Part 20

1.2K 41 15
                                    

Malam ini kurasa berbeda yang tadi nya langit ditaburi bintang seakan menghilang sesekali gemuruh bersuara seperti nya akan turun hujan.

Aku tak tahu ini pertanda apa, aku masih terpaku melihat  setiap gerak gerik grace yang  membuat ku curiga dengan nya, entah kenapa aku takut kehilangan lelaki yang tengah dipeluknya saat ini. Aku iba dengan kondisi grace sebagai sesama perempuan tentu nya  tapi saat kulirik grace dia seolah tersenyum sinis menatapku dan kembali berpura pura menangis, apa lagi yang akan dilakukan wanita ini,ingin rasanya aku membongkar niat licik nya tapi bibir ku kelu dan aku yakin kevin tak mudah akan percaya mengingat grace baru saja mengalami kekerasan oleh kekasih nya.

Aku mendekati kevin perlahan mencoba tenang meski perasaan cemburu menyeruak dalam hatiku,  kevin yang menyadari keberadaan ku melepas paksa pelukan grace dan menatapku.

" sayang, kita antar grace pulang ya, kamu gak keberatan kan " tanya kevin  hati hati seperti mengerti arti tatapan ku.

" ya sayang, aku gak keberatan lagian aku juga kasihan padanya" jawab ku singkat sambil merangkul lengan kevin  dan dibalas tatapan tajam oleh grace.

" vin, gue takut bawa gue sama lo ya vin, jangan tinggalin gue" sela grace tersedu sedu seolah mengalihkan perhatian kevin.

Aku  bisa membaca sandiwara yang tengah dimainkan nya saat ini setelah dicampakkan dia seperti nya akan kembali pada kevin. Aku menghela nafas berat saat dia merajuk manja pada kekasihku, aku muak dengan sikapnya saat ini, kenapa dia hadir disaat hubungan ku kembali harmonis.

Kami berjalan beriringan menuju mobil diseberang jalan, saat berada ditepi jalan tiba tiba kuliha sebuah sepeda motor melaju kencang, sontak aku kaget dan mendorong grace agar tak tertabrak hingga grace dan aku terpental ke bahu jalan.

Kevin menatap geram padaku seolah aku sengaja mencelakai grace dengan mendorong grace.

" aww..dea kok lo jahat sama gue,sakit vin " pekik grace sambil menangis tersedu sedu.

" dea, kamu kenapa kek gini, kalau gak suka sama grace bilang  bukan nya malah dorong kek gitu" ucap kevin gusar menatap tajam kearah ku  kemudian mendekati grace yang tertawa sekilas saat melihat ku.

Aku  kaget dengan kemarahan kevin, aku yang kesakitan karna kaki ku terhempas cukup kuat tak kuasa menahan buliran kristal yang menetes bukan saja karna kaki ku yang kurasa perih tapi hatiku jauh lebih sakit saat kevin membentakku kasar  dan membela grace.

" tadi ada sepeda motor mau nyerempet dia makanya aku dorong" jawab ku dengan gemetar karena menahan tangis ku.

" kan lo bisa kasih tahu gue jangan alasan deh mau mencelakai gue karena lo benci kevin bantuin gue kan" umpat grace berlebihan sambil menangis.

" aku gak nyangka kamu sekeji itu dea, kalau kamu gak suka aku bantu dia bilang jangan kayak gini, liat kakinya berdarah, sedangkan kamu gak apa apa" sahut kevin dengan nada meninggi tanpa mengetahui keadaan ku yang sebenarnya jauh lebih parah hanya saja aku menahan sakit nya.

Sakit itulah yang kurasakan dan ini amat teramat memilukan kevin menyalahkan ku dan memilih percaya pada grace tanpa menanyakan kondisi ku sekarang. Aku menangis sesegukan menahan nyeri di pergelangan kaki ku yang memar dan terluka, air mataku perlahan menetes menahan luka hati dan perasaan ku saat ini.

Kebahagian barusan seolah sirna seiring rintikan hujan yang mulai turun seolah lebih mengerti kesedihanku saat ini.

Kulihat kevin merangkul grace dan membantunya  berdiri  membiarkan aku yang masih terduduk ditepi bahu jalan, kaki ku berat untuk digerakkan dan sakit luar biasa.

" aku harus antar dea ke klinik ini mau hujan,  kamu harus belajar dewasa dea ayo berdirilah kamu bisa kan sendiri jangan kekanak kanakan, setelah itu minta maaf lah pada grace" ujar kevin datar tanpa mengacuhkan ku  seperti disambar petir ucapan nya barusan berhasil meruntuhkan kokoh nya dinding pertahanan hatiku.

" vin, tunggu aku gak kuat berdiri kaki ku keseleo" sela ku sedikit meringis saat mencoba bangkit.

Kevin menatap ku dan kaki ku wajar dia tak akan  melihat darah dan memar dikaki ku karena sedikit gelap.

" vin kaki gue sakit gak kuat vin" ucap grace memelas membuat kevin mengalihkan pandangan  nya pada grace.

" sudah lah dea,jangan mengada ngada kaki mu baik baik saja, hujan mulai turun, kalau kamu gak mau semobil dengan grace tunggulah disini aku antar dia dulu baru jemput kamu tapi kalau kamu gak mau nunggu pulang lah dulu "  ujar kevin dan berjalan menuju mobil dan melaju meninggalkan restoran tanpa perduli perasaan ku, dengan mudahnya dia membiarkan ku pulang sendiri aku kecewa saat menatap cincin berlian di jarimanis ku tanda pertunangan ku

Semua ini tak ada gunanya hancur ,sakit,kecewa,semua menjadi satu airamata ku pun pecah seiring hujan yang membasahi bumi, saat itu juga aku melepaskan cincin pengikat itu, kurasa semua cukup ini lah alasan cinta itu menyerah, aku ingin teriak aku benci kevin sangat membencinya.

Aku mencoba berdiri darah itu terus mengalir dan sakit tak terhingga disekujur tubuhku  hingga kurasa semua gelap dan entah apa yang terjadi padaku.

***

Kevin sudah sampai di klinik dan sekarang tengah menjaga grace karena harus menginap melihat kondisi kakinya yang kini berbalut perban sebenarnya tak parah tapi liciknya grace meminta diopname agar kevin lupa menjemput dea.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam,kevin tersadar dan teringat dea dia melepaskan genggaman grace dan tak menghiraukan teriakan grace memanggil nya.

Kevin melaju menerobos hujan deras dan menuju restoran. Kevin mengedarkan pandangan nya ke sekeliling tapi tak melihat keberadaan dea dan mengacak rambutnya frustasi dengan gusar.

" disuruh tunggu malah pergi, manja banget,aku tak akan mencarimu, kamu harus bersikap dewasa dea,ini kesalahanmu" umpat kevin marah karena mengira dea tak mau menunggu nya dan memilih pergi.

S

K

I

P

Dea yang tengah terbaring lemah di sebuah ruang rawat rumah sakit belum siuman sama sekali terlihat bunda dan salsa menangis disamping ranjang dea.

Seorang laki laki tengah geram mengepalkan tangan nya, ternyata ray yang menolong dea saat pingsan ditengah hujan, saat itu ray juga berada di restoran yang sama dan mengetahui segala yang terjadi termasuk kenapa grace bisa ditampar oleh kekasihnya.

"Grace lo benar benar ular, dan lo berhasil membuat hubungan sahabat gue hancur,dasar wanita sialan lo akan tahu akibat nya" gumam ray gusar dan mendekati kamar rawat dea.

Salsa memeluk bunda dea yang masih menangis mencoba menenangkan.

" tante,istarahat dulu nanti sakit biar salsa yang jaga dea ya tante" ucap salsa pelan

" tapi salsa dea kenapa belum sadar, apa dea akan sembuh dan bisa berjalan lagi kan" ujar bunda dea terisak melihat perban dikaki dea yang didiagnosa ada gangguan dan butuh waktu lama agar bisa kembali pulih seperti sedia kala.

" tante, dea pasti sembuh dia kuat tante, aku yakin dia bisa melewati ini semua" jawab salsa terisak sambil memeluk bunda dea.

BUKAN DIA TAPI AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang