Part 18 : Malming (Malam Minggu)

324 35 1
                                    

Malam minggu, hari yang sangat di tunggu untuk yang sudah memiliki pacar atau dalam tahap menuju kesana. Biasanya kaum cowok yang akan datang kerumah tapi ini kebalik cewek yang dateng kerumah cowok.

Ghea dengan pakaian santai sudah ada didepan rumah Azan. Sakarang tepat pukul delapan malam, sehabis isya dia langsung bablas kesini.

Ghea bersandar pada tembok saat sudah menekan bel rumah. Kaki Ghea mengetuk ngetuk lantai karna menunggu Azan membuka pintu.

Saat mendengar suara kenop pintu yang terbuka, Ghea segera merapikan rambutnya sambil memasang senyum lebar.

"Malam Azann" sapa Ghea. Cowok itu menaikan alisnya mempertanyakan ada apa Ghea datang kerumah malam malam begini.

"Ghea kesini mau ajak Azan malmingan, mau gak?"

"Enggak, balik gih" saat kata itu terucap, Azan langsung menutup pintu.

"Ihhh Azan, masa Ghea jauh jauh kesini langsung disuruh pulang" protes Ghea di depan rumah. Azan tidak memperdulikan itu, dia malah melangkah menaiki tangga kearah kamar.

"Untung sayang untung cinta, Azan mah gak punya perasaan" tidak mendapat jawaban akhirnya Ghea memutuskan duduk lesehan diteras.

"Padahal Ghea jauh jauh kesini, buru buru sampai lupa bawa hp cuman demi Azan" gerutuk Ghea.

"Aku tunggu aja deh, mana tau Azan berubah pikiran terus bukain pintu" Ghea bertekat akan menunggu disana.

Ghea melepas liontin yang ia pakai, saat di buka ada sebuah jam kecil didalamnya. Di sisi sebelah tampak foto Ghea dan kedua orang tuanya. Liontin itu pemberian ayah gadis itu yang sudah lama meninggal.

Satu jam dua, jam berlalu. Namun tidak ada tanda tanda Azan akan membuka pintu. Bibir Ghea mengerucut layaknya bebek. Nyebelin banget sih.

Ghea berdiri lalu menghampiri pintu, "Azan beneran gak mau bukain pintu? Ghea pulang ya?" tidak di jawab sama sekali.

Dengan perasaan sedih, Ghea melangkah pergi. Baru saja kaki Ghea melewati teras rumah, angin menerpa wajahnya bersamaan dengan hujan turun. Sontak Ghea kembali lagi keteras rumah.

"Kok ujan sih" kesal Ghea, ini pasti  akibat para jomblo yang berdoa agar malam ini hujan.

Gadis itu duduk sambil memeluk dirinya saat udara sejuk menusuk sampai ketulang. Mata gadis itu menatap lurus kearah hujan, ada kilatan petir di langit yang gelap.

Ghea jadi takut, apalagi kalok misalnya ia terkena sambaran petir dan... Ghea langsung menggelengkan kepalanya, tubuh Ghea bergetar membayangkan hal itu.

Suara nafas memburu terdengar di telinga Ghea, mungkin karna ketakutan Ghea jadi sulit bernafas. Dia akan seperti ini jika benar benar merasa ketakutan. Ghea menarik turunkan nafasnya secara perlahan sambil berpikir positif.

Nafas Ghea mulai teratur, tapi kini pikiranya malah berkelana yang tidak tidak. Suasana seperti ini, biasanya hantu berkeliaran pikir Ghea. Ghea jadi teringat film yang ia tonton, kalok tiba tiba hantu itu muncul di sampingnya. Ghea mengahadap ke samping, tidak ada apa apa.

Ghea memejamkan mata, sambil komat kamit membaca doa.

"Ngapain?" Ghea berjengit kaget, tapi tetap membuka mata. Saat melihat Azan disana, Ghea langsung menghambur kepelukan Azan.

"Azan, rumah kamu angker gak sih?" tanya Ghea yang masi gemetaran.

Azan memutar bola matanya, "ayok masuk" ajak Azan. Sebelum Azan masuk terlebih dahulu, Ghea langsung menyelonong masuk. Jaga jaga jika Azan menipunya.

Azan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang