Part 4

1.3K 43 1
                                    

Keramaian, hiruk pikuk teriakan dan ocehan dari berbagai mulut dan ragam macam manusia yang menikmati suasana taman kampus yang asri.

Tapi buat ku tetap sunyi yah hatiku gundah dan pikiran ku melayang pada permintaan bunda kemaren malam untuk mengenalkan ku pada seseorang, apa karena selama ini aku tak pernah punya pacar kali ya tapi apa bunda gak tahu aku lagi menyukai seorang pangeran yang gak mungkin aku dapatkan.

" ahhhhrggg...keselllll" teriak ku membuat semua orang yang ada ditaman melirik ku, dikira aku gila kali ya.

" heheh..sory sory..refleks" ujar ku malu pada mereka yang memandang aneh padaku.

Aku menunduk menatap rumput yang hijau dan asri tapi tidak seasri suasana hatiku. Seseorang duduk disebelahku dan mengusap ngusap rambut ku dari aromanya aku tahu siapa lagi kalau bukan salsa sahabat karibku.

" lo lagi mandangin semut neng" celetuk nya menggodaku

" udah deh, apa lagi yang lo pikirin kan lo udah iya in permintaan bunda lo, apalagi menurut gue bagus juga lo liat dulu ketemuan dulu jalani trus kalau gak cocok bisa lo bilang sama bunda, gue yakin bunda lo tu gak egois kok" ujar salsa yang sudah mengerti masalah ku

" tapi sa, gue kan maunya sama orang yg gue cintai kayak lo sama bang riki" sahut ku cemberut

" makanya kalau suka sama cowok jangan yang udah punya gebetan yang nganggur kan banyak, jadinya jones kan, liat gue beberapa bulan lagi kita merid" celetuk salsa dengan senyum sumringah nya yang bahagia

" lo manasin gue aja, iya deh yang mau merid, gue doain lo bahagia dan gue harap juga bisa nikah sama orang yang gue cintai" jawab ku menunjukkan deretan gigiku yang putih....

Salsa tersenyum dan memelukku kemudian berpamitan karena ada banyak hal yang akan dia urus menjelang pernikahan nya. Aku melirik jam ditangan kiriku kemudian menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan dan beranjak meninggalkan taman menuju kelas ku.

aku menelusuri lorong kampus yang tak terlalu ramai karena sebagian mahasiswa sudah memulai kegiatan belajar mereka, hanya beberapa yang masih menunggu. Aku berjalan gontai melewati satu persatu kelas dan langkah ku terhenti disudut sebuah lorong menjelang kelas ku, dadaku tiba tiba sesak dan aku butuh oksigen yang banyak, aku harus kuat jangan sampai aku pingsan disini.

*****

Kevin pov

Saat jam pelajaran ku usai, aku buru buru membereskan buku ku dan bersiap meninggalkan kelas.

" bro lo buru buru banget mau kemana ?" celetuk Ray yang heran menatapku

" gue mau ketemu grace ada problem" jawab ku datar tanpa ekspresi

" problem mulu lo sama dia, kenapa masih aja lo setia digantungin ma dia, come on bro, lo tampan masih banyak cewek yang ngantri" ujar Ray yang juga tak terlalu menyukai grace karena dia tahu banyak soal gadis itu.

" diam lo, jangan ikut campur" jawab ku dan meninggalkan ray tanpa menoleh padanya.

" terserah lo, gue harap lo sadar bro" teriak ray yang masih bisa kudengar.

Aku mempercepat langkah kaki ku menuju kelas dance, dan menunggu gadis itu selesai latihan.

Tak butuh waktu lama karena grace segera menghampiri ku dan menyapa ku tanpa rasa bersalah sedikitpun, aku menatapa geram kearah nya dan menarik tangan nya kasar menuju sudut lorong yang sepi.

" apa apa in sih vin, lepasin gue'" umpat nya kesal

" kemaren lo dari salon siapa yang jemput" tanyaku to the point

BUKAN DIA TAPI AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang