Part 3 : ungkapan perasaan

543 52 3
                                    

"Oh My my my... oh my my my" gumam Nasya yang berada di samping Lia, tidak lupa heandset berada di sebelah telinganya.

Lia menatap Tari yang baru tiba di sampingnya, "dengaren lo pagi dah dateng?" Nasya yang masih bisa mendengar menatap Tari juga.

"Nanti gue mau ngerekap anak anak karate" katanya. Mereka berjalan bertiga beririangan. Tapi sepertinya mereka kekurangan anggota, nah dimanakah sih Ghea itu.

Ketiganya baru saja tiba di lapangan upacara, namun suara menggelegar dari suara mikrofon yang biasanya digunakan untuk anak anak upacara bergema disana.

"AL AZAN NUGROHO GUE SUKA SAMA LOOOO" teriak Ghea yang  tengah berdiri di atas kursi serta tangan memegang mic. Di hadapanya, seseorang yang baru saja di tembaknya menatap Ghea datar.

"NJIRR itu Ghea beneran nekat, nyari mati tu anak" seru Nasya dengan heboh, Lia menggelengkan kepalanya sedangkan Tari menepuk jidatnya. Mengapa mereka mempunyai sahabat seperti itu ya allah batin ketiganya.

Ghea masih berdiri di atas kursi, kakinya sedikit gemetaran. Sedari tadi malam cewek itu sudah menghafal dialog ini, sebenarnya Ghea ragu untuk melakukanya. Namun jika jodoh tidak di kejar, entar keburu diambil orang itu tekadnya selama melatih tadi malam.

Cewek itu masih terdiam, saat Azan tidak melakukan pergerakan sama sekali. Wajah cowok itu datar tanpa beban sama sekali.

Cowok bernama Al Azan Nugroho itu melangkah berlainan arah dari tempat Ghea berada, melangkah seperti tidak ada hal yang terjadi sama sekali.

"AZAN KOK PERGIII,  LOO MAU GAK JADI PACAR GUEEE" teriak Ghea, cewek itu melompat dan mengejar Azan. Tak lupa berteriak dengan memakai Mic, membuat siswa Wismagama yang tadi menonton dapat mendengarnya.

"Azan" decak Ghea yang kini di belakang cowok itu. Saat melihat Azan tidak ada pergerakan, cewek itu segera mengambil langkah untuk menghadang cowok itu.

Ghea merentangkan kedua tanganya, "Azan jangan pergi, Azan mau kan jadi pacar aku?" Dan entah mengapa Ghea sekarang memakai aku kamu dalam bahasanya.

Memang kini Ghea tidak memakai Mic,  namun suara mereka masih bisa didengar para siswa Wismagama. Apalagi para siswa itu tidak ada bersuara sama sekali, mereka masih fokus menonton Ghea yang tiba tiba mengungkapkan perasaannya.

Cowok itu menatap Ghea dengan datar, dan perlahan Azan mendekatkan kepalanya.

"Lo denger baik baik" suara datar dari Azan membuat Ghea mengangguk dengan semangat dan tak lupa senyum yang menerka di bibir cewek itu.

"Gue gak suka, sama spesies orang gila " ucapnya lalu melangkah pergi dari sana.

Tangan Ghea perlahan turun, senyum yang tadi menerka seketika kembali semula.

Apa barusan, dia ditolak dan di kata in gila. Gadis itu memandang kepergian cowok itu dengan senyuman enak di dadanya.

"Ghea lo gak papa?" Ketiga sahabatnya menghapiri cewek itu, pertanyaan itu mungkin salah jika di tunjukan pada Ghea. Siapa pun yang melihat, bisa tau keadaan cewek itu.

"Gue di tolak"

***
Cowok yang baru masuk beberapa hari itu sudah menjadi tanding topik di SMA Wismagama. Mungkin waktu awal masuk, cowok itu menjadi bahan idaman para siswi karna wajahnya yang ganteng nya naujubilah. Tapi sekarang, cowok itu menjadi terding topik karna di tembak sang Ratu jomblo.

Ghea itu memang cantik, manis dan pintar. Salah satu jajaran cewek tercantik di SMA Wismagama, namun cewek itu selama dua tahun sekolah disana sama sekali tidak memiliki pacar.  Kabarnya gadis itu sama sekali belum pacaran, masi singel gitu katanya.

"Cieee di tembak ratu jomblo" goda Paijo yang kerap di panggil Joy. Namun Azan tetap melewati cowok itu dan duduk di samping Kanna.

"Amboy amboy senang lah tu" goda Zaki meniru ucapan oppa dalam film upin ipin yang tengah tayang di layar ponselnya, Zaki ini termasuk pengagum rahasia kembaran botak itu.

Gerhana tergesa gesa menyelesaikan pr nya yang mencotek dari buku Kanna, dan pastinya sangat diragukan akan kebenarannya. Pandanganya tak teralihkan walaupun Langit, terus menggoda nya.  Dan pada akhirnya selesai, Gerhana melempar buku itu tepat pada wajah Kanna.

"Thanks" ucapnya sambil memasukan buku pada laci.

"Brengsek! Lu udah mending gue kasi contekan, main lempar aja" gertak Kanna membuat Gerhana menyengir.

"Jadi lu nolak Ghea, BODOH. Cewek cakep di tolak" murka Aiden yang tiba tiba datang. "Hmm betul betul betul" sambung Zaki yang pandanganya tertuju pada ponselnya.

"Si Aiden marah, Hahahaha Cieee yang cembokur" mereka semua tau jika Aiden menyukai Ghea dari masa orientasi sekolah. Tapi sejak kedatangan Azan, sudah pupus untuk mendapatkan cewek cantik itu. Aiden bukan menyalahkan kedatangan Azan, menurutnya sahabat lebih utama. Tapi jika melihat gebetan nya di tolak secara mentah mentah, membuat Aiden tak rela.

Aiden melirik Gerhana yang baru saja mengejeknya, "lo inget, si Langit juga suka noh ama Tari. Di embat ama tu anak nyaho lu nengoknya" ucapnya bagai pisau yang menancap Gerhana.

Cowok berbandana merah itu melirik Langit yang tengah tersenyum senyum. Firasatnya tidak enak sekarang ini, cowok itu mendekati Langit.

"Chatan sama siapa lo? Liat Gue " namun saat tangan itu hendak menyentuh benda pipih itu, Langit langsung menghindarinya.

"Eeet ini privasi" katanya, "Siniin gak, gue tengok bentar. Awas lo ngechatin Tari" murkanya yang mengejar Langit.

Langit berlari keluar, tapi langkahnya terhenti saat melihat primadona sekolah dan beruntungnya satu kelas dengan dirinya lewat untuk masuk kedalam kelas. Cowok itu merapikan rambut pirang nya.

"Cuiiit... cewek, cakep bener mau gak jadi pacar abwang" Rachel ingin masuk menatap sengit kearah langit yang tengah bersender di samping pintu.

"Ishh najiss" ketus Rechel lalu masuk namun beberapa langkah kembali lagi mendekati Langit.

Langit cengengesan melihatnya, "Cieee yang berubah pikiran. Mau jadi pacaran gue ya?"

"Cuman ngasih tau, ada cabe di gigi lo" kata cewek itu lalu menyelonong masuk.

Ada cabe di giginya, oh tidak bisa. Nanti hilang dong kegantengannya yang tidak seberapa ini. Cowok itu segera membuka ponsel yang menampilkan kamera depan.

"ASTOGE  mengapa kau menyelip disini cabe, gue tau gue ganteng tapi lu jangan nyelip di gigi gue dong" gerutuknya membuat beberapa cewek kelas yang hendak masuk menatap Langit ngeri.

"Gila lu Lang" kata cewek itu lalu masuk kekelas.

"NJIRR di kata in gila, cakep gini juga" papar Langit. Kekesalannya menghilang seketika saat melihat Tari yang sudah lengkap dengan seragam karate berjalan melewati kelasnya.

"Iihh Tari mau kemana? Abwang ikut donggg" teriaknya membuat Tari menoleh sekilas lalu melanjutkan langkahnya.

Langit yang mempunyai kesempatan emas mendekati cewek itu, hendak melangkah mengejarnya namun tertahan saat ada yang menarik kerah bajunya.

"Mau kemana lo?" tanya Gerhana.

"Ger lepasin oy" ronta Langit saat Gerhana memiting cowok berambut pirang itu dan menyeretnya masuk kedalam kelas.

"ZAKIII IKAT DIA CEPETTTTANNN" teriak Gerhana yang masi memegangi Langit.

Zaki yang asik menonton upin ipin tersentak kaget, namun tetap menuruti perintah Gerhana. Cowok itu segera mengambil tali yang berada di laci Aiden. Lalu mengikat Langit hingga keseluruhan badan.

"OY LEPASIN BANGSATTT" bentaknya, namun tak di di pedulikan Gerhana. Setelah selesai di ikat, dengan gerakan mata Gerhana menyuruh Zaki untuk mengangkat kaki Langit.

"NJIRR GUE MAU DI BAWAK KEMANA" tanya Langit saat tubuhnya bopong.

Tubuh langit di letakan di kursi samping Aiden dimana kursi yang terletak paling sudut dan belakang. Kursi itu cocok banget untuk bermain ponsel saat jam pelajaran,  posisi nya strategis tidak kelihatan guru yang mengajar. "Makan tu ikatan, gak gue bukan sampe entar pulang" ancam nya. 

"ANJEENGG GUE TERSIKSAAAAAA"

Azan | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang