Azan | Part 36

288 20 3
                                    

Seorang gadis berkepang dua berdiri tepat di hadapan Langit, wajahnya tampak ketakutaan saat Langit memergoki dia tengah mengikuti dirinya.

Saat ditegur, gadis itu malah gelagapan lalu mengulurkan sebatang coklat yang diikat pita. Membuat ucapan marah Langit yang ingin ia keluarkan terhenti.

"Lu ngasi ini buat gue?" tanya Langit.

Gadis berkepang dua itu mengangguk, hal itu membuat Langit mengambil coklat itu.

"Makasi. Ada acara apa, lu ulang tahun?" ucap Langit.

"E-enggak" balas gadis itu. Langit tampak bingung, sepertinya wajahnya ini tidak menyeramkan tapi mengapa gadis ini takut padanya.

"Terus kenapa, kalok gak ada alesannya gue gak mau nerima" terlihat raut sedih dari gadis itu.

"Aku suka sama kakak" gumam nya. Walaupun suaranya kecil tapi Langit masi dapat mendengar.

Perkataan itu membuat Langit melebarkan matanya, apalagi saat melihat semburat merah dipipi gadis itu, ini gue kagak mimpi kan  batin Langit berbicara.

"Lu serius?" ucap Langit tak percaya.

Gadis itu tampak gugup terlihat dengan tanganya neremas rok seragam abu abu sambil menggigit bibirnya.

"A-anu ii_iya" ungkapnya.

"Nama lu sapa? Kls mn" tanya Langit.

"Jenna kak, hmm... kls sepuluh bahasa"

Langit mengangguk anggukan kepalanya, tidak disangka sangka ada adik kelas yang menyukainnya. "Lu mau jadiin gue pacar lu, gitu?" celetuk Langit.

Dengan perasaan takut, gadis itu mengangguk. "Kalok boleh" lirihnya.

"Gue lagi sibuk sih, jadi susah buat pacaran" ungkap Langit, sok sekali dirinya padahal sibuk rebahan.

Langit menatap gadis itu, terdengar helaan nafas beserta raut sedih darinya

"Minggu senin gue nonton anime, selasa rabu gue pasti kumpul di markas. Jumat gue gak mau buat dosa. Kalok lu gak keberatan, Kamis sabtu gue baru bisa ajak lu jalan. Kalok lu mau sih, ayok kita pacaran" ucap Langit membuat gadis itu melongo.

"Ha" Jenna terdiam membeku karna tak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Langit.

"Se-serius kak" tanya Jenna.

"Emang gue keliatan gak serius?"

Gadis itu tersenyum lebar, "Mau, je-jenna mau kok kak" balas Jenna dengan semangat membuat Langit terkekeh.

"Masi ujian kan?"

Jenna mengangguk, kini wajahnya tampak berseri.

"Gih lu masuk, nanti kena marah lagi. Jangan jadi bandel, cukup pacarnya aja yang bandel" nasehat Langit.

"Iya kak, ya-yaudah. Aku, aku ke kelas dulu, da-da da kak" gadis itu berlari dari sana. Langit tersenyum saat gadis itu melompat lompat kegirangan.

Cowok itu melangkah saat melihat Jenna sudah tak terlihat lagi. Langit terseyum sumringah, mimpi apa dia tadi malam sampai ditembak adik kelasnya. Niat awal ingin membolos tapi diurungkan. Sesekali Langit bersenandung, sampai depan pintu kelas, cowok itu berputar layaknya ballerina.

"Ni anak kenapa" celetuk Joy melihat kawan sejatinya bertingkah aneh. Cowok itu memamng sengaja berada di pintu untuk memata matai jika guru tiba.

Dengan tampang menyebalkan, Langit menujukan Coklat ditanganya pada teman temanya. Termasuk juga Azan yang menatap datar Langit sambil menggelengkan kepala, fix Langit kerasukan batin Azan.

Azan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang