Part 14

1.3K 37 1
                                    

Cinta beri aku sedikit saja alasan agar aku bisa terus bertahan untuk hatiku dan hatinya

******

Kevin pov

Aku bisa mendengar ucapan terakhir dari mulut mungil gadis itu dia masih mencintaiku dia bahkan rela berkorban perasaan nya demi kebahagian ku dan saat dalam tidur pun dia masih meneteskan air mata disudut matanya terlihat jelas wajah polos yang tertidur tapi tetap memikirkan ku dan ikut dalam kesedihan ku.

Aku bangun lebih awal kurasakan pusing di kepala ku mungkin aku terlalu mabuk semalam, aku bangkit dari ranjangku berjalan perlahan mendekati Dea yang masih pulas dia terlalu lelah aku menyelimuti nya sembari menatap wajah nya yang sangat natural dan cantik aku  menyadari ada rasa yang bergelora setiap kali menatap nya. Kulangkah kan perlahan kaki ku menuju balkon kamarku mencoba menghirup udara pagi ini jika mengingat kembali kebodohan ku demi gadis menjijikkan itu aku benar benar menyesal mengenal nya membuat ku berteriak sejadi jadinya meluapkan emosi ku yang menumpuk.

Tiba tiba dea berlari kearah ku dengan muka bantal nya yang lucu dan rambutnya yang sedikit berantakan tapi tak mengurangi pesona cantik nya.

" lo gak apa apa vin" tanya nya terlihat panik dan itu sangat menggemaskan

" gue gak apa apa, maaf tidur lo jadi keganggu " balas ku senyum melihat nya menguap beberapa kali

" gak apa apa vin, gue khawatir lo kenapa shubuh shubuh lo teriak teriak aja" sela nya dengan wajah ngantuk

Aku menarik nya duduk disebelahku dan menyandarkan kepalanya di dadaku, entah setan apa yang merasuki ku hingga aku berani melakukan ini tapi ini sangat nyaman dan tenang seketika aku lupa akan kekecewaan ku semalam semoga dea tak menyadari jantungku  berdetak cepat saat ini.

" kalau masih ngantuk tidur lah semalam lo udah jagain gue padahal lo baru sembuh tapi terima kasih buat perayaan ultah semalan" ujar ku mengusap lembut rambut nya dan dia hanya mengangguk.

" ini kah rasanya dipeluk pangeran, gue harap bisa selamanya seperti ini vin" bathin dea.

"dea, lo tidur ya" tanya ku membuat nya mendongak kan sedikit kepala nya sehingga mataku beradu dengan manic matanya yang berwarna coklat, bibir nya mungil dan sangat menawan kenapa gue baru menyadari yang selalu gue sakiti hatinya ini adalah bidadari dan dia masih mampu tersenyum meski hati nya sudah terluka karena ulah brengsek ku.

" ehm..udah pandang pandangan aja lo bedua pagi pagi gini" celetuk Ray sudah berdiri berpangku tangan disamping kami

Dea terlihat malu mukanya memerah kemudian melepaskan pelukan nya dan berlari keluar kamar

" gue siapin sarapan dulu" ujar dea dan bergegas meninggalkan kami

" lo gangguin moment gue aja bro " ujarku menoyor kepala ray yang terkekekeh duduk disebelah ku

" mana gue tahu kalian lagi bermesraan, dirawat buk dokter langsung sembuh lo bro" sela ray menggodaku

" apa an sih lo, ray andai gue bisa mencintai dea seperti mencintai grace ray, gue pasti bahagia bukan malah kecewa seperti ini tapi takdir membuat gue lebih dulu mengenal grace" ucapku menatap ray serius

" hei bro lo boleh dulu mengenal grace tapi sebenarnya gue bisa lihat lo gak mencintai grace hanya ambisi lo dan licik nya grace yang membuat kalian dekat, gue bisa lihat cinta dimata lo saat bersama dea belum terlambat bro perjuangkan cinta lo sekarang gue yakin lo bakal bahagia" sahut ray mantap lantas merangkul pundak ku.

" yah...tapi gue butuh waktu melupakan kejadian ini, wanita itu harus enyah dari hidup gue" balas ku emosi

" dia akan kalah pada waktunya bro, sekarang lo harus sadar dan lihat hanya dea yang selalu ada buat lo, dia terlihat panik melihat kondisi lo semalam bahkan menjaga lo semalaman kan" ujar ray sangat serius dia memang sahabat terbaik ku dan paling mengerti keadaan ku.

BUKAN DIA TAPI AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang