Part 6

1.2K 39 1
                                    

Dua hari setelah acara pertunangan kami malam itu, aku dan kevin belum bertemu kami sibuk dengan urusan masing masing dan kevin pasti sibuk sama grace gadis pujaan nya dan aku hanya tunangan yang terabaikan sungguh miris nasib ku.

Aku menuruni anak tangga dengan terburu buru kukira Salsa sudah didepan karena kudengar ketukan pintu, hmm bunda pasti sudah ke kantor.

toook..took...

"iya tunggu sebentar" teriak ku yang buru buru menuju pintu

" gak sabar banget sih lu sa" umpat ku kesal sambil membuka pintu

" ke..kevin, ada apa?" ucap ku kaget, mimpi apa dia datang kerumah padahal dia menghindariku 2 hari belakangan ini.

" jemput lo" jawab nya datar dengan melipat kedua tangan nya di dada

" owh...tumben, gue bisa naik taksi kok" gumam ku, sebenarnya aku senang dia menjemputku tapi terlihat jelas dia tak bahagia melakukan nya.

" gak usah sok nolak, bukan nya lo seneng gue jemput,ayo buruan" tuturnya dengan wajah yang terpaksa.

" bentar, gue ambil tas dulu" sahut ku singkat.

Aku segera mengambil tas ku dan masuk ke mobil nya, kali ini aku duduk dibelakang karena kami akan menjemput grave dan didepan jatah nya Grace , aku hanya akan jadi kambing congek lagi.

Sesampai didepan rumah grace, Kevin turun dan menyambut grace mesra, aku dapat melihat sekilas dari kaca mobil, aku menghela nafas berat rasanya dadaku sesak menyaksikan ini semua tapi aku harus sadar kevin tak menginginkan ku ini semua terpaksa karena mama nya.

" aku berhak cemburu vin, kamu tunangan ku dan dia bukan siapa siapa, seharusnya aku yang diperlakukan seperti itu" bathin ku dan aku segera menghapus air mataku saat kulihat mereka akan kembali ke mobil.

" baby, nanti kita makan malam ya" tutur grace manja dan sekilas melirik ku dengan tajam.

" iya apapun yang lo mau grace" jawab kevin sambil mengusap kepala grace lembut.

Aku berusaha tenang dan tak mau melihat kedepan, aku sibuk dengan handphone ditanganku.

" ups..ada tunangan lo ya vin, gue gak lihat" ujarnya menyindir keberadaan ku.

" hmm" jawab kevin singkat seolah juga tak menginginkan keberadaan ku.

" huft...dasar cabe cabean, tu mulut emang gak bisa dijaga" bathin ku kesal.

Akhirnya kami sampai dikampus, kevin turun duluan dan membukakan pintu grace mempersilahkan grace turun layaknya sang putri, aku termangu menyaksikan keromantisan kevin dan berharap dia memperlakukan ku seperti itu.

" dea, lo ngapain bengong, turun mau didalam lo jagain mobil gue" ujar kevin membuyarkan lamunan ku.

" yaelah, iya bentar" sahut ku.

Grace tertawa meledekku, kemudian merangkul lengan kevin manja tanpa memperdulikan aku memasuki pelantaran kampus yang mulai ramai dengan penghuninya.

" sumpah ya...nyesek gue, pertunangan apa namanya kalau ujung ujung nya kagak dianggap" umpat ku kesal

" eehhh...neng, pagi pagi udah cemberut aja, cie dijemput kevin lo tadi" tutur salsa yang entah sejak kapan berdiri didekatku.

" tau ah..gelap" sahut ku bete abis dan menggamit lengan salsa menuju kampus.

***

Grace pov

Gue emang beruntung menjadi salah satu gadis populer dikampus ternama ini, siapa yang gak kenal sama gue Grace anastasya, pesona gue mampu menyihir siapapun termasuk Kevin anak pemilik kampus ini, tapi sayang nya gue cuma butuh cowok cowok kaya, sayang kan kalau cowok setampan dan digandrungi wanita sepenjuru kampus ini dianggurin, gak butuh waktu lama buat naklukin kevin yang cuek dan bersikap dingin,sekarang cuma gue yang ada dihatinya.

Gue gak peduli dia udah tunangan karena sampai kapan pun dia milik gue, bukan berarti gue setia sayang nya gue bukan gadis bodoh.

" makasih ya baby, udah antar gue ke kelas" ujar gue manja

" no problem, gue pergi dulu grace" jawab kevin singkat dan meninggalkan gue.

Viola yang melirik gue dari jauh menghampiri gue saat kevin sudah tak tampak lagi.

" hebat lo grace, naklukin tu cowok tajir. kasian amat tu cowok" celetuknya frontal

" grace gituloh, kenapa syirik lo" ujar gue membalas tatapan nya yang tajam

" biasa aja, gue tau siapa lo, bram mau lo kemana in, lo udah jadian sama tu anak" tanya viola sambil menatap wajahnya di cermin.

" belum, dia udah nembak gue tapi gue tolak apa lagi dia udah tunangan juga, mending gue milih bram lebih kaya dan pastinya menggairahkan" sahut gue dengan senyuman puas

" dasar cewek matre lo grace, apa jadinya kalau kevin tau kalau lo cuma manfaatin dia?" ujar viola penasaran

" dia gak bakal tahu, dia kan cinta mati ma gue, cukup bersandiwara aja" sahut gue

" jahat lo, tapi siapa tunangan nya, kasihan banget tunangan  ya ya" tutur viola dengan tampang sok sedih

" hahahah...lo kan sahabat gue, jadi lo tau gue lah, gak penting anak cupu doang, dea anak kedokteran yang dijodohkan sama nyokap nya, sayang nya gue gak peduli status nya" sahut gue dan berlalu meninggalkan viola yang sibuk dengan make upnya.

" grace, grace, kapan lo sadar ya" umpat viola dengan seringai licik nya.

****

Aku mengaduk aduk nasi goreng dihadapan ku sambil menopang dagu ku dengan salah satu tangan ku, 2 minggu lagi aku turun praktek dan berharap tak ada masalah yang memecah konsentrasi ku.

" vin, kapan kamu bisa menerima aku sebagai tunangan kamu" bathin ku.

" ehm..." suara deheman dari siapa lagi kalau bukan kevin

" ngapain lo kesini" ujar ku bete

" biasa aja, harusnya lo seneng kan gue disini" sahut nya kepedean

" biasa aja, gak usah kepedean lo" sahut ku kesal

" gue disuruh mama buat jemput lo ke kampus jadi jangan geer kalau gue tadi tiba tiba ada di rumah lo, lo udah tahu kan cuma grace yang gue mau, jadi jangan berharap sama gue ntar lo terluka" tutur nya tanpa memikirkan perasaan ku yang terluka dengan ucapan  ya barusan.

" nanti malam.gue jalan sama grace, tapi mama pasti gak akan bolehin gue jadi lo harus ikut biar mama tahunya gue jalan sama lo" ujar kevin menatapku tajam

" gak, gue gak mau lo kira gue kacung lo, itu urusan lo sama tante dian, ngapain kambing hitamin gue" sahut ku kesal

" gue gak mau tahu, nanti malam lo siap siap, mama pasti nelfon lo nanyain ini" ucap kevin dan kemudian pergi tanpa permisi.

" ya Allah, cobaan apa lagi ini" gumamku lirih mencoba tegar.

Tuhan, salahkah aku mencintai dia begitu dalam
akankah aku hanya persinggahan sementara
kapan hatiku menjadi rumah ternyaman untuk mu vin...

^dea^

see you next part

please vote and comment

thanks readers.....

BUKAN DIA TAPI AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang