buat Azan" balasnya lalu berlalu dari sana.

"Yang di bilang Azan itu bener, dia udah gila. Urat malu dia itu udah putus, satu sekolah udah tau kalok Ghea udah di tolak terus dikatain gila. Tapi tuh anak masih aja mau ngejar Azan" semprot Nasya saat melihat orang yang tengah ia bicarakan sedang membayar satu buah susu kotak.

"Gila ini bener bener gila... dunia mangkin anehhh" sambungnya sambil mengacak acak rambut gelombang nya.

Sedangkan Lia berdecak mendengar curhatan prustasi dari sahabatnya itu. Menurutnya mengejar cowok hal biasa, apalagi di jaman sekarang ini.

"Aduh Nasya... jaman sekarang tuh gak liat dia cowok apa cewek. Kalok ada kesempatan ya kenapa enggak. Kalok semisalnya oppa oppa korea lo ada di sekolah kita, apa yang bakal lo lakuin?"

"Jelas gue deketin, gue minta poto. Jadi babunya juga gue rela" jawab Nasya dengan semangat empat lima.

"Nah itu yang di lakuin Ghea, dia itu udah suka sama Azan. Biarin aja dia berusaha. Kalok oppa oppa korea lo itu ada disini, terus lo ada kesempatan buat nembak dia. Pasti lo tembak" nasehat Lia membuat Nasya terdiam.

Nasya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Tapi kan-" ucapanya terpotong saat Ghea melewati mereka begitu saja.

"Eh MAU KEMANA LU CUNGU?" teriak Nasya.

Tanpa membalikan tubuhnya, Ghea menjawab dengan nada keras juga.

"Kelas Azan"

****
"Aku syuka body goyang mama muda... nanan anna goyaang mama muda" gumam Joy yang asik menggoyangkan tubuhnya dengan lentur. Joy termasuk orang yang senang dengan hal baru, termasuk dengan musik musik baru. Bodohnya, Langit menujukan satu judul lagu yang membuat Joy tak berhentik menyanyikannya.

"Puyeng gue puyeng! Suara lo itu gak sebagus Azan Njirr!" murka Aidan. Tadi cowok itu ingin tidur, tapi langsung melotot saat mendengar suara Joy yang baru tiba.

"GUE BOSEN DENGER NYA, LU NGULANG DARI KANTIN SAMPE SINI. BAYANGIN KANTIN INI LOOOHHH" teriak Langit. "Pengen punya mama muda bilang, biar tak sampein sama bapak lo." Langit mengambil duduk di samping Azan yang sedari tadi diam melihat mereka.

"Mama gue cuman satu aja udah bikin gue darah tinggi, apalagi nambah. No no wey, i am so- so"

"Soto? Aelah lu kalok gak bisa bahasa inggris mending gak usah dah, belibet tau belibet!" sahut Gerhana.

"Sok lu ya Ger, mentang mentang bisa bahasa inggris" Langit menatapnya iri, mengapa pulak dia bisa kalah dalam bidang otak di banding dengan Gerhana. Apa dia telat pas pembagian otak ya, pikiran Langit buyar saat kanna membawa minuman Fanta di bantu dengan Zaki.

"INI EMANG FAKTA!!" ucap Joy sambil menjujung tinggi minuman itu.

"FANTA WOY FANTA, BUKAN FAKTA!"

"Cap cip cup kembang kuncup pilih mana... aahh mana yaaa" saat tangan Langit hendak mengambil minuman berwarna merah, tapi ia tarik kembali. Membuat teman temanya geram, satu satu mereka menyerbunya.

"Eeett iis GUE KAN PENGEN YANG RASA JERUUKK" teriaknya tak terima saat Gerhana sudah mengambil pilihanya bahkan langsung ditegak nya hingga setengah.

"Aelah lamaan lu, keburu haus guenya" Gerhana mengelap sudut bibirnya dengan puas tak lupa seringai yang membuat Langit mengerucutkan bibirnya.

"Aa Azan liat deh, masa adinda di giniin. Gak terima, pokonya gak terima" rengeknya sambil menggoyang goyangkan lengan Azan, "Salah lo sendiri" kata Azan membuat semua tertawa.

Azan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang