Part 2 : Sang suara merdu

681 57 4
                                    

"ISHHH MEREKA TUU MANA SEEEHH? Laper bangett lagi" geram Ghea dengan tangan memegang perut.

Cewek itu melirik temannya yang tengah makan dengan tenang, "njirr lo gak nyahutin gue?" protes Ghea.

"Lagi cari gosipan ter-hot kali" balas Tari acuh sambil mencomot makanan yang tak tersentuh di atas meja mereka.

"Ishh nyebelin, entar makan duluan mereka marah emang serba salah" gerutuk Ghea, kini kedua orang itu ada di meja kantin. Menunggu dua teman mereka yang entah kemana perginya.

Ghea memandang sekitar hingga tatapanya tertuju pada meja paling ujung, disana biasanya banyak cowok berandalan. Tapi entah kenapa cowok cowok itu tidak ada disana.

"Gerhana dkk mana?" tanya Ghea.

"Gk tau tuh, suka lo?" selidiki Tari dengan nada tak bersahabat, membuat Ghea memicingkan matanya.

"Cieee cembokur,  tenang Tar. Modelan  kek Gerhana mah kagak ada dalam karateria gue, lagian kan udah ada yang punya iya gak" tanya sambil menarik turunkan alisnya dengan jahil.

"Jan aneh, gue gak ada hubungan ama dia" balas Tari yang tau pandangan sahabatnya ini. Ghea terkekeh mendapati reaksi Tari yang seketika dingin.

"Canda Tari, ada masalah ya sama dia?"

Tari memutar bola matanya malas melanjutkan percakapan ini, untung saja dua orang yang mereka tunggu datang juga.

"GAEEESSS KITA PUNYA GOSIPAN PANASSSS" teriak Nasya melengkin membuat Ghea ingin menjedotkan kepala temannya itu ke dinding, dan membuat Tari ingin menghilang dari sana.

"Nasya, berisik tau" nasehat Lia yang entah mengapa anak itu jadi pendiam sekarang.

"Apaan beritanya?" tanya Ghea saat melihat kedua temanya telah duduk.

"Tuhhh kan KEPOOO" sepontan Tari menoyor kepala Nasya, "berisik" gertak Tari.

Nasya menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya, "ehm.. gini gini" ucapnya sambil menyuruh ketiga temannya untuk mendekat.

"Jadi gue sama Lia sekarang tau yang mana namanya Azan itu" bisik nya yang masih di dengar oleh ketiga cewek di meja itu.

Lia mengangguk, "tu cowok kepanjangan Al Azan Nugroho" sambung Lia. Ghea melirik Tari begitu juga dengan Tari, sedikit aneh dengan namanya. Memang sekolah mereka ini penitipan nama nama aneh.

"Wajah nya behhhh, cakep kek oppa oppa korea. Bening parahh,  hidung nya mancung. Sayangnya gue gak bisa liat dia senyum, spesies cowok dingin itu keknya" ucap Nasya yang mulai menceritakan gosipan dari anak anak sekolahan.

"Secakep itu?" tanya Ghea yang mulai penasaran.

Lia langsung menatap temanya itu, "behhhh kalok lo liat Ghea, meleleh lo pasti" balas nya.

Cewek berambut panjang  itu sontak menjadi penasaran dengan sosok Azan ini, Secakep itu kah.

"Itu baru gosipan pertama, ada lagi ni" seru Nasya membuat Tari memutar kedua bola matanya dengan malas.

"Dosa lu, ngegibahin orang" celetuk cewek itu.

"Apun nyai, tapi berita ini bener bener terding topik di Wismagama" kata Nasya, "kalian tau Gerhana kan? Gerhana itu kan bukan ketua Gandrioz, karna dia panglima tempur nya.  Jadi yang berita hot nya ini, si Azan itu ketua Gandrioz njirrr" heboh cewek itu membuat ketiganya juga ikut heboh.

"SERIUSSS LOO" ketiganya berseru.

"Kok gue gak tau, tadi kan gue ikut nyari tau" sambung Lia, perasaan cewek itu dirinya selalu dengan Nasya tadi tapi mengapa dia tidak tau hal terhot ini.

Nasya mengibaskan rambutnya kebelakang, "jangan panggil gue Nasya kalok hal kek gini gue gak tau" sombongnya.

"Jadi dia ni ketua Gandrioz, pantes aja mereka akrab tadi" ucap Lia saat mengingat cowok yang bernama Azan itu bergabung dengan anggota inti Gandrioz.

"Gue jadi penasaran sama cowok yang namanya Azan itu." Ghea melirik Tari yang acuh tentang berita itu.

"Cieee Gheaaa,  sekarang bisa tertarik ama orang" goda Nasya. Dalam persahabatan mereka, cuman Ghea doang yang nyari cowok itu banyak maunya. Karateria idamaanya itu loh, harus ganteng, rajin sholat, bisa ngaji, bisa Adzan, tajir melintir dan satu lagi pinter.  Mau cari dimana orang sesempurna itu.

Ghea terkekeh, "tapi belum sepenuhnya, kalok sih Azan itu beneran bisa Adzan gue kejer dia sampe dapet" celetuknya.

"Bener ya, kalok si dia bisa adzan lo kejer?" tantang Nasya. Ghea mengangguk , "gue pegang kata kata lo" ujar Nasya.

"Jangan kan ngejar dia, nembak dia dihari itu juga gue jabani" ucap Ghea semangat empat lima.

Temannya mendengus mendengar semangat Ghea, "ati ati kalok ngomong" nasehat Tari.

Mendaptkan nasehat dari temanya, namun Ghea tidak memperdulikan itu.

"Emang sih Azan itu orang is-"

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar.

Saat suara itu berkumandang,  membuat Nasya heboh sendiri. "Itu tu, Azan" serunya dengan heboh sambil menjambak rambut Lia.

"NJIRR jangan tarik rambut gue" bentak Lia sambil melepaskan tangan Nasya dari rambutnya.

"Ya emang itu Adzan." Nasya menggelengkan kepala nya, "Bukan, maksud gue itu dia suara cowok itu" cecar nya sambil bergerak gelisah seperti cacing kepanasan.

Ketiganya cengoh, memang sih suara adzan itu merdu. Bahkan suaranya berbeda dari yang biasanya mengumandangkan.

"Ngaco lo" dengus Tari yang sedari tadi terdiam.

Nasya menarik narik lengan teman temanya agar berdiri dari bangku, "Ayok kita cek, dia itu beneran si Azan" ajak nya dengan memaksa.

Mereka terpaksa mengikuti Nasya kearah mesjid yang memang ada di sekolah mereka. Tibanya Nasya orang pertama menyembulkan kepala ke dalam mesjid tempat pintu yang biasanya di masukin barisan laki laki.

Begitu juga yang lainnya, mereka mengikuti aksi Nasya.

"TUHHH KAN AZANN"
"NJIRR MELELEH GUEE"
"SUBAHANALLAH, IDAMAN GUE BANGET"
"KEREN JUGA" ke empatmya sepontan berteriak disana membuat para siswa yang hendak sholat memandang mereka.

"Ngapain kalian distu?" tanya pak Suripto yang terusik dengan suara teriakan ke-empat cewek itu.

Mereka berempat sontak terkejut lalu segera kabur dari sana, "njirr beneran, ternyata bukan namanya aja Azan tapi tertayata dia bisa adzan juga. Idamaanya gue, pokonya mau dia" rengek Ghea sambil merangkul Tari.

Nasya berjalan cepat kedepan lalu memutar tubuh nya sambil berjalan mundur. "Apa gue bilang, sih Azan itu idaman kaum hawa" kata Nasya, "betul juga kata Nasya. Ghea lo harus embat dia, dia itu karateria lo banget" sambung Lia.

"Pasti lah, liat aja besok" tekat Ghea.

_________
Udh Chapter dua ni, gimana menurut kalian? Komen yaa

Azan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang